19 April, 2010

PEMANFAATAN HASIL SAMPING USAHA DAN AGROINDUSTRI PERTANIA

PENINGKATAN KUALITAS USAHA TERNAK RUMINANSIA MELALUI PEMANFAATAN HASIL SAMPING USAHA DAN AGROINDUSTRI PERTANIAN


PENDAHULUAN


Usaha ternak ruminansia sebagai salah satu sumber protein hewani asal susu dan daging memerlukan asupan bahan pakan yang tersedia dan memiliki kualitas bagus bagi perkembangan ternak. Pakan sampai saat ini menyumbang 70% dari total pembiayaan usaha ternak. Konsep usaha ternak ruminansia yang dilakukan masyarakat Indonesia kebanyakan masih berupa usaha konvensional dengan pola pemeliharaan yang sebagian besar tradisional. Usaha peternakan yang telah intensifpun kebanyakan masih mengandalkan sumber pakan yang biasa digunakan sejak dulu. Inovasi untuk mendapatkan sumber pakan baru bagi ternak ruminansia mutlak diperlukan.
Peningkatan produksi ternak ruminansia memerlukan penyediaan jumlah pakan dalam jumlah besar, terutama pakan berserat kasar kasar (roughage) yang murah. Perluasan areal untuk penanaman pakan ternak akan semakin terbatas, terutama pada daerah padat penduduk. Disamping itu penanaman pakan ternak menghadapi beberapa kendala yaitu :
• Memerlukan investasi lahan yang mahal
• Pemeliharaan tanaman yang tidak murah
• Pengangkutan hijauan ke farm yang kontinyu (tiap hari)
• Hasil panen yang fluktuatif (tergantung musim)
• Penyimpanan yang juga mahal (kebanyakan dalam bentuk silase)
Hasil intensifikasi tanaman pangan tidak menghasilkan pangan yang lebih banyak, tetapi juga menghasilkan limbah berserat yang melimpah sehingga integrasi antara tanaman pangan dengan ternak merupakan suatu alternatif untuk mencukupi kebutuhan pakan yang murah.
Bebrrapa upaya harus dilaksanakan secara terpadu untuk meningkatkan pemanfaatn hasil samping usaha dan agroindustri pertanian (termasuk perkebunan dan kehutanan) sehingga dihasilkan bahan pakan ternak ruminansia yang berkualitas dan bernilai ekonomis. Berbagai perlakuan akan disampaikan berikut ini sebagai tambahan referensi untuk meningkatkan pemanfaatan hasil samping usaha dan agroindustri pertanian.


HASIL SAMPING USAHA DAN AGROINDUSTRI PERTANIAN SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF

Hasil samping usaha dan agroindustri pertanian (termasuk didalamnya perkebunan dan kehutanan) sebagai pakan alternatif bagi ternak ruminansia dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Observasi
2. Identifikasi
3. Penentuan perlakuan
4. Formulasi dan peningkatan nilai

Observasi
Merupakan langkah untuk memperoleh dokumentasi dan jenis hasil samping usaha dan agroindustri pertanian untuk dijadikan sebagai bahan pakan. Hasil koleksi ini terkait dengan beberapa faktor, yaitu :
a. Lokasi ketersediaan bahan baku yang dekat dengan lokasi pengumpulan
b. Kontinyuitas bahan yang selalu ada atau bila bahan tersebut bersifat musiman maka jumlah dalam setiap musim sangat berlimpah
c. Biaya penanganan dan pengangkutan murah
Identifikasi
Bahan baku pakan yang telah diperoleh segera diidentifikasi keunggulannya. Sebagai sumber protein, karbohidrat atau serat kasar.
Penentuan Perlakuan
Bahan baku pakan yang telah diidentifikasi dan ditentukan keunggulannya dilakukan penentuan perlakuan prosesing lanjutan sebelum layak dijadikan sebagai bahan baku pakan, misalnya : dikeringkan – disangrai – difermentasi – disilase atau dilayukan
Formulasi dan Peningkatan Nilai
Uji laboratorium untuk mengukur kandungan bahan pakan sebelum dan setelah perlakuan dilaksanakan sebagai tolok ukur jumlah bahan baku pakan dalam formula ransum pakan ternak ruminansia untuk ditingkatkan nilainya sebagai pakan terpisah atau sebagai pakan lengkap (complete feed)

DEDAK PADI


Dedak padi (hu’ut dalam bahasa sunda) merupakan hasil sisa dari penumbukan atau penggilingan gabah padi. Dedak tersusun dari tiga bagian yang masing-masing berbeda kandungan zatnya. Ketiga bagian tersebut adalah:
Kulit gabah yang banyak mengandung serat kasar dan mineral
• Selaput perak yang kaya akan protein dan vitamin B1, juga lemak dan mineral.
• Lembaga beras yang sebagian besar terdiri dari karbohidrat yang mudah dicerna.
Berhubung dedak merupakan campuran dari ketiga bagian tersebut diatas maka nilai/martabatnya selalu berubah-ubah tergantung dari proporsi bagian-bagian tersebut.
Menurut kelas nilainya, dedak dibagi menjadi empat kelas, yaitu:
• Dedak Kasar
Adalah kulit gabah halus yang bercampur dengan sedikit pecahan lembaga beras dan daya cernanya relatif rendah.
Analisa kandungan nutrisi: 10.6% air, 4.1% protein, 32.4% bahan ekstrak tanpa N, 35.3% serat kasar, 1.6% lemak dan 16% abu serta nilai Martabat Pati 19
Sebenarnya dedak kasar ini sudah tidak termasuk sebagai bahan makanan penguat (konsentrat) sebab kandungan serat kasarnya relatif terlalu tinggi (35.3%)
• Dedak halus biasa
Merupakan hasil sisa dari penumbukan padi secara tradisional (disebut juga dedak kampung). Dedak halus biasa ini banyak mengandung komponen kulit gabah, juga selaput perak dan pecahan lembaga beras. Kadar serat kasarnya masih cukup tinggi akan tetapi sudah termasuk dalam golongan konsentrat karena kadar serat kasar dibawah 18%. Martabat Pati nya termasuk rendah dan hanya sebagian kecil saja yang dapat dicerna.
Analisa nutrisi: 16.2% air, 9.5% protein, 43.8% bahan ekstrak tanpa N, 16.4% serat kasar, 3.3% lemak dan 10.8% abu serta nilai Martabat Pati (MP) nya 53
• Dedak lunteh
Merupakan hasil ikutan dari pengasahan/pemutihan beras (slep atau polishing beras). Dari semua macam dedak, dedak inilah yang banyak mengandung protein dan vitamin B1 karena sebagian besar terdiri dari selaput perak dan bahan lembaga, dan hanya sedikit mengandung kulit. Di beberapa tempat dedak ini disebut juga dedak murni.
Analisa nutrisi: 15.9% air, 15.3% protein, 42.8% bahan ekstrak tanpa N, 8.1% serat kasar, 8.5% lemak, 9.4% abu serta nilai MP adalah 67.
• Bekatul
Merupakan hasil sisa ikutan dari pabrik pengolahan khususnya bagian asah/slep/polish. Lebih sedikit mengandung selaput perak dan kulit serta lebih sedikit mengandung vitamin B1, tetapi banyak bercampur dengan pecahan-pecahan kecil lembaga beras (menir). Oleh sebab itu masih dapat dimanfaatkan sebagai makanan manusia sehingga agak sukar didapat.
Analisa nutrisi: 15% air, 14.5% protein, 48.7% lemak dan 7.0% abu serta nilai MP adalah 70.
Dalam perdagangan harus cukup teliti dan waspada karena dedak sering dipalsukan dengan mencampur kulit gabah (dedak kasar) yang telah digiling halus ke dalam dedak halus, lunteh atau bekatul.

DEDAK JAGUNG
Dedak jagung merupakan hasil sisa ikutan dari penggilingan jagung yang banyak terdapat di daerah-daerah yang makanan pokok dari penduduknya adalah jagung, seperti Madura dan daerah industri dan pertanian Jagung lainnya. Dedak jagung sangat baik diberikan pada ternak hanya cara penyimpanannya yang agak sukar karena bersifat higroskopis sehingga mudah menjadi lembab sehingga cepat rusak.
Analisa nutrisi: 9.9% air, 9.8% protein, 61.8% bahan ekstrak tanpa N, 9.8 serat kasar, 6.4% lemak dan 2.3% abu serta nilai Martabat Pati (MP) adalah 68.

BUNGKIL KELAPA
Karena minyak kelapa menduduki tempat pertama dalam memenuhi kebutuhan manusia akan minyak goreng, bungkil kelapa sangat mudah didapatkan. Harganya pun jauh lebih murah bila dibandingkan dengan bungkil kacang tanah. Kadar proteinnya paling rendah diantara bungkil-bungkil yang lain, namun nilai martabat makanannya cukup tinggi karena zat-zat yang dikandung bungkil kelapa mudah dicerna.
Yang disebut bungkil kelapa ini biasanya adalah hasil sisa dari pembuatan dan ekstraksi minyak kelapa yang didapat dari daging kelapa yang telah dikeringkan terlebih dahulu.
Sangat baik diberikan pada sapi perah sebab dapat meningkatkan kadar lemak susu sehingga meningkatkan kualitas susu. Pemberiannya tergantung pada berat badannya yaitu antara 1.5 - 2.5 kg/ekor/hari. Sedangkan untuk babi antara 0.75 - 1.5kg/ekor/hari. Baik pula diberikan pada ayam dengan pemberian sampai +/- 25%.
Untuk kuda juga dapat diberikan hanya dalam jumlah sedikit dan dicampur dengan gabah atau dedak, sebab apabila terlalu banyak dapat menyebabkan diare.
Analisa nutrisi: 11.6% air, 18.7% protein, 45.5% bahan ekstrak tanpa N, 8.8% serat kasar, 9.6% lemak dan 5.8% abu serta nilai Martabat Pati (MP) 81.

BUNGKIL KACANG TANAH
Bungkil ini sekarang mudah didapat karena sudah banyak pabrik-pabrik minyak kacang, baik pabrik modern maupun yang masih sederhana. Kadar proteinnya paling tinggi diantara bungkil bungkil yang lain yang umum digunakan.
Baik untuk digunakan sebagai komposisi dalam ransum konsentrat untuk sapi, babi dan ayam. Hanya perlu dibatasi jumlah pemberiannya karena kadar lemaknya yang cukup tinggi dan harganya relatif mahal.
Analisa nutrisi: 6.6% air, 42.7% protein, 27% bahan ekstrak tanpa N, 8.9% serat kasar, 8.5% lemak dan 6.3% abu serta nilai MP adalah 80.

ONGGOK
Merupakan hasil sisa dalam pembuatan tepung kanji. Dapat diberikan pada ternak sapi dan babi sebagai komposisi ransumnya. Ampas ketela pohon ini berguna sebagai sumber karbohidrat untuk stimulasi dalam pembuatan silase.
Analisa nutrisi: 18.3% air, 0.8% protein, 78% bahan ekstrak tanpa N, 2.2% serat kasar, 0.2% lemak dan 2.5% abu serta nilai MP adalah 76.

KULIT ARI KEDELAI (KLECI)
Merupakan hasil sortir penggilingan kacang kedelai yang digunakan untuk proses pembuatan tahu dan tempe. Karena merupakan kulit, maka bahan baku pakan ini perlu diberi perlakuan berupa perebusan (minimal perendaman) untuk meningkatkan kecernaan bahan. Ciri umum limbah seperti itu, mengandung serat kasar (selulosa, lignoselulosa dan hemiselulosa) yang tinggi. Molekul kompleks ini sebenarnya tersusun dari ikatan rantai panjang glukosa (ikatan 1,6 - beta glukosidik).
Secara alamiah, di dalam rumen serat akan dibongkar (degradasi) oleh mikrobia selulolitik menjadi molekul yang lebih sederhana, termasuk glukosa. Molekul sederhana ini akan disintesa oleh mikrobia untuk membuat asam-asam lemak dan protein, yang nantinya diserap usus halus.
Semakin mudah pakan didegradasi oleh mikrobia maka semakin cepat laju sintesa itu, nutrien yang diserap usus halus akan makin banyak pula. Sehingga pertumbuhan sapi pun semakin baik.
Tanpa perlakuan khusus, nilai kecernaan pakan rendah alias sulit didegradasi karena kuatnya ikatan 1,6 - beta glukosidik. Laju sintesa asam lemak dan protein pun lambat karena harus melalui tahap pemecahan serat di dalam rumen.
Cara lain yang umum dipakai untuk memecah – atau setidaknya merenggangkan – ikatan 1,6- beta glukosidik adalah dengan fermentasi dan pemanasan. Fermentasi memerlukan waktu lebih lama dan tempat khusus, sementara dengan pemanasan, peternak perlu mengeluarkan biaya bahan bakar.
Menurut penelitian, pemanasan mampu meningkatkan nilai kecernaan kleci hingga mencapai 90%, meningkat 25 – 30 % dibanding jika diberikan apa adanya. Selain itu laju pencernaan pakan menjadi 4 jam, 2 jam lebih cepat dari umumnya. Hal ini disebabkan karena pakan lebih mudah dicerna. Dengan demikian sapi bisa makan dengan porsi lebih banyak dalam sehari.

Fermentasi Jerami Padi
Proses fermentasi Jerami Padi memerlukan lokasi yang ternaungi beralas tanah. Fermentasi jerami padi dimaksudkan untuk memanfaatkan hasil samping usaha pertanian padi dan meningkatkan kualitas jerami padi agar dapat dijadikan sebagai sumber pakan berserat ternak rumiansia.
Proses Fermentasi Jerami Padi :
1. Jerami ditumpuk dan dipadatkan dengan cara dinjak-injak dengan ketinggian 50cm pada lokasi ternaungi beralas tanah
2. Diatas tumpukan tersebut diperciki tetes tebu sebanyak 2 liter/ton (bila tidak ada tetes tebu dapat digunakan urea sebanyak 0,3% dari berat jerami) dan atau Probiotik
3. Diatas tumpukan pertama diberi lagi jerami dan dipadatkan dengan cara dinjak-injak dengan ketinggian 50cm serta diperciki tetes tebu sebanyak 2 liter/ton (bila tidak ada tetes tebu dapat digunakan urea sebanyak 0,3% dari berat jerami) dan atau Probiotik
4. Perlakuan yang sama dilakukan sampai terbentuk beberapa tumpukan (tinggi minimal tumpukan adalah 1,5 meter)
5. Setelah terbentuk tumpukan yang dimaksud, dilakukan penyiraman untuk memberi kadar air tumpukan min 60% (kondisi yang baik untuk pertumbuhan mikroba fermentor). Lakukan penutupan bagian atas tumpukan dengan karung plastik atau kardus atau daun lebar
6. Biarkan terjadi proses fermentasi selama 14 hari
7. Setelah 14 hari, tumpukan dibongkar dan dikeringkan atau diangin-anginkan sampai kering sebagai stok pakan atau dapat juga langsung diberikan sebagai pakan berserat untuk ternak ruminansia

Hasil laboratorium pengujian Jerami Segar dan jerami Fermentasi
Hasil Analisa Jerami Segar Jerami Fermentasi
Air 59.16 10,17
Abu 24,5 19,87
Protein Kasar 4,3 9,03
Lemak 2,5 1,52
Serat Kasar 33,8 31,8

Diuji oleh : Fakultas Teknologi Pertanian UGM – Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian
Sumber : LHM – Research Station, Makalah Pelatihan Integrated Farming System


Pelepah dan Daun Kelapa Sawit
Pelepah dan Daun Kelapa Sawit dapat dijadikan sebagai pakan berserat ternak ruminansia dengan cara dichopper (dicacah) terlebih dahulu dan dilayukan selama satu malam

Lumpur Sawit
Lumpur hasil agroindustri pengolahan kelapa sawit dapat dijadikan sebagai pengganti bekatul sampai 80% dengan cara melakukan pengeringan lumpur sawit dan digiling menjadi tepung

Serat Sawit

Serat buah kelapa sawit dapat dijadikan sebagai sumber bahan baku pakan berserat dengan cara difermentasi. Proses fermentasi serat sawit sama dengan proses fermentasi jerami padi sebagai berikut :

Proses Fermentasi Serat Sawit :
1. Serat Sawit ditumpuk dan dipadatkan dengan cara dinjak-injak dengan ketinggian 50cm pada sebuah wadah dari kayu dengan dinding papan yang tidak rapat (untuk sirkulasi udara) pada lokasi ternaungi
2. Diatas tumpukan tersebut diperciki tetes tebu sebanyak 2 liter/ton (bila tidak ada tetes tebu dapat digunakan urea sebanyak 0,3% dari berat serat sawit), lumpur hasil samping agroindustri kelapa sawit sebanyak 5% dari total serat sawit dan atau Probiotik
3. Diatas tumpukan pertama diberi lagi serat sawit dan dipadatkan dengan cara dinjak-injak dengan ketinggian 50cm serta diperciki tetes tebu sebanyak 2 liter/ton (bila tidak ada tetes tebu dapat digunakan urea sebanyak 0,3% dari berat serat sawit), lumpur hasil samping agroindustri kelapa sawit sebanyak 5% dari total serat sawit dan atau Probiotik
4. Perlakuan yang sama dilakukan sampai terbentuk beberapa tumpukan (tinggi minimal tumpukan adalah 1,5 meter)
5. Setelah terbentuk tumpukan yang dimaksud, dilakukan penyiraman untuk memberi kadar air tumpukan min 60% (kondisi yang baik untuk pertumbuhan mikroba fermentor) Lakukan penutupan bagian atas tumpukan dengan karung plastik atau kardus atau daun lebar
6. Biarkan terjadi proses fermentasi selama 14 – 21 hari
7. Setelah 14 – 21 hari, tumpukan dibongkar dan dikeringkan atau diangin-anginkan sampai kering sebagai stok pakan atau dapat juga langsung diberikan sebagai pakan berserat untuk ternak ruminansia

FERMENTASI KULIT BUAH COKELAT
Tanaman Cacao (cokelat) akan menghasilkan :
1. Biji Cokelat
2. Kulit Biji Cokelat
3. Kulit Buah Cokelat (cacao pod)
Teknik fermentasi kulit buah cacao adalah :
1. Kulit buah kakao (cacao pod) segar (kadar air ± 85 %) diturunkan kadar airnya sampai ± 70% dengan cara dikeringkan sinar matahari selama 6 jam penyinaran.
2. Kulit buah kakao difermentasi dengan menggunakan 3 kg Probiotik dan 6 kg Urea/ton kulit buah kakao pada lokasi ternaungi
3. Lakukan penutupan bagian atas tumpukan dengan karung plastik atau kardus atau daun lebar. Biarkan terjadi fermentasi selama 14 hari
4. Setelah 14 hari lakukan pembongkaran tumpukan, dikeringkan dan digiling dengan lobang saringan 50 mm.
Tujuan Fermentasi adalah untuk menaikan daya cerna melalui menyederhakan ikatan struktur kompleks pada kulit buah cokelat, palatabilitas (nilai kesukaan ternak) dan penyerapan nutrisi kulit buah cokelat. Fermentasi juga dilakukan untuk meredam efek buruk racun theobromine dan asam fitat yang dapat menyebabkan diare dan penurunan daya serap usus pada ternak ruminansia.


Catatan :

Pada Unggas, pemberian kulit buah cokelat segar akan member efek zat anti nutrisi, yaitu theobromine (3,7 dimethylxan-tine) sebagaimana dilakukan oleh Wong et. al., 1986, menunjukkan bahwa konsumsi theobromine pada unggas ternyata mengganggu pertumbuhan, menurunkan produksi telur, terjadi lesi pada usus halus dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Diduga, menurunnya kecernaan bahan kering, protein kasar maupun energi termetabolis yang sejalan dengan kenaikan pemakaian kulit buah cokelat dalam ransum karena adanya racun theobromine tersebut.


FERMENTASI AMPAS TEBU
Proses fermentasi ampas tebu (bagassilo) memiliki prinsip yang sama dengan fermentasi jerami padi. Ampas tebu memiliki kandungan lignin yang tinggi (+ 19,7%), kandungan protein rendah (+ 2%) dan Total Digestible Nutrientnya (TDN) rendah (+ 28%) sehingga perlu dilakukan perlakuan khusus dengan tujuan :
1. Struktur lignin dapat disederhanakan sehingga bermanfaat dan dapat meningkatkan nilai tukar kation pada pakan
2. Nilai Total Digestible Nutrient (kecernaan) dan kandungan protein dapat meningkat sehingga memenuhi syarat sebagai pakan ternak ruminansia.
Keunggulan ampas tebu dibanding jerami padi adalah rendahnya kandungan silica.
Proses Fermentasi Ampas Tebu :
1. Ampas Tebu ditumpuk dan dipadatkan dengan cara dinjak-injak dengan ketinggian 50cm pada sebuah wadah dari kayu dengan dinding papan yang tidak rapat (untuk sirkulasi udara) pada lokasi ternaungi
2. Diatas tumpukan tersebut diperciki tetes tebu sebanyak 4 liter/ton (bila tidak ada tetes tebu dapat digunakan urea sebanyak 0,6% dari ampas tebu), pupuk TSP sebanyak 0,2%, pupuk ZA sebanyak 0,2% dan atau Probiotik
3. Diatas tumpukan pertama diberi lagi ampas tebu dan dipadatkan dengan cara dinjak-injak dengan ketinggian 50cm serta diperciki tetes tebu sebanyak 4 liter/ton (bila tidak ada tetes tebu dapat digunakan urea sebanyak 0,6% dari berat ampas tebu), pupuk TSP sebanyak 0,2%, pupuk ZA sebanyak 0,2% dan atau Probiotik
4. Perlakuan yang sama dilakukan sampai terbentuk beberapa tumpukan (tinggi minimal tumpukan adalah 1,5 meter)
5. Setelah terbentuk tumpukan yang dimaksud, dilakukan penyiraman untuk memberi kadar air tumpukan min 60% (kondisi yang baik untuk pertumbuhan mikroba fermentor) Lakukan penutupan bagian atas tumpukan dengan karung plastik atau kardus atau daun lebar
6. Biarkan terjadi proses fermentasi selama 14 – 21 hari
7. Setelah 14 – 21 hari, tumpukan dibongkar dan dikeringkan atau diangin-anginkan sampai kering sebagai stok pakan atau dapat juga langsung diberikan sebagai pakan berserat untuk ternak ruminansia

FERMENTASI PUCUK TEBU

Pucuk tebu memiliki proporsi sebesar 23% dari seluruh batang tebu. Proses fermentasi pucuk tebu (cane top) memiliki prinsip yang sama dengan fermentasi jerami padi dan ampas tebu.
Proses Fermentasi Pucuk Tebu :
1. Pucuk Tebu dipotog-potong dengan panjang 5 – 7,5 cm lalu ditumpuk dan dipadatkan dengan cara dinjak-injak dengan ketinggian 50cm pada lokasi ternaungi
2. Diatas tumpukan tersebut diperciki tetes tebu sebanyak 2 liter/ton (bila tidak ada tetes tebu dapat digunakan urea sebanyak 0,3% dari berat pucuk tebu) dan atau Probiotik
3. Diatas tumpukan pertama diberi lagi pucuk tebu dan dipadatkan dengan cara dinjak-injak dengan ketinggian 50cm serta diperciki tetes tebu sebanyak 4 liter/ton (bila tidak ada tetes tebu dapat digunakan urea sebanyak 0,6% dari berat pucuk tebu) dan atau Probiotik
4. Perlakuan yang sama dilakukan sampai terbentuk beberapa tumpukan (tinggi minimal tumpukan adalah 1,5 meter)
5. Setelah terbentuk tumpukan yang dimaksud, dilakukan penyiraman untuk memberi kadar air tumpukan min 60% (kondisi yang baik untuk pertumbuhan mikroba fermentor) Lakukan penutupan bagian atas tumpukan dengan karung plastik atau kardus atau daun lebar
6. Biarkan terjadi proses fermentasi selama 14 hari
7. Setelah 14 hari, tumpukan dibongkar dan dikeringkan atau diangin-anginkan sampai kering sebagai stok pakan atau dapat juga langsung diberikan sebagai pakan berserat untuk ternak ruminansia

FERMENTASI TONGKOL JAGUNG
Pemanfaatan tongkol jagung sampai saat ini hanya digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak dan belum imanfaatkan secara maksimal. Tongkol jagung selain klobot (seludang luar buah jagung) dapat digunakan sebagai pakan ternak ruminansia setelah diberi perlakuan fermentasi. Fermentasi tongkol jagung dilakukan karena memiliki kandungan lignin, sellulosa, hemisellulosa dan silika yang masih cukup tinggi.
Kandungan lignin dan silika yang tingi dapat menghambat kemampuan mikroflora dalam rumen untuk mencerna. Peningkatan kecernaan tongkol jagung dapat dilakukan dengan melaukan fermentasi dengan cara :
1. Tongkol jagung digiling sampai sebesar pipilan buah jagung
2. Dilakukan fermentasi dengan menggunakan probiotik sebanyak 15 gram/10 kg tongkol jagung
3. Kelembaban awal sebesar 60%
4. Lama proses fermentasi selama 4 – 5 hari
Tongkol jagung fermentasi dapat digunakan sebagai pengganti dedak sampai 67%

KULIT SINGKONG
Kulit umbi ubi kayu/singkong dapat digunakan sebagai sumber serat kasar dan energi bagi ternak ruminansia. Caranya adalah dengan melakukan pengeringan untuk mengurangi pengaruh sianida (zat anti nutrisi pada ubi kayu), setelah kering kemudian kulit ubi kayu tersebut digiling dan dicampur dengan bahan pakan lain sebagai pakan penguat (konsentrat)

AMPAS TAHU

Merupakan hasil samping proses pembuatan tahu yang memiliki kandungan Protein Kasar mencapai 21,16% dengan kondisi bahan baku sudah dimasak sehingga memiliki kecernaan yang cukup tinggi. Hanya saja Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen yang tinggi membuatnya sulit untuk difermentasi sehingga memerlukan bantuan bahan baku lain yang memiliki kandungan air rendah sehingga mampu mencapai kadar air optimum (sebesar 60 – 70%) untuk mempercepat proses fermentasi asam lemak dan meningkatkan daya tahan sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Bahan baku yang dapat digunakan untuk fermentasi adalah dedak atau onggok.

Fermentasi Ampas Tahu

1. Ampas tahu dimasukkan dalam karung plastik, lalu diinjak-injak atau dipadatkan untuk menghilangkan kadar air
Campurkan dedak atau onggok dengan perbandingan Ampas Tahu : Dedak/Onggok = 75 : 25 secara merata
2. Siapkan drum plastik dan kantong plastik yang masih baik (tidak bocor) lalu lapisi bagian dalam drum dengan kantong plastik
3. Masukkan campuran kedalam drum plastik sambil dipadatkan
4. Sisa kantong plastik diikat dengan kuat dan dipastikan bahwa tidak ada udara yang masuk kedalam drum plastik
5. Tutup rapat drum plastik, bila perlu beri pemberat diatasnya (ban dengan batu diatasnya) agar air dan udara tertekan
6. Simpan sampai 21 hari, daya penyimpanan dapat mencapai 6 bulan apabila jaminan kedap udara didalam drum plastik terpenuhi
7. Aplikasi pemberian pada ternak, sebaiknya ditambah dengan mineral, karena ampas tahu mengandung Kalsium dan Phosphor yang rendah

AMPAS BIR

Merupakan hasil samping proses pembuatan bir yang berasal dari gandum. Sama seperti ampas tahun ampas bir memiliki kandungan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen yang tinggi membuatnya sulit untuk difermentasi sehingga memerlukan bantuan bahan baku lain yang memiliki kandungan air rendah sehingga mampu mencapai kadar air optimum (sebesar 60 – 70%) untuk mempercepat proses fermentasi asam lemak dan meningkatkan daya tahan sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Bahan baku yang dapat digunakan untuk fermentasi adalah dedak atau onggok.

Fermentasi Ampas Bir
1. Ampas bir dimasukkan dalam karung plastik, lalu diinjak-injak atau dipadatkan untuk menghilangkan kadar air
2. Campurkan dedak atau onggok dengan perbandingan Ampas Bir : Dedak/Onggok = 75 : 25 secara merata
3. Siapkan drum plastik dan kantong plastik yang masih baik (tidak bocor) lalu lapisi bagian dalam drum dengan kantong plastik
4. Masukkan campuran kedalam drum plastik sambil dipadatkan
5. Sisa kantong plastik diikat dengan kuat dan dipastikan bahwa tidak ada udara yang masuk kedalam drum plastik
6. Tutup rapat drum plastik, bila perlu beri pemberat diatasnya (ban dengan batu diatasnya) agar air dan udara tertekan
7. Simpan sampai 21 hari, daya penyimpanan dapat mencapai 6 bulan apabila jaminan kedap udara didalam drum plastik terpenuhi

Silase
Dr. Wayne K. Coblentz, seorang assistant professor dari University of Arkansas melalui jurnal ilmiahnya menyatakan bahwa silase adalah suatu produk yang dihasilkan dari pemanenan tanaman makanan ternak/hijauan pada kadar air (moisture content) yang tinggi (lebih besar dari 50%) kemudian hasil panen tersebut difermentasikan dalam lubang, menara (tower), parit (trench), atau plastik silo. Idealnya, proses ini harus terjadi tanpa kehadiran oksigen (total absence of oxygen). Proses fermentasi dalam pembuatan silase dibantu oleh mikroorganisme dalam kondisi anaerob/hampa udara (air tight) yang mengubah karbohidrat atau gula tanaman (plant sugars) menjadi asam laktat oleh Lactobacillus Sp. Silase dapat menekan proses aktivitas bakteri pembusuk yang akan menurunkan mutu hijauan sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lama. Pengetahuan tentang fermentasi hijauan dengan mengunakan silase diperkirakan telah berusia lebih dari 3000 tahun. Beberapa silo (tempat pembuatan silase) telah ditemukan pada reruntuhan Chartage yang mengindikasikan bahwa silase telah dibuat di sana sekira 1200 tahun sebelum masehi. Tercatat pula bahwa bangsa Jerman pada abad pertama telah menyimpan hijauan makanan ternak dalam lubang di tanah. Pada pertengahan abad ke-19, silase rumput dan gula bit telah menyebar ke Eropa (Siefers, 2000).
Hijauan yang melebihi kebutuhan dan melimpah di musim hujan jika dibiarkan di udara terbuka akan terjadi penurunan nilai gizi yang disebabkan mikroorganisme aerob. Oleh karena itu, hijauan perlu diawetkan dengan pembuatan silase. Hijauan seperti batang dan daun jagung (Zea mays) sudah dipakai meluas sebagai bahan pembuatan silase. Hijauan terbaik yang telah diperoleh tersebut harus dipotong atau dicacah terlebih dahulu sebelum pembuatan silase dengan maksud untuk meningkatkan volume dan mempercepat proses fermentasi. Setelah itu, hijauan harus segera dimasukan kedalam silo dengan kepadatan tinggi kemudian ditutup dengan cepat untuk mencegah masuknya oksigen. Di dalam silo inilah hijauan akan difermentasi atau diawetkan sampai tiba saat diberikan pada ternak.
Pembuatan silase memang sederhana, namun jika dilihat dari aspek teknologi maka di dalam pembuatan silase ini terdapat proses fermentasi dan proses-proses lain yang sangat kompleks dimana melibatkan faktor mikrobiologi, kimia, dan fisik. Proses pembuatan silase dinamakan ensilase. Prinsip dasarnya adalah fermentasi dalam kondisi asam dan anaerob. Dua kondisi tersebut merupakan kunci keberhasilan dalam pembuatan silase. Beberapa aspek yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan silase antara lain kandungan oksigen dalam silo, kandungan gula dan air pada bahan, dan temperatur. Penghilangan oksigen ini sangat penting karena menurut Dr. Wayne K. Coblentz, sel tumbuhan tidak langsung mati pada saat pemanenan, namun sel tersebut terus bernapas. Apabila oksigen masih terdapat pada silo, maka gula (plant sugars) akan teroksidasi (oxidized) dan hal ini sangat merugikan karena gula sangat esensial dalam fermentasi sehingga oksidasi ini harus dicegah dengan cara pengeluaran oksigen. Oksidasi gula tanaman pun akan menurunkan nilai energi dari hijauan dan secara tidak langsung akan meningkatkan komponen serat yang memliki kecernaan rendah bagi ternak. Oleh karena itu, kandungan oksigen dalam silo harus dibatasi sehingga tercipta kondisi anaerob. Gula pada hijauan berguna sebagai substrat primer (primary substrate) bagi bakteri penghasil asam laktat yang akan menurunkan pH atau derajat keasaman (acidity) pada silase sehingga silase akan stabil dan awet pada waktu yang lama. Apabila kandungan gula pada bahan ini rendah, maka fermentasi tidak akan berjalan sempurna. Hal tersebut dikarenakan ketidakhadiran bakteri penghasil asam laktat. Fermentasi akan berlangsung secara maksimal pada saat gula tersebut difermentasi oleh bakteri penghasil asam laktat. Pembuatan silase dalam skala besar dengan jumlah yang sangat banyak, harus dilakukan pemilihan hijauan/bahan yang memiliki kandungan gula tinggi. Jika kandungan gula pada hijauan kurang, maka perlu dilakukan penambahan zat aditif untuk sumber substrat (substrate sources) bagi bakteri penghasil asam laktat. Aditif yang digunakan tentu harus merupakan bahan yang mengandung gula yang salah satunya adalah molases (produk sampingan dari ekstraksi gula yang berasal dari tumbuhan). Bahan aditif lainnya bagi silase biasanya berupa bakteri inokulan (bacterial inoculants) dan enzim. David K. Combs, dari University Wisconsin-Madison menggolongkan bakteri inokulan silase menjadi dua, yaitu bakteri homofermentatif dan bakteri heterofermentatif. Bakteri homofermentatif merupakan bakteri yang umum dalam menghasilkan asam laktat, contohnya adalah Lactobacillus plantarum, L. Acidophilus, Pediococcus cerevisiae, P. Acidilactici dan Enterococcus faecium. Organisme ini telah menunjukan kemampuannya dalam menurunkan pH selama proses fermentasi, mengurangi tingkat kehilangan bahan kering (dry matter) silase, sehingga performans ternak dapat meningkat. Namun, silase yang difermentasi dengan bakteri homofermentatif ini kurang stabil ketika diekspos ke udara karena asam laktat yang dproduksi oleh bakteri homofermentatif ini dapat dimetabolis dengan cepat oleh beberapa spesies ragi (yeast) dan jamur (mold).
Bakteri heterofermentatif dapat menghasilkan asam laktat dan asetat dalam proses fermentasi, contohnya adalah Lactobacillus buchneri. Bakteri heterofermentatif ini dapat mengurangi pertumbuhan ragi dan silase akan terlindung oleh suhu yang tinggi saat diekspos ke udara. Keuntungan ekonomis dari penggunaan Lactobacillus buchneri sebagai inokulan bergantung pada jumlah hijauan yang dapat disimpan dengan mengurangi penyusutan (losses) yang diasosiasikan dengan ketidaksatabilan aerob. Kandungan air pada bahan merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada proses fermentasi. Kandungan air yang optimal pada bahan dalam keadaan segar berkisar antara 60-70% atau 65%. Dalam persentase air sebanyak itu akan sangat mendukung dalam proses fermentasi dan penghilangan oksigen pada silo saat pengemasan. Persentase kandungan air yang terlalu tinggi pada bahan akan menyebabkan tingginya konsentrasi asam butirat (butiryc acid) dan amonia, silase seperti ini akan memiliki keasaman yang kurang (pH tinggi). Hal tersebut akan menyebabkan bau yang menyengat pada silase sehingga tidak akan dikonsumsi oleh ternak. Kelebihan kandungan air pada bahan pun akan menyebabkan fermentasi clostridial yang tidak diinginkan.
Pengontrolan temperatur silase sangat penting dilakukan agar berlangsung proses fermentasi karena pengontrolan temperatur sangat mendukung dalam pembentukan asam laktat. Reaksi antar gula (sugars) dengan oksigen akan menghasilkan karbondioksida, air, dan panas (heat). Untuk mengurangi suhu yang tinggi, maka harus dilakukan pengeluaran oksigen dari silo. Temperatur silase harus dipertahankan dimana fermentasi dapat berjalan secara optimal dan pembentukan bakteri asam laktat dapat berlangsung. Apabila beberapa aspek tadi telah diperhatikan dengan baik, maka kemungkinan akan diperoleh silase dengan kualitas baik pula. Dinas Peternakan Jawa Barat memiliki standar kualitas silase yang baik dan layak untuk menjadi pakan ternak. Ada empat indikator yang digunakan dalam menilai kualitas tersebut, yaitu wangi, rasa, warna, dan sentuhan. Silase yang baik memiliki wangi seperti buah-buahan dan sedikit asam, sangat wangi dan terdorong untuk mencicipinya dengan rasa yang manis dan terasa asam seperti youghurt. Warna kualitas silase yang baik adalah berwarna hijau kekuning-kuningan dan kering. Meskipun demikian, silase tidak akan pernah lebih baik dari hijauan aslinya karena adanya sejumlah tertentu zat makanan akan hilang selama proses fermentasi yang berjalan tidak sempurna. Silase pun bersifat slighty laxative atau bersifat pencahar yang dapat disebabkan bahan aditif seperti molases dengan kandungan kalium tinggi sehingga pemberian silase sebaiknya dicampur dengan hijauan kering (dry roughage) non-legum yang bersifat constipaty.




Parameter Kualitas Silase yang baik dan layak sebagai pakan ternak

Pengeringan Tanaman Pakan Ternak

Hay adalah pengawetan hijauan pakan ternak (misalnya : rumput gajah, rumput raja, batang dan daun jagung) yang sengaja dipotong dan dikeringkan dengan bantuan sinar matahari atau dengan alat pengering sehingga hijauan memiliki kadar air 10 – 15%. Pembuatan hay tanaman pakan ternak dapat dilakukan dengan cara memotong atau mencincang tanaman (cincangan halus terutama dilakukan pada bagian batang) dan selanjutnya dijemur pada hamparan lokasi yang memiliki intensitas penyinaran yang baik atau pada alat pengering.
Untuk proses pembuatan hay melalui penjemuran dilakukan pembalikan agar pengeringan bahan dapat berlangsung secara merata. Pada waktu sore hari atau menjelang turun hujan, bahan dikumpulkan dan ditumpuk serta ditutup dengan terpal plastik. Hal ini dilakukan untuk melindungi bahan dari embun yang turun dimalam hari dan atau air hujan. Pada keesokan harinya tumpukan kembali dijemur disertai pembalikan untuk meratakan proses pengeringan. Pencapaian kadar air sebesar 10 – 15% biasanya memerlukan waktu 3 – 5 hari atau setelah tidak terjadi penurunan berat bahan saat penimbangan. Selanjutnya dilakukan pengemasan dengan cara memasukkan bahan kedalam wadah untuk memudahkan penyimpanan. Lokasi penyimpanan sebaiknya merupakan lokasi yang bersih dan kering serta terhindar dari air hujan. Susunan wadah penyimpanan yang rapi dan diberi jarak antar tumpukan sehingga akan memudahkan pengambilan dan jumlah hay yang disimpan akan lebih banyak.
Pemberian hay dapat dilakukan langsung pada ternak tanpa perlakuan apapun. Hay dapat diberikan sebagai pakan tunggal untuk ternak. Kebanyakan ternak ruminansia memiliki tingkat kesukaan yang tinggi, karena hay yang diproses dengan baik memiliki bau seperti daun dan batang jagung segar dan rasanya manis. Bila ternak belum mau, maka pemberian dapat dilakukan sedikit demi sedikit sampai ternak memiliki tingkat kesukaan yang baik. Satu kilogram hay setara dengan tujuh kilogram tanaman pakan ternak segar.


DAFTAR ISTILAH LAIN
Angka Manfaat: angka persentasi yang menunjukkan perbandingan antara energi netto dengan energi zat-zat makanan yang dapat dicerna dari bahan makanan yang bersangkutan.
Abu: Zat-zat mineral yang ditentukan dengan membakar makanan (zat organik).
Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN): Bagian dari bahan makanan yang mengandung karbohidrat, gula dan pati.
Bahan Kering (BK): Berat konstan bahan makakan setelah dihilangkan kandungan airnya dengan pemanasan 105 derajat celcius.
Daya Cerna: Persentase makanan yang dimakan dibanding denagn yang dikeluarkan sebagai faeces/tinja.
Energi Bruto: Semua panas yang bebas pada pembakaran, panas ini dihasilkan dari suatu makanan yang seluruhnya dibakar sehingga menghasilkan zat-zat terakhir seperti CO2, H2O, dan gas lain.
Energi Dapat Dicerna (Digestible Energy): Nilai energi bruto bahan makanan dikurangi zat-zat yang tidak dapat dicerna (energi dalam faeces).
Energi Netto: Energi tersedia dikurang energi thermis.
Energi Thermis: Energi yang dipergunakan untuk pengunyahan dan proses pencernaan.
Imbangan Protein (IP): Imbangan antara protein yang dapat dicerna dengan zat-zat makanan lainnya yang dapat dicerna dalam ransum.
Kalori (cal): Jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram/ 1 kg air dari 14.5 derajat celcius menjadi 15.5 derajat celcius.
Makanan Penguat (konsentrat): Bahan makanan yang tinggi kadar zat-zat makanan seperti protein atau karbohidrat dan rendahnya kadar serat kasar (dibawah 18%)
Martabat Pati (MP): Angka yang menunjukkan jumlah pati (dalam satuan kg) yang sama besar dayanya dengan 100kg bahan makanan/ransum dalam membentuk lemak yang sama banyaknya dalam tubuh.
Metabolisme Energi (ME): Nilai energi yang terhimpun pada zat-zat yang dapat dicerna dikurangi nilai energi yang keluar sebagai air kencing (urine) dan gas-gas usus.
Protein: Bagian bahan makanan yang mengandung persenyawaan nitrogen yang disusun oleh asam-asam amino esensial dan non-esensial.
Protein Dapat Dicerna (Pdd): Bagian protein dalam bahan makanan ternak yang dapat dicerna atau diserap dalam tubuh.
Ransum: Campuran dari berbagai macam bahan makanan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup ternak baik dalam jumlah maupun kualitasnya.
Serat Kasar: Bagian dari bahan makanan yang sulit dicerna.
Total Digestible Nutrient (TDN): Semua zat makanan (yang terkandung dalam bahan makanan yang dapat dicerna, seperti protein, karbohidrat, serat kasar dan lemak.
Zat Makanan: Zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk kelangsungan hidup tumbuh dan berproduksi, merupakan salah satu dari berbagai hasil akhir pencernaan.
REFERENSI

Balai Informasi Pertanian – Ungaran. Bahan Makanan Penguat (Konsentrat). Departemen Pertanian Republik Indonesia. 1984 – 1985

LHM – Research Station – Makalah Pelatihan Integrated Farming System. Lembah Hijau Multifarm – Solo – Jawa Tengah – Indonesia

Majalah TROBOS. Edisi Juli 2008

Rukmantoro S., Budi I., Amirudin, Hera H., Nakatani M., 2002. Produksi dan Pemanfaatan Hijauan. Buku Petunjuk Teknologi Sapi Perah di Indonesia. Untuk Peternak. JICA – Dairy Improvement Project. Direktorat Jenderal ina Produksi Peternakan – Departemen pertanian RI, Dinas Peternakan Jawa Barat dan Japan International Cooperation Agency

Saishi Sailage. 1998. 10,1 Dairyman Japan

Siregar, S.B. 1996. Pengawetan Pakan Ternak. Penebar Swadaya. Jakarta



MENYEMBUHKAN GEJALA PENYAKIT TERTENTU

DAFTAR TINDAKAN TERAPI YANG DAPAT DILAKSANAKAN UNTUK MENYEMBUHKAN GEJALA PENYAKIT TERTENTU


LUKA

Luka baru

• Hentikan perdarahan.
• Bersihkan luka dengan antiseptik (Rivanol) atau air garam.
• Taburkan dengan sulfanilamide bubuk, atau obati dengan metilen biru atau yodium.

Luka lama

• Bersihkan luka dari kotoran dan bulu yang menempel
• Apabila luka lama, korek sampai berdarah (buat luka baru).
• Bersihkan dengan antiseptik (Rivanol) atau air garam.
• Taburi dengan sulfanilamide bubuk, metilen biru atau yodium.
• Apabila ada ulat, bersihkan dan oleskan salep anti lalat (Asuntol atau Gusanex salep) atau obat tradisional: kapur barus + minyak tanah; air tembakau; miang bambu) di sekitarnya dan di luka
• Periksa suhu badan, bila suhu badan tinggi beri antibiotika.


SCABIES


Gejala-gejalanya :
Adalah bulu kasar, ada bagian-bagian kulit yang menebal, kulit retak dan berdarah, sendi-sendi menjadi kaku, kambing menjadi kurus dan sakit.

Penyebabnya:
Scabies disebabkan oleh tungau yang membuat lubang pada kulit dengan cara menggali kulit. Tungau ini dapat menyebar dengan mudah pada hewan lain. Dapat menyerang kambing dan babi.

Penanganannya:

Secara tradisional,
• Campurkan bubuk belerang dengan minyak kelapa sampai menjadi adonan semacam lem.
• Balurkan pada bagian yang terkena satu kali sehari sampai infeksi sembuh.
Atau,

• Gunakan oli mesin bekas.
• Balurkan pada daerah yang terkena, satu kali sehari sampai sembuh.
• Dapat ditambahkan belerang pada oli.

Perhatian:

Oli mesin yang terlalu banyak dapat menyebabkan kulit terbakar. Lebih baik jika tidak membalurkannya pada seluruh tubuh secara sekaligus, berikan di sepertiga bagian tubuh pada waktu pagi, kemudian sepertiga bagian tubuh lain pada waktu sore dan sisa sepertiga bagian tubuh lain pada keesokan paginya.

Cara modern,
• Suntikan Ivomec, 1 ml untuk 50 kg berat badan ulangi 10 hari kemudian.

Pencegahannya :
• Pisahkan hewan yang sakit.
• Jaga agar kandang tetap kering dan bersihkan seluruh bagian kandang dengan cairan anti kuman.
• Jangan kawinkan hewan yang sedang sakit.


FOOT ROT (KAKI MEMBUSUK)

Penyebabnya:
Infeksi, lantai basah.

Penanganannya:

• Bersihkan kaki yang terkena dengan air.
• Kupas kulit yang sudah mati dan keluarkan ulat jika ada.
• Bersihkan dengan Rivanol atau metilen biru. Pembersihan secara tradisional, gunakan kapur barus + minyak tanah atau air tembakau, miang bambu.
• Berikan campuran salep antilalat seperti, Gusanex atau Asuntol, jika terdapat ulat.
• Suntikkan antibiotik selama 3-5 hari.
• Pindahkan ternak ke tempat yang kering.

Pencegahannya :
• Jagalah sebisa mungkin hewan selalu berada di lantai yang kering.
• Jagalah kukunya agar selalu terpotong pendek.
• Jagalah agar lumpur dan kotoran tidak terselip diantara kuku.


KEMBUNG

Gejalanya :
• Perut sebelah kiri besar.
• Kehilangan nafsu makan.
• Pernafasan cepat.
• Menendang dengan kaki belakang

Penyebabnya :
• Makan terlalu banyak rumput muda atau tanaman leguminosa (kacang-kacangan) atau rumput yang baru dipupuk.
• Makan buah terlalu banyak.
• Racun.
• Ubi atau jenis makanan lain yang menahan gas keluar dari perut.
• Kantong plastik bekas garam.

Penanganannya :
Jika parah, hewan akan berbaring dan bernafas dengan cepat, tusuklah perutnya.

Jika kembungnya tidak parah :
• Minumkan obat anti kembung, atau secara tradisional, 1 liter minyak kelapa setiap hari selama 2-3 hari sampai kembungnya hilang.

Setelah ditangani :
• Bukalah mulut hewan yang sehat, ambil rumput yang telah dikunyah dan campurkan dengan 1 liter air. Minumkan pada hewan yang sakit. Hal ini akan menolong hewan yang kembung untuk mencerna makanan.
• Boleh juga, letakkan tali atau sepotong kayu pada mulutnya. Hewan akan mengunyah tali itu dan mendorong keluarnya gas.

Pencegahannya :
• Jemurlah rumput basah di bawah sinar matahari selama 2-3 jam sebelum anda memberikannya kepada hewan ternak.
• Selama musim hujan berikan makan berupa pakan ternak kasar sebelum anda melepasnya di padang penggembalaan yang basah.
• Buanglah plastik bekas pembungkus garam, ikan asin dan lain-lain pada tempat samapah yang sulit dijangkau ternak.
• Janganlah mengeluarkan atau menggembalakan ternak terlalu pagi ketika rumput masih basah.
• Jangan memberikan pakan ternak yang terlalu muda.


MASALAH MATA

Penyebabnya :
• Luka.
• Infeksi.
• Cacing mata.

Pengobatannya :
• Bersihkan mata, dengan air bersih.
• Berikan salep mata yang mengandung antibiotik selama 5 hari.
Jika tidak ada salep mata, semprot mata dengan antibiotik injeksi (dengan spoit tanpa jarum): 0.5 cc Vetoxy® atau Tetrasol® setiap hari selama 5 hari.
• Kalau ada cacing, campurkan bubuk atau tablet obat cacing (Piperazine) dengan antibiotika, lalu semprotkan di mata seperti contoh di atas. Membuat campuran obat dilaksanakan pada saat akan dipakai sebab kalau antibiotik yang telah dicampur disimpan lama akan berubah warnanya menjadi hitam dan kurang baik untuk dipakai.
Berikan obat cacing lewat mulut (Monil) atau suntikan (Dectomax atau Ivomec).

Pencegahannya:
• Kurangi lalat.
• Bersihkan kandang.


PENANGANAN MENCRET
• Periksa, apakah sapi dehydrasi.
• Periksa suhu badan.

Bagaimana memeriksa ternak dehidrasi.
Ternak lemah, mata cekung, kulit keriput. Anda dapat memeriksanya dengan menarik kulit leher dengan jari jempol anda, dan jika kulit kembali ke posisi normal secara perlahanlahan, maka ternak tersebut mengalami dehidrasi.

Penanganan :
Anak sapi
• Jangan diberi susu dari induknya atau susu buatan selama 1 hari 1 malam, untuk itu pisahkan anak dari induknya
• Berikan air minum (1 liter dengan 2 sendok teh garam dan 4 sendok teh gula) 3 kali sehari.
• Berikan Antibiotika sampai tidak mencret lagi, lebih baik antibiotik oral (kapsul , tablet atau kaplet).
• Hangatkan badan anak sapi dengan lampu dan pijat kakinya dengan air panas dan cuka.
Sapi dewasa
• Suntik dengan antibiotika seperti Sulfastrong. Minimal 3 hari.
• Obat tradisional untuk mencret: beri daun pangi, daun sirsak, daun pisang atau campuran 10 cc getah pepaya dengan 100 cc air.

Pencegahan :

• Jangan berikan susu kental manis kepada anak ternak sapi!!!
• Segera minumkan susu (kolostrum) dari induknya (sebelum anak berumur 6 jam).

TERNAK KURUS

Perhatikan gejalanya :
• Bila tidak ada nafsu makan , maka periksalah dulu bagian mulut dan gigi. Periksa juga suhu (kalau tinggi, mungkin ada infeksi umum). Berikan antibitika injeksi setiap hari selama 3 – 5 hari.
• Bila bukan seperti gejala diatas setelah diperiksa, kemungkinan penyakit kronis. Hubungi dokter hewan.
• Bila nafsu makan bagus, ada kemungkinan pakan mutunya kurang baik /busuk/berjamur. Ganti pakan .

CACINGAN

Gejala-gejala :

• Sapi kurus dan lemah.
• Nafsu bisa kurang.
• Kurang darah (anaemia).
• Lendir berwarna pucat.
• Sering mencret.

Penyebab:
Beberapa jenis cacing yang tinggal di usus ternak.
Siklus hidup cacing:
Cacing ditularkan pada waktu ternak memakan rumput atau meminum air yang terkontaminasi atau tercemar oleh ternak lain dengan telur cacing. Bisa juga cacing disebarkan dari induk ke anaknya. Cacing hidup di usus ternak dan memproduksi banyak telur. Masalah ini biasa terjadi pada musim hujan.

Penanganan :
• Minumkan obat cacing modern: Monil atau Verm-O
• Atau, obat cacing tradisional seperti di Riau, Sumatera:
Buah pinang ditumbuk halus kemudian digoreng tanpa minyak (disangrai), kemudian ambil 1 sendok teh dicampurkan 1 botol air (250 cc), lalu minumkan.

Pencegahannya :
• Salah satu dari obat modern seperti Verm-O atau Monil diminumkan satu kali sebelum musim kemarau dan satu kali sebelum musim hujan dan obat tradisional seperti air pinang satu kali sebulan.

RADANG PADA ALAT KELAMIN BETINA DAN RETENSI PLASENTA (BEKAS MELAHIRKAN TIDAK KELUAR SETELAH MELAHIRKAN)

Gejala-gejala :
• Bau, air kencing kotor, bisa lihat daging yang keluar dari alat kelamin.

Penanganan :
• Periksa dalam alat kelamin apakah masih ada bekas
Bila ada bekas di kelamin:
• Jangan tarik plasenta sampai empat hari setelah melahirkan!, Tunggu dulu!!
• Masukkan dua kaplet Caphoprim atau 4 tablet antibiotika manusia (ampicillin, oxytetracicline) ke dalam kandungan lewat leher rahim.
• Setelah 4 hari sesudah melahirkan : Masukkan tangan anda ke dalam alat kelamin mengikuti panjangnya plasenta dan sejauh yang dapat anda capai. Pegang ujung plasenta cobalah tarik pelan-pelan.
• Kalau tidak mau keluar dengan mudah atau terjadi perdarahan, berhenti dan masukkan tablet antibiotika lagi dan tunggu 2 hari lagi.
• Setelah keluar, tarik semua dari dalam dan masukkan tablet antibiotika.

Bila tidak ada bekas melahirkan :
• Masukkan tablet antibiotika atau kaplet Caphoprim ke dalam rahim lewat leher rahim.
• Kalau suhu badan meningkat suntik dengan antibiotika L.A. (Tetrasol L.A, 8cc.). Ingat: jangan coba tarik plasenta keluar apabila belum sampai empat hari sesudah sapi melahirkan.

ORF PADA KAMBING


Gejala-gejala :
• Terjadi bengkak-bengkak atau keropeng pada bibir dan mulut; juga bisa terjadi pada puting susu induk dan kuku.
• Penularan cepat lewat hubungan langsung.

Penanganan:
• Kalau keropeng terkelupas menjadi luka olesi dengan obat lokal seperti: Sulfanilamide, Penisilin salep dicampurkan dengan minyak kelapa.
• Bila suhu tinggi atau kurang makan, suntik dengan antibiotik.

Pencegahan :
• Pisahkan ternak sakit.
• Vaksinasi kalau tersedia.


SUHU BADAN TINGGI

Kalau ada infeksi lokal (luka, abses dan lain lain)
• Berikan pengobatan lokal.
• Suntik antibiotika: Penicillin PPC x 3 hari atau Tetrasol LA ®1 hari

Kalau tidak ada infeksi lokal:

• Mungkin terjadi infeksi umum atau penyakit kronis.
• Suntikkan antibiotika: Tetrasol LA ®.


CACAR AYAM MENULAR (FOWL POX)


Gejala-gejala :

• Adanya bintil-bintil pada daerah kepala (kelopak mata, pial dan di sekitar paruh).
• Bintil di dalam mulut, hidung dan mata.

Penyebab :
Virus, menular dengan cepat dari satu ternak ke ternak lain.

Penanganan :

• Pisahkan ayam sakit dari sehat.
• Bintil-bintil di kepala bisa diolesi dengan Yodium Tincture atau Metilen biru.
• Beri antibiotika lewat air minum atau suntikan.
• Sanitasi kandang dengan anti kuman.

Suhu badan normal ternak

Jenis Ternak Anak (oC) Dewasa (oC)
Sapi 38 - 39 s/d 40,5
Kuda 37,5 – 38,5 s/d 39,5
Kambing 38,5 – 39,5 s/d 41
Anjing 38,5 – 39,5 s/d 39,5

Pencegahan:
• Pisahkan ayam sakit dari sehat.
• Vaksinasi.
• Hindari stress pada ternak.

BATUK DAN NGOROK PADA AYAM

Gejala-gejala :
Susah bernafas, nafas ngorok, batuk dan bersin, hidung dan mata berair.

Penyebab :

• Beberapa penyakit (coryza, CDR, ND)
• Lebih sering pada pergantian musim.

Penanganan :

• Pisahkan ayam sakit dari sehat.
• Antibiotik dicampur dengan air minum seperti: Tetrafin,Tetraclor, Tifurol atau Eridoxin selama 5 sampai 7 hari (lihat petunjuk pada brosur obat).
• Potong yang sakit parah atau tidak mau sembuh.

Pencegahan:
• Sanitasi kandang.
• Pisahkan ayam sakit dan sehat.
• Tambah pemanasan.
• Kualitas pakan diperbaiki.
• Hindari stress , misalnya jauhkan dari binatang buas, saat pindah kandang harus hati-hati pemindahannya dan lainlain.

TETELO atau ND

Gejala-gejala :
• Kalau penyakit menyerang, semua ayam di peternakan sakit pada waktu yang hampir bersamaan, ayam yang lebih muda lebih cepat terkena serangan.
• Kematian tinggi.
• Batuk dan sulit bernafas, kepala terpuntir dan gerakan berputar.
• Sayap terkulai ke bawah, kaki lemas tidak bisa diangkat.
• Kalau parah bisa disertai mencret.

Perlakuan :
• Tidak ada pengobatan
• Ayam yang sudah mati dikubur atau dibakar
• Pisahkan ayam sakit dan sehat
• Ayam yang belum sakit bisa divaksin

Pencegahan :
• Menjaga sanitasi kandang.
• Vaksinasi teratur: 3 hari, 3 minggu, 3 bulan dan setiap tiga bulan atau 4 hari, 4 minggu, 4 bulan dan setiap empat bulan. Perhatikan pencampuran vaksin.

CARA KERJA DENGAN OBAT MODERN


Direktorat Jenderal Produksi Peternakan; Kantor Pusat Departemen Pertanian; Gedung C, Lt. 7, Room 702 A; JI. Harsono RM No. 3 – Ragunan – Pasar Minggu; Jakarta Selatan 12550; Tel: +62 (021) – 7817694; Fax: +62 (021) – 78832049; E-mail: deliveri@indo.net.id

Pemanfaatan Keju

Pemanfaatan Keju

Sementara kebanyakan orang Indonesia hanya mengkonsumsi keju saat sarapan sebagai isi roti atau sebagai bahan pembuat kue kering di hari raya, sebetulnya terdapat banyak cara menikmati keju.
Misalnya dengan mencampurkan dalam salad. Keju iris seperti Cheddar dipotong dadu dan disajikan bersama salad hijau, tomat, dan bahan-bahan lain. Ada lagi salad khas Mediterania, yaitu irisan Mozzarella, tomat, daun basil dan olive (zaitun) yang disajikan dengan dressing dari minyak zaitun dan cuka.
Keju juga dapat dimasak sebagai taburan pada schotel atau gratin. Atau sebagai teman makan pasta. Kadang orang memanggang steak atau sayur-sayuran dengan keju di atasnya, hanya sekitar 10 menit agar keju meleleh. Sebagai isi pie, keju dengan sayur-sayuran menjadi pilihan yang baik untuk mengurangi konsumsi daging.
Blue cheese sering dibuat salad dressing, walaupun baunya seringkali kurang akrab untuk kita. Saus untuk teman makan steak ada pula yang dibuat dari keju. Bahkan orang Swiss suka membuat sup dari keju.
Dalam bentuk kue dan makanan penutup, kita mengenal cheesecake yang terbuat dari keju krim. Atau tiramisu yang manis dan beraroma kopi yang terbuat dari Mascarpone. Orang Italia juga biasa membuat kue dari Ricotta.
Di Perancis dan negara-negara Eropa Selatan, keju juga dikenal sebagai "penutup lambung" alias sebagai hidangan penutup, ditandem dengan anggur yang sesuai.
Orang Swiss juga suka makan keju sebagai fondue, hidangan yang dimasak dalam kuali yang dipanaskan di meja makan. Keju untuk fondue adalah keju yang mudah meleleh,
seperti fontina dan gruyere.

Nilai gizi

Keju merupakan makanan yang mengandung konsentrat nutrisi. Kandungan gizinya sangat baik untuk anak-anak yang ada dalam masa pertumbuhan. Juga untuk kaum vegetarian, yaitu mereka yang hanya memakan sayur-sayuran dan berpantang daging, keju dapat digunakan sebagai pengganti daging karena kandungan proteinnya yang tinggi.
Sebagai contoh, pada keju keras, seperti Chedar, setiap 100 gramnya menyuplai 36% protein, 80% kalsium, 34% lemak dari total kebutuhan gizi yang direkomendasikan per harinya (recommended daily allowance). Konversi susu menjadi keju memberikan keuntungan tersendiri karena sebagian besar lemak dan proteinnya telah dicerna oleh enzim dalam proses pembuatan keju sehingga lebih mudah diterima oleh sistem pencernaan manusia.
Apa pun keju yang Anda pilih, perhatikan selalu tanggal kadaluwarsanya. Keju yang sudah melewati waktu batas pemakaian, terasa tengik dan mengganggu kesehatan bila tetap dimakan. Setelah dibuka keju sebaiknya disimpan dalam wadah kedap udara supaya tidak kering, di dalam lemari pendingin. Sebelum dimakan, baik sekali bisa dikeluarkan dulu dari lemari pendingin satu jam sebelumnya

17 April, 2010

The history of Michael Learns To Rock

The history of Michael Learns To Rock

With global record sales of more than 8 million units since the debut in 1991, the history of MLTR contains not only the story of one of the biggest international successes ever to come out of Denmark, it's also the tale of how exceptions often confirm the rule. As opposed to so many other international names, the road to MLTR's success has never been paved with scandals, divorces, drugs, or even extreme images of life on the edge – It's strictly about music. It's about the formidable talent for writing fine pop songs, about the indisputable qualities contained in the songs, and above all the ability to cut through all the noise with material that has earned the group a faithful following and dazzling record sales.

MLTR's music has been described as a Scandinavian glow that meets the international pop song, something which has been refined through the years by artists such as The Beatles, The Eagles, Elton John and Billy Joel. It's precisely the perfect balance of the two elements described above that has been instrumental in forming the compelling sound of the band and won MLTR millions of fans around the globe
The whole saga begins quite modestly back in 1987 at a high school in Aarhus, Denmark. The singer and keyboard player Jascha Richter (b. 1963) forms a band with drummer KĆ„re Wanscher (b. 1969) and guitarist Mikkel Lentz (b. 1968) – a little cafĆ© band. All three are huge music fans who were virtually fed the history of pop and rock with their mother's milk. They decide to create a more serious band after Jascha plays them a few songs he has written. In the spring of '88 SĆøren Madsen (b. 1967), who's otherwise a guitarist, agrees to sit in on bass during a rehearsal one evening. Michael Learns To Rock becomes a reality. The group debuts in Aarhus in May 1988 and later in the summer enters the city's annual talent contest. MLTR scores a resounding victory, and at the same time lands a manager, J.P. Andersen, who is a member of the jury. Andersen immediately falls for the talent radiating out of this sparkling young quartet.

The following two years bring an intensive period of concert touring. The group plays everywhere in Denmark, adds new and better songs to the repertoire, gets tighter and tighter as a band, fine tunes the precise harmonies that give the band its signature sound – and along the way, lands a solid record contract. With the Danish producers Jens Hofman and Oli Poulsen working the dials, MLTR spends several months in the studio preparing for the September 1991 debut of the album MICHAEL LEARNS TO ROCK . Among other tracks, the set contains the hit ballad THE ACTOR a song that in January 1992 secures MLTR the pole position on the Danish album-sales chart. The song travels much faster than the band, and without MLTR even being there, it tops the charts in Norway, Sweden, Indonesia, Malaysia, Singapore and the Philippines. The period marks hectic times for MLTR. In 1992 they frantically tour Denmark – where they are the hottest thing going – and a number of countries in the Far East where their presence is a follow-up force to smashing successes the debut album has already achieved. Along the way Jascha Richter writes songs for a second album that gets a rush release in October 1993 under the title COLOURS .

Once again, it's the knack for creating the classic ballad that generates success. SLEEPING CHILD is the title of the song that sparks MLTR-mania. In the course of the next 18 months, the frenzy launches the band on a journey to many parts of the world and generates album sales far beyond the one-million mark. COLOURS is released in most of Europe and throughout the Far East, while SLEEPING CHILD and the singles that follow, 25 MINUTES and OUT OF THE BLUE land MLTR top slots on countless hitlists and earns the lads innumerable gold and platinum records. Fans in Thailand go berserk when the band arrives in Bangkok in November to perform for 12,000 followers at the Phoebus Concert Hall. And as the jubilant finale to a golden year, MLTR is given the prestigious RSH Award in Germany and at the SEA Grammy Awards in Singapore the band is named “The Best Performing Act of the Year.”

The year 1995 sees the release of MLTR's third album, PLAYED ON PEPPER . The number of international territories MLTR has conquered grows, putting the band is on top-priority lists in faraway places such as Brazil, South Africa, The United Emirates Republic, and no fewer than 11 countries in the Far East. It goes without saying that Scandinavia is on the bandwagon along with other European countries, including Germany, Italy, France and Switzerland where the album is released. In October of the same year MLTR embarks on their biggest tour of the Far East -- with 25 shows in 10 countries – where new hits like THAT'S WHY (YOU GO AWAY) and SOMEDAY become pearls on the string of hits that make up the setlist. PLAYED ON PEPPER ends up selling more than 1.2 million units, while in efforts to curb pirate copying of MLTR material, the band releases the best-of album, PAINT MY LOVE . The album is released exclusively in the Far East. The title track – and the accompanying video which touches the edges of censorship laws in some territories – reinforces MLTR's enormous popularity and indisputably makes the band the biggest name in countries such as Korea, Thailand and Malaysia. Down by the opposite pole, MLTR's popularity explodes in South Africa. Following a hectic four-day promo tour in July 1997, the band lands at the top of the country's hitlists . PAINT MY LOVE sells a whopping 3.4 million units worldwide. MLTR is chosen as headliner for the Celebrate Hong Kong Concert on 6 July 1997, the climax to festivities marking the transfer of Hong Kong to China.

While promoting PAINT MY LOVE on the international highways, MLTR squeezes in some time to record a fourth studio album NOTHING TO LOSE . The set is released in September 1997 while MLTR still has a firm foothold atop hitlists in the Far East as well as South Africa. The rocker SOMETHING YOU SHOULD KNOW helps pave the way for yet another success by the band. NOTHING TO LOSE logs sales of more than one million units and when the band heads off in January 1998 for a tour of South Africa to play sell-outs in Johannesburg and Pretoria, the critics write: “This is as good (if not better) a band as any current big name group out of America or the UK.”
Nine turbulent years takes its toll on the four musicians who decide to take a break from each other and from the world of pop music. But shortly thereafter, in the autumn of 1998, Jascha Richter has some new songs written. The single STRANGE FOREIGN BEAUTY is chosen as the trump card for a new retrospective album released under the fitting title, GREATEST HITS. The set contains a selection of top hits from the four previous albums, but the tracks have either been remixed, re-recorded or fine tuned in some way or another. Upon the album's 1999 release, MLTR once again lands at the summit of the Danish hitlist and opens the ears of music fans in new, untapped areas such as Portugal. Another million seller is added to the band's discography, and the success was achieved without any promotional work done in MLTR's main markets in the Far East.

When MLTR begins initial work for studio album number five in the spring of 2000, SĆøren Madsen decides to leave the group to try his hand at a solo carrier. Richter, Lentz and Wanscher opt to continue as a trio and that summer they head for the studio. As it has been for previous albums, the band decides once again not to hire a costly international star producer, but allies itself with the incredibly talented Danish musician, arranger and producer Boe Larsen. Uniting with the band, he and MLTR find a new musical direction and set some new challenges for themselves. The outcome is BLUE NIGHT – MLTR in the year 2000. A dozen new, sharply-profiled quality pop songs. The new tracks are a fine extension of what is already an impressive repertoire that may be postmarked in Denmark, but surely demonstrate how the most remote corner of the world is no more than a good song away.

BLUE NIGHT becomes another huge success for MLTR – sales come close to the platinum level at home and score successfully on Asian hitlists as well as the group's new found market in Sweden. In 2001 the band sets out on a five-week-long tour with stops in Dubai, the Philippines, Singapore, Thailand, Malaysia and China. Just before the tour kicks off, the compilation 19 LOVE SONGS – including the not previously released track GHOST OF YOU -- is released in Southeast Asia. (Danish release 2002). Before setting off on the tour the boys agree they will take a long break upon completion of the tour. The break allows Richter, Lentz and Wanscher a chance to pursue individual projects, one of which leads to Richter's solo album PLANET BLUE .

At the start of 2003, the band members gather once again and begin to plan their sixth album ...

16 April, 2010

Ada beberapa faktor yang dapat membedakan keju

Ada beberapa faktor yang dapat membedakan keju :

Asal susu:
Sebagian besar keju dibuat dari susu sapi.
Tapi banyak juga yang dibuat dari susu domba (misalnya Feta dari Yunani), kambing, kerbau (misalnya Mozzarella dari Italia), bahkan susu unta.
Jenis-jenis keju tertentu mensyaratkan susu dari hewan yang diperah pada pagi/sore hari, atau hanya makan makanan tertentu, atau berasa dari daerah tertentu saja.
Kadar lemak: Untuk mendapatkan kadar lemak yang diinginkan, susu dicampur dengan susu rendah lemak (skimmed) sehingga kadar lemaknya turun, atau dicampur dengan kepala susu (cream) agar kadar lemaknya naik.

Metoda penggumpalan atau koagulasi:
Ada yang dibuat dengan menggunakan rennet (lambung sapi muda), ada juga yang menggunakan bakteri yang memiliki sifat mengasamkan susu, ada juga yang menggunakan keduanya.
Jenis jamur:
Ada yang menggunakan jamur putih, kemerahan, dan biru.

Proses pematangan:
Untuk mendapatkan rasa, aroma dan penampilan yang khas, setiap jenis keju mengalami proses pematangan yang berbeda-beda, baik dari sisi lamanya proses (bervariasi antara 2 minggu sampai 7 tahun), suhu di mana bakal keju dimatangkan, dan bahan-bahan lain yang ditambahkan ke dalam keju.
Misalnya keju Appenzell dari Swiss direndam dalam campuran bumbu dan anggur putih selama beberapa saat, keju Leiden dari Belanda ditambahkan sejenis jintan (cumin), atau beberapa jenis keju segar yang dibubuhi daun bawang atau biji lada hijau.
Ada jenis keju yang selama proses pematangan diolesi air garam setiap waktu tertentu, ini membuat kulit keju menjadi keras.
Ada juga keju yang dimatangkan sambil dibungkus kain, kayu, lilin, dan sebagainya, baik hanya selama beberapa hari maupun sepanjang masa pematangan.
Keju Cheddar yang banyak kita kenal dimatangkan dengan dibungkus kain katun selama beberapa hari di awal masa pematangan, sementara keju Edamer bahan pembuat kue kaasstengels dibungkus lilin yang biasanya berwarna merah.
Proses pematangan tertentu juga membuat keju menjadi berlubang-lubang.

Pemrosesan lebih lanjut:
Beberapa jenis keju diproses lebih lanjut setelah matang, misalnya diasap, dibuat menjadi keju lembaran seperti Kraft sliced yang kita kenal di Indonesia, atau dibentuk kotak kecil seperti La Vache Qui Rit, si sapi tertawa asal Perancis yang juga dapat ditemui di supermarket besar di Indonesia.
Keju dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan konsistensinya:
Keju segar (fresh/unripened) yang tidak mengalami proses pematangan.
Rasanya biasanya netral dan tidak begitu asin, berbentuk seperti krim karena mengandung lebih dari 70% air, serta tidak begitu awet.
Contohnya Cottage, Philadelphia dari Amerika Serikat, Ricotta, Mascarpone dari Italia .
Mozzarella yang biasa ditaburkan di atas pizza pun ternyata termasuk keju fresh, karena walaupun bentuknya semikeras, ia tidak mengalami proses pematangan.
Keju lunak, baik yang berkulit seperti Brie, Camembert dari Perancis maupun yang tanpa kulit seperti Limburger si super bau dari Belgia dan Feta dari Yunani.
Ciri utamanya adalah memiliki konsistensi yang empuk dan lembut, walaupun agak sulit dioleskan.
Dalam proses pembuatannya, gumpalan (curd) dipotong-potong kira-kira sebesar bola pingpong dan keju dimatangkan sekitar 2-4 minggu.
Keju iris semikeras, yang walaupun agak empuk, jika diiris memiliki bentuk yang tetap.
Contohnya Bel Paese dari Italia. Sebagian besar blue cheese termasuk golongan ini, misalnya Stilton dari Inggris, Gorgonzola dari Italia, Roquefort dari Perancis, dll.
Keju iris. Jenis yang terkenal misalnya Edamer dan Gouda dari Belanda, serta Cheddar dari Inggris. Keju Kraft yang kita kenal di Indonesia adalah juga jenis Cheddar.
Dalam pembuatannya, gumpalan dipotong-potong sebesar kacang polong dan keju dimatangkan antara 4-12 minggu.
Keju keras.
Dalam proses pembuatannya, gumpalan dipotong menjadi bagian yang sangat halus, kira-kira sebesar butiran gandum. Masa pematangannya minimal 3 bulan.
Keju yang sangat keras kadang dimatangkan sampai 3 tahun, dan biasa dinikmati dengan cara diparut, misalnya Parmesan dari Italia. Contoh lain dari keju keras adalah Emmentaler dari Swiss. Keju jenis ini biasanya sangat tahan lama.

Beberapa jenis keju

Beberapa jenis keju

Brie
Keju lembut Perancis ini mengandung 45 persen lemak. Kulitnya putih dan memiliki bintik-bintik pikmen warna kemerahan. Bila sudah matang betul, bagian dalamnya betul-betul menyerupai krim. Aromanya cukup tajam.

Camembert
Keju Perancis ini juga termasuk keju lembut dengan kandungan lemak antara 45 sampai 50 persen. Kulitnya juga putih dan bagian dalamnya pun berbentuk krim.

Cheddar
Keju ini dibuat di seluruh dunia. Saat muda, aroma keju ini cukup lembut dan berwarna pucat, tetapi setelah tua, warnanya lebih kuning dan aromanya pun lebih tajam. Keju Cheddar yang banyak kita kenal dimatangkan dengan dibungkus kain katun selama beberapa hari di awal masa pematangan, cheddar merupakan jenis keju yang paling populer di Indonesia

Cream cheese
Keju jenis lembut ini dibuat dari krim dan susu. Lemak yang dikandungnya terdiri dari 45 persen. Bila kandungan lemaknya sampai 65 persen, maka disebut double cream cheese. Cream cheese biasanya dikemas dalam botol, gelas, stoples, atau dibungkus kertas yang dijual dalam keadaan beku. Keju krim bisa disajikan sebagai teman makan roti atau dikocok bersama margarin/mentega dijadikan cheese cake atau kue-kue lain yang dibuat dari keju.

Edam

Keju Belanda ini termasuk jenis keras dengan kandungan lemak 40 persen. Biasanya keju edam yang dibuat untuk ekspor, dikemas dalam kemasan lilin. Teksturnya cukup elastis sementara keharumannya cukup tajam. Keju edam di Indonesia sangat terkenal, sering digunakan untuk membuat kue kering keju (kaastengel) , makaroni, atau penganan lain yang membutuhkan keharuman keju yang agak menyengat. Di supermarket di UK kita jumpai 2 warna kemasannya, merah (not 4 vegetarian) dan hijau (vegetarian)

Emmenthal
Keju Swis jenis keras ini biasa dibuat dalam ukuran besar seberat 80 kilogram. Termasuk jenis keju yang dimasak. Karena jenis fermentasinya, keju ini memiliki lubang-lubang agak besar.

Gruyere
Keju ini umumnya berbentuk bulat pipih seperti roda, termasuk jenis keju keras dari Swiss yang dimasak. Bila Anda memakannya ada aroma kacang-kacangan. Rasanya lembut.

Mozarella
Keju Italia ini termasuk jenis keju lembut yang mengandung 40 - 50 persen lemak. Umumnya dibuat dari susu sapi, tetapi aslinya dari susu kerbau dan konon lebih disukai rasanya. Keju ini di Indonesia lebih sering digunakan untuk membuat pizza, tetapi sebetulnya bisa digunakan untuk makanan lainnya.

Parmesan
Termasuk jenis keju Italia yang keras. Kandungan lemaknya 32 persen. Usianya 2- 3 tahun. Aromanya bukan main tajamnya. Karena itu kadang pemakaiannya dikombinasikan dengan mozarella karena mozarella kurang tajam aromanya. Keju parmesan usia muda sering kali diparut halus dan dijadikan keju meja untuk taburan spageti atau makaroni. Keju parmesan juga lezat dibuat kue kering karena aromanya yang tajam tadi.

Ricota
Keju Italia yang termasuk keju lembut ini dibuat dari sapi atau domba. Namun sekarang dicampur dengan whole milk. Kandungan lemaknya 20 - 30 persen tergantung dari sebanyak apa susu yang digunakan.

14 April, 2010

Keju

K E J U

Keberadaan keju dimulai ketika seorang penggembala sapi menemukan susu yang disimpannya dalam tas dari kulit kambing, membeku dan terfermentasi ketika tertinggal di gua. Seorang pria lapar memakan gumpalan susu tadi dan menyukai rasanya. Sejak itu susu sengaja difermentasi untuk menghasilkan makanan yang kemudian kita kenal sebagai keju.
Dahulu kala para petani menyimpan sisa susu dan membiarkannya menggumpal. Setelah itu, gumpalan keju dipukul-pukul menggunakan tangkai pohon, dibungkus, dan ditindih dengan batu sambil dibiarkan menjadi kering di terik matahari. Untuk memberi rasa, keju kemudian diperciki dengan garam.
Di abad 20, para industriawan mengubah cara tradisional itu dan memperkenalkan banyak jenis keju baru yang makin kaya rasanya dan creamy, sementara produksi tradisional yang digarap para peternak pun semakin berkurang. Keju termasuk protein yang tinggi nilai gizinya. Keju juga menghasilkan energi yang besar. Di dalamnya terkandung kalsium dan phosphorus, terutama keju-keju yang dimasak. Keju sangat baik untuk menggantikan susu terutama bagi mereka yang tidak menyukai susu.

CARA MEMBUAT KEJU
Susu diasamkan dan dibiarkan menggumpal. Kemudian cairan dan bagian menggumpal tadi dipisahkan. Bagian yang menggumpal harus dikeringkan dan dicetak dalam cetakan sampai betul-betul kering. Lama pengeringan sangat variatif, tergantung pada temperatur dan kelembapan udara. Itu makanya hasil keju sering berbeda-beda dari segi tekstur, warna, dan keharuman. Tetapi ini tentu hanya berlaku pada keju yang dibuat secara tradisional, bukan yang diolah di pabrik dengan peralatan modern.
Banyak sekali jenis keju yang terdapat di seluruh dunia. Ratusan jumlahnya. Sampai-sampai orang Perancis yang menyebut negaranya sebagai penghasil keju yang enak-enak, mengatakan, kita bisa makan keju berbeda setiap hari di Perancis selama setahun, tanpa pernah mengulang jenisnya.
Karena banyak jenisnya itu kita harus pandai-pandai memilihnya sesuai fungsinya. Dan tentu yang rasanya yang kita sukai pula. Karena tidak semua keju seharum keju cheddar atau keju lembaran. Kecuali kalau kita memang pencinta keju betapapun baunya.
Secara garis besar, keju dibagi tiga bagian.
Keju yang dimasak, Keju yang lembut (soft cheese), dan keju yang keras (hard cheese). Contoh keju yang lembut adalah brie, camembert, dan gaperon. Sementara jenis hard cheese adalah ementhal, edam, gouda, dan cheddar. Jenis keju juga terlihat dari kandungan lemak, warna, dan teksturnya.

12 April, 2010

Toples

Manakala hidupmu tampak susah untuk dijalani ... manakala 24 jam sehari terasa masih kurang ... ingatlah akan toples mayones dan dua cangkir kopi.
* * * *

Seorang professor berdiri di depan kelas filsafat dan mempunyai beberapa barang di depan mejanya.

Saat kelas dimulai, tanpa mengucapkan sepatah kata, dia mengambil sebuah toples kosong mayones yang besar dan mulai mengisi dengan bola-bola golf. Kemudian dia berkata pada para muridnya, apakah toples itu sudah penuh. Mereka menyetujuinya.
Kemudian dia mengambil sekotak batu koral dan menuangkannya ke dalam toples. Dia mengguncang dengan ringan. Batu-batu koral masuk, mengisi tempat yang kosong di antara bola-bola golf.
Kemudian dia bertanya pada para muridnya, apakah toples itu sudah penuh. Mereka setuju bahwa toples itu sudah penuh.

Selanjutnya profesor mengambil sekotak pasir dan menebarkan ke dalam toples ... Tentu saja pasir itu menutup segala sesuatunya. Profesor sekali lagi bertanya apakah toples sudah penuh ... Para murid dengan suara bulat berkata, "Yes" ...
Profesor kemudian menyeduh dua cangkir kopi dari bawah meja dan menuangkan isinya ke dalam toples, dan secara efektif mengisi ruangan kosong di antara pasir. Para murid tertawa ....

"Sekarang," kata profesor ketika suara tawa mereda, "Saya ingin kalian memahami bahwa toples ini mewakili kehidupanmu."
"Bola-bola golf adalah hal-hal yang penting - Tuhan, keluarga, anak-anak, kesehatan, teman dan para sahabat"
"Jika segala sesuatu hilang dan hanya tinggal mereka, maka hidupmu masih tetap penuh."
"Batu-batu koral adalah segala hal lain, seperti pekerjaanmu, rumah dan mobil."
"Pasir adalah hal-hal yang lainnya -- hal-hal yang sepele."

"Jika kalian pertama kali memasukkan pasir ke dalam toples," lanjut profesor, "Maka tidak akan tersisa ruangan untuk batu-batu koral ataupun untuk bola-bola golf. Hal yang sama akan terjadi dalam hidupmu."
"Jika kalian menghabiskan energi untuk hal-hal yang sepele, kalian tidak akan mempunyai ruang untuk hal-hal yang penting buat kalian."

"Jadi ..." "Beri perhatian untuk hal-hal yang kritis untuk kebahagiaanmu."
"Bermainlah dengan anak-anakmu."
"Luangkan waktu untuk check up kesehatan."
"Ajak pasanganmu untuk keluar makan malam"
"Akan selalu ada waktu untuk membersihkan rumah dan memperbaiki perabotan."

"Berikan perhatian terlebih dahulu kepada bola-bola golf - Hal-hal yang benar-benar penting.

Atur prioritasmu. Baru yang terakhir, urus pasir-nya."

Salah satu murid mengangkat tangan dan bertanya, "Kopi mewakili apa?"
Profesor tersenyum. "Saya senang kamu bertanya."
"Itu untuk menunjukkan kepada kalian, sekalipun hidupmu tampak sudah begitu penuh, tetap selalu tersedia tempat untuk secangkir kopi bersama sahabat..."

* * * * *

Bagikanlah dengan "bola-bola golf" yang lain

Mengenai Saya

Foto saya
keberadaan saya didunia ... bagi saya adalah keberkahan yang sangat besar .. anugerah tiada tara .. dunia peternakan menjadi salah satu tempat terindah yang saat ini saya selami ... sedikit yang saya dapat berikan saat ini ... sedikit yang dapat saya abdikan saat ini ...

COWMANIA

COWMANIA