29 Agustus, 2009

Sequel Kedua Mencungkil Hati

SERBA SERBI HATI (Sequel Kedua)
Saat kita membaca tentang hati, ingatan kita pasti tertuju pada seonggok organ tubuh yang berwarna merah kecoklatan (akhirnya timbul satu warna baru : merah hati) dengan fungsi yang sangat vital, sebagai penyaring darah. karena berfungsi sebagai penyaring, sering kita ibaratkan hati itu sebagai sepasang ‘mata’ hidup seorang manusia.
“Kata Hati”, misalnya. Orang sering artikan sebagai sebuah pekataan milik jiwa yan paling bersih dan paling suci. Kata hati terkadang kita dijadikan sebagai penentu keputusan. Berbicara tentang hati, tentunya kita akan kaitkan dengan ‘Kalbu atau Nurani’. Kalbu atau Nurani diibaratkan sebagai bagian tubuh yang paling bersih dan suci, berkaitan dengan pusat kotrol seluruh aktifitas lahiriah dan bathiniah. Selanjutnya kita leburkan saja hal-hal yang berkaitan dengan kalbu atau nurani dengan satu kata “HATI”
Serba serbi tentang hati ini cukup bagus kita ulas untuk saling mencerahkan dan memahami tentang hati kita.


Sequel Kedua
Mencungkil Hati


Kita pasti pernah menemui seseorang dan kita menjabat tangannya dengan sangat akrab, sampai memeluk dan menciumnya sebagai sebuah kehangatan yang tulus. Kita tentunya juga pernah mengelurkan kata-kata keras pada seseorang yang kita anggap melakukan aktifitas tidak pada tempatnya. Kita pasti juga pernah mengambil dan membeli sebuah buku yang tidak kita rencanakan sebelumnya, karena kita kebetulan melihat, membaca judulnya, membaca pengarang dan resensinya.
Semua aktifitas diatas kita lakukan karena kita berhasil mencukil hati. Mencukil hati bisa berarti membuat hati menyiapkan perintah kepada syaraf motorik kita untuk melakukan sesuatu berdasarkan tangkapan seluruh panca indera kita.
Saat kita sedang mengemudikan mobil, panca indera penglihatan kita melihat seorang pengendara motor dari hadapan sedang melaju cepat memotong garis median yang tidak terputus dan berhadapan dengan mobil kita, telinga kita mendengar deru motornya dan secara reflek kita membuat tangan yang sedang memegang setir memutar kekiri, seraya keluar ucapan dari mulut kita, entah sebuah makian atau sebuah do’a keprihatinan atas ulah ugal-ugalan itu.
Fenomena : Melihat pengendara motor melaju cepat memotong median
Deru motor yang kencang
Cukilan Hati : “Hindari terjadi hal yang tidak diinginkan”
Aktifitas motorik : Tangan kita memutar setir kearah kiri
Mulut kita mengucapkan kata makian atau do’a keprihatinan
Juga misalnya kita sedang makan nasi rames di sebuah terminal, nasi hangat dengan lauk rendang daging, oseng-oseng dan bakwan udang. tidak jauh dari kedai makanan kita melihat seorang bapak gelandangan yang sedang termenung, pandangannya kosong, badannya kurus dengan baju seadanya.
Aktiitas kita ada dua :
1. Kita memesan makanan yang sama dengan kita lalu membawa makanan itu dan memberikan pada gelandangan tua itu
2. Kita terus saja memakan makanan kita dan tidak menggubris sosok gelandang tua
Aktifitas pertama, kita mencukil hati kita melalui fenomena visual dan mengajak hati kita memandang sebuah sisi kemanusiaan, bila ternyata hati kita tercukil hebat, bukan hanya makanan yang kita berikan, mungkin ada beberapa ribu rupiah kita sumbangkan.
Sementara dengan aktifitas kedua, kita sama sekali tidak mencukil hati. Kita hanya menfenomenakan sejenak dan tidak mengalirkannya menuju ke hati.
Mencukil hati sama saja dengan merayu hati atau meminta hati menggerakkan seluruh pikiran – jiwa dan tubuh untuk melakukan sesuatu, karena bila hati yang memerintah, maka seluruh organ dan panca indera ini akan dengan serta merta melaksanakannya.
Kita mampu melakukan pencukilan hati dan mengarahkannya kepada hal-hal yang positif dengan beberapa syarat dan cara, yaitu :
1. Berfikiran positif

Melalui pemikiran yang positif, maka panca indera yang menangkap fenomena akan mengirim sinyal kepada hati melalui jalur-jalur yang bersih dan positif. Akibatnya maka hati akan memerintahkan tindakan yang positif pula. Seperti memerintahkan tangan untuk buang setir kekiri demi menghindari kejadian fatal, menunjukkan bahwa pemikiran positif kita gunakan. Apabila nuansa negatif kita terapkan, boleh jadi kita akan memaksa mobil kita tetap pada jalurnya sehingga pengendara motor akan gugup dan boleh jadi akan memperlambat laju dan masuk kejalurnya atau bila ternyata reaksinya kurang cepat akan terjadi kecelakaan yang akan merugikan kedua belah pihak
2. Memuliakan Sesama

Hati akan tercukil manakala kita menjadikan aktifitas itu sebagai tindakan memuliakan sesama. Dengan kita menyaksikan fenomena seorang gelandangan tua dengan pandangan mata kosong dan tubuh yang kurus, maka dengan spontan fenomena ini akan dikirim menuju hati dengan dasar prinsip menghargai sesama. Rasa simpati akan lahir sehingga hati memerintahkan seluruhnya untuk membelikan dan memberikan makanan kepada gelandang tua itu
3. Tidak Egois

Rasa egois bukan hanya sebatas mementingkan diri sendiri, melihat orang lain melakukan hal yang sama dengan kita dan membuat kita merasa tidak senang merupakan perbuatan egois, karena kita tidak mau disaingi. Ketidak egoisan diri kita akan meningkatkan kemampuan kita untuk mencukil hati dengan nilai-nilai positif. Ketidak egoisan diwujudkan dengan menganggap bahwa apa yang kita lakukan adalah hal terbaik dan a[pa yang dilakukan orang lain, meskipun sama dengan kita adalah sebuah kekayaan yang akan menambah khazanah kekayaan diri kita.

Mencukil hati boleh jadi kita lakukan untuk mengkedepankan fenomena yang dirasakan oleh panca indera dan mendorong hati, merayu hati agar membuat keputusan positif akan hal itu. Pencerahan yang terang benderang tentunya berawal dari banyak hati yang memberi masukan,
Sampai bertemu di sequel ketiga .. masih di Serba Serbi Hati

26 Agustus, 2009

Sequel Pertama - Mengikuti Hati

ERBA SERBI HATI (Sequel Pertama)
Saat kita membaca tentang hati, ingatan kita pasti tertuju pada seonggok organ tubuh yang berwarna merah kecoklatan (akhirnya timbul satu warna baru : merah hati) dengan fungsi yang sangat vital, sebagai penyaring darah. karena berfungsi sebagai penyaring, sering kita ibaratkan hati itu sebagai sepasang ‘mata’ hidup seorang manusia.
“Kata Hati”, misalnya. Orang sering artikan sebagai sebuah pekataan milik jiwa yan paling bersih dan paling suci. Kata hati terkadang kita dijadikan sebagai penentu keputusan. Berbicara tentang hati, tentunya kita akan kaitkan dengan ‘Kalbu atau Nurani’. Kalbu atau Nurani diibaratkan sebagai bagian tubuh yang paling bersih dan suci, berkaitan dengan pusat kotrol seluruh aktifitas lahiriah dan bathiniah. Selanjutnya kita leburkan saja hal-hal yang berkaitan dengan kalbu atau nurani dengan satu kata “HATI”
Serba serbi tentang hati ini cukup bagus kita ulas untuk saling mencerahkan dan memahami tentang hati kita.

Sequel Pertama
Mengikuti Hati

Setelah mulai mengerti perbedaan baik dan buruk, manusia akan mulai menggunakan hatinya. Saat kita mulai bisa berkomunikasi dengan orang lain dan kita melakukan aktifitas bersama dengan orang lain, hati kita mulai menyanyikan nada-nada dengan dinamisasi dan harmoni yang sangat beragam. Keinginan untuk berbuat sesuatu, berbicara sesuatu, melihat, mendengar, meraba, merasakan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan panca indera.
Ada kalanya keputusan yang kita ambil berada pada wilayah ‘abu-abu’ .. tidak hitam tidak putih. Bukan ya bukan tidak sehingga kita akan terlihat sebagai seseorang tanpa keputusan, plinplan, peragu, bimbang, tidak punya pegangan yang tentunya hal ini sangat tidak nyaman dan membuat kita semakin tertekan.
Satu hal yang penting kita lakukan adalah “MENGIKUTI HATI”. Sebagai sebuah bagian dalam tubuh yang dinilai paling bersih, paling suci, paling putih, paling jujur, paling lugu dan paling dapat melakukan pengambilan keputusan.
Saat kita sedang berda di persimpangan, berada pada dua atau lebih kutub yang membingungkan, meresahkan, menghanyutkan dan mambuat kita mengalami kegamangan yang sangat, satu-satunya jalan adalah mengajak bicara hati. Ada hal-hal khusus yang biasanya kita lakukan saat berbicara dengan hati, seperti :
1. Ibadah

Sebelum kita melakukan pengambilan keputusan, kita mengadukan seluruh kebimbangan dan keraguan kita pada Sang Maha Pengambil Keputusan. Kita melakukan ritual do’a untuk memohon agar Dia memberi kepada hati sebuah bisikan untuk kita jadikan referensi dalam pengambilan keputusan.
2. Mengendapkan Situasi

Seluruh situasi yang membuat kita perlu mengambil keputusan, kita susun dalam alam pikiran dan kita benamkan untuk menjadi sari pati situasi yang kita hadapi. Sari pati ini yang akan kita jadikan sebagai referensi pengambilan keputusan
3. Curhat

Mencurahkan sebuah kondisi yang kita hadapi pada orang lain merupakan salah satu langkah untuk membuat hati mau mengambil keputusan. Pemilihan terhadap lorang yang mau mendengarkan kondisi kita adalah faktor yang menentukan. Melalui diskusi dan pembicaraan yang panjang dan harus ojektif, maka hati akan mampu mengambil kesimpulan dan membuat keputusan
4. Membaca

Ada orang yang sulit mengungkapkan situasi yang dihadapinya kepada orang lain dan lebih senang menyendiri. Buku yang dibaca dan berkaitan dengan pengambilan keputusan akan membantunya dalam menambah informasi untuk menyampaikan keputusan
5. Kontemplasi

Mengajak langkah menelusuri lorong, taman, air sambil memperhatikan aktifitas sekeliling akan member inspirasi bagi pengambilan keputusan.
Cara-cara ini tentunya tidak terlepas dari faktor dalam diri, seperti :
a. Kejujuran

Pengambilan keputusan adalah sebuah hikmah yang runtuh demi kehidupan. Kehidupan ini dapat berarti kehidupan diri sendiri, kehidupan keluarga, kehidupan handai tolan, kehidupan orang-orang terdekat dan kehidupan musuh sekalipun, sehingga pengambilan keputusan sebaiknya tetap pada landasan kejujuran. Sat ketidakjujuran kita putuskan pada pengambilan keputusan yang pertama … maka selanjutnya kita akn sangat tidak jujur dan terus berada pada belenggu kenistaan
b. Resiko

Setiap pengambilan keutusan akan menimbulkan reaksi, reaksi ini dapat berupa resiko baik dan resiko buruk. Ikuti hati yang bersih dan tulus, maka reaksi positif akan kita dapatkan
c. Sosialisasikan

Hati yang kita ikuti harus kita sampaikan kepada yang lain, agar atmosfer kita berada pada koridor yang sesuai dengan atmosfer sekeliling
Bersandar pada urani, mengkedepankan ketulusan, mendorong kejujuran adalah bentuk cara Mengikuti Hati …

Tetap istiqomah …

Sampai bertemu di sequel kedua .. Serba Serbi Hati ..

Mencari Kepuasan

Mencari Kepuasan

Saat hari sedang panas terik dan kita selesai melakukan perjalanan jauh lalu berada dibawah pohon rindang dengan sapuan angin yang sepoi” … akan terasa seperti ada yang menggantung di pelupuk mata dan rasa kantuk akan menyerang karena oksigen diudara diserbu oleh dedaunan. Perlahan pada saat yang sama, terhidang es buah segar yang akan melapisi dinding tenggorokan memuaskan rasa dahaga yang pastinya menyerang akibat uap air dalam kulit yang menguap diserap sang surya. Ditambah hati yang sedang senang, gembira dan menyenangkan, segelas es buah akan memuaskan diri dan memberi nilai yang sangat besar. Rasa dahaga kita akan terpuaskan kembali menjadi segar … hanya dengan segelas es buah. Untuk beberapa hal harga segelas es buah itu seakan tiada artinya, dengan uang Rp. 3.500 kita sudah bisa merasakan jutaan kepuasan. Mungkin saja sebaskom es buah saat kita sedang berada dalam sebuah jamuan makan yang sangat lengkap menjadi tidak berarti dan bernilai murah.
Seperti itulah tolok ukur dalam mencari kepuasan, ada saat kita memerlukan dan tersedia saat kita membutuhkan, ada lagi … berharga murah saat dana dikantong sedang sangat terbatas ..he..he
Kepuasan masing” manusia akan berbeda satu sama lain, ada yang merasa puas dengan pendapatannya saat ini meski nilainya sama dengan UMR, ada yang masih terus mencari dan mengkoleksi mobil/kendaraan bermotor padahal garasi telah penuh dan kendaraan yang digunakan setiap hari hanya satu, ada yang belum puas dengan satu rumah sehingga di safe deposit box-nya berisi sertifikat rumah dan tanah yang ia sendiri lupa bahwa ia memilikinya. Kepuasan manusia akan terhenti manakala ia sudah jenuh dengan kepemilikannya. Saat dirinya sudah jenuh dengan harta, maka ia sudah merasa puas dan berhenti untuk menumpuk harta – saat dirinya sudah jenuh dengan pangkat-gelar-jabatan, maka ia akan berhenti mengejar karir, jabatan atau gelar. Nilai kejenuhan itu akan ada manakala semua rasa dalam diri berkonspirasi dan menyatakan kecukupan, semua elemen dalam tubuh menyatakan sudah cukup menerima dan merasakan, atau satu hal yang lebih jelas … manakala manusia sudah berhenti hidup
Mencari kepuasan akan melahirkan ambisi yang meledak”, orangnya memiliki sifat ambisius, efeknya sangat negative karena ia akan menghalalkan secala cara, ia akan merelakan apapun yang penting terpuaskan dalam jumlah sangat banyak. Tetapi manakala kepuasan itu datang dengan perlahan .. sedikit demi sedikit .. seluruh unsur dalam tubuh merasakan di setiap dinding sel-nya … alangkah terasa bahwa kepuasan itu nyata dan bukan selama tegukan teh.

21 Agustus, 2009

MARHABAN YAA RAMADHAN


MARHABAN YAA RAMADHAN

Ramadhan …
Engkau datang tepat waktu …
Engkau tidak peduli apakah aku akan menerimamu atau menolakmu
Engkau tidak peduli apakah aku akan menjalankan ibadah atau bermaksiat sepanjang waktu
Engkau tidak peduli apakah aku mengagungkanmu atau aku menghianatimu
Engkau tidak akan pernah peduli bagaimana aku memandangmu …

Ramadhan …
Hari-harimu bermakna ibadah …
Pagimu adalah rahmat .. siangmu ujian .. malammu berkah
Kau ajarkan pada kami arti sebuah kebersamaan
Kau ajarkan pada kami arti sebuah solidaritas
Kau ajarkan pada kami arti menahan diri
Kau ajarkan pada kami arti dekat padaNya
Kau ajarkan pada kami tetap bersemangat ditengah lapar
Kau ajarkan pada kami selalu bermunajat dikala perut kosong
Kau ajarkan pada kami khusyuk meski pikiran selalu ingin bersantap
Kau ajarkan pada kami arti ketaqwaan

Ramadhan …
Sebulan penuh masjid akan ramai .. musholla akan terang benderang .. surau akan gegap gempita … langgar tak ubahnya seperti pasar …
Semua datang menyambutmu … semua ramai memperbincangkanmu
Semua ingin selalu menerima gulungan ganjaran sebanyak-banyaknya

Ramadhan …
Ah … betapa aku ingin ada diharimu, meski harus aku tinggalkan es buah dan es sirup disiang hari
Ah … betapa aku ingin tersenyum, meski harus kusimpan rokokku sepanjang siang
Ah … betapa aku ingin beribadah sepanjang waktumu, karena menunggu limpahan pahala berlipat ganda
Ah … betapa aku ingin seluruh bulan memiliki nilai seperri bulanmu, penuh limpahan rahmat, pengampunan dan jaminan masuk surga

Ramadhan …
Kuucapkan selamat datang bagimu
Kuhaturkan sambutan terhangatku
Kusanjungkan hati mengisi hari-harimu

Marhaban yaa Ramadhan …

Mengenai Saya

Foto saya
keberadaan saya didunia ... bagi saya adalah keberkahan yang sangat besar .. anugerah tiada tara .. dunia peternakan menjadi salah satu tempat terindah yang saat ini saya selami ... sedikit yang saya dapat berikan saat ini ... sedikit yang dapat saya abdikan saat ini ...

COWMANIA

COWMANIA