08 Desember, 2009

“Ya Tuhan, Yang Maha Kuasa … berilah kekuatan kepada hambaMu untuk dapat menjalankan perintahMu dan menjauhi semua laranganMu”

kalimat sakti yang sering kita perdengarkan saat kita berdo’a atau saat kita sedang berserah diri padaNya. tanpa sadar, karena sudah menjadi kebiasaan, maka kalimat itu menjadi sebuah budaya yang selalu terbiasa diucapkan.

andaikan kita sebagai manusia beriman yang ingin beribadah dibumiNya, tentunya kalimat itu menjadi pegangan dalam kehidupan kita. seperti kehidupan kita yang memiliki aturan main, larangan – anjuran – himbauan yang sering kita temui.

kembali, kita sering melanggar dan selalu penuh toleransi.

apakah kita masih :
1. kadang menerobos lampu pengatur lalu lintas yang menyala merah?
2. menerobos bahu jalan di jalan bebas hambatan?
3. menggunakan/mengaktifkan telpon seluler saat berada di dalam pesawat terbang?
4. memilih member tips kepada oknum petugas lalulintas yang menangkap kita karena kita melanggar rambu lalulintas?
5. membuang sampah di jalan raya saat kita mengendarai kendaraan?
6. berkecepatan tinggi di jalan raya?
7. merokok pada daerah “dilarang merokok”?
8. menggunakan jasa calo?
9. menerobos antrian?

bila kita masih melalukan hal” kecil itu, adalah sangat disayangkan bila kita selalu mengucapkan kalimat sakti diatas tetapi tingkah laku perbuatan kita masih bertolakbelakang.

tentunya semua penegakan aturan/hukum berawal dari hal terkecil … dan sudah saatnya bagi kita untuk memulai langkah kecil … ingat, sebuah bangunan gedung berawal dari sebongkah batu yang menjadi pondasinya, seribu langkah kemuka berawal dari satu langkah pertama.

keep on istiqomah mentaati aturan …

REBUTAN …. sentilan sebuah fenomena

REBUTAN …. sentilan sebuah fenomena

Berita tentang sesuatu, baik itu barang – uang – jasa – jabatan – kuasa – berahi selalu menjadi sebuah hal yang saat ini dianggap biasa untuk diperebutkan. Penguasaan kita akan hal” itu dikarenakan kesemuanya akan menampilkan sensasi kenikmatan, kenyamanan, kesenangan, kepuasan dan keindahan yang luar biasa.

Gengsi, pamor, kekayaan dan kewenangan adalah tujuan yang akan diraih dari semua itu. Sebagai manusia, kita diberi rahmat yang bernama NAFSU, suatu hasrat, keinginan, kemauan yang merajai setiap sisi waktu perjalanan kehidupan.

NAFSU ini terkadang mampu merajai setiap sudut hati manusia dimuka bumi dan mengesankan bahwa ketamakan, keserakahan, keinginan menguasai adalah wujud asli NAFSU belaka. Akhirnya, menginjak kepala teman, menjilat atasan, kolusi, korupsi, nepotisme, kongkalikong, mafianisme, permakelaran dan penyikutan menjadi alat untuk mengamankan NAFSU kita. Saat kejadian itu, tiada saudara, tiada teman, tiada kolega, tiada lawan dan tiada anggapan persahabatan lagi … yang ada hanya satu : MERAIH KEMENANGAN, MENGAMANKAN NAFSU dan MEMUASKAN KESERAKAHAN DIRI

Tengok fenomena Pilkada atau Pileg, semuanya berusaha meraih simpati masyarakat, bukan untuk rakyat semata, ternyata – sebagian dari anggota legislatif benar” ingin menjadi anggota dewan untuk menempatkan NAFSU diatas singgasana kehidupannya, sangat sedikit anggota dewan yang benar” mengabdikan diri.

Yang terbaru, tengok suasana pembagian hewan qurban yang semata” diperuntukkan bagi kaum dhuafa. Esensi qurban sebagai media berbagi kasih, berbagi perhatian dan berbagi rejeki untuk merasakan sebuah kenikmatan dan membersihkan harta dijadikan sebagai ajang meluapkan nafsu.
Bagi manusia yang berqurban, sebagian mengkedepankan riya’ … bukan syiar, seperti yang semestinya dilakukan. Sebaiknya para manusia yang berqurban, mengatasnamakan nazar berqurban demi membersihkan harga dan berbagi kasih dengan kaum dhuafa, bukannya demi gengsi dan kebanggaan tentang kemampuannya berqurban. Padahal belum semua umat muslim di seantero jagat ini mengetahui nisabnya qurban, kebanyakan masih merasa bahwa berqurban hanya bagi yang mampu, sementara setiap bulan membeli steak atau makanan berlebih dengan harga Rp. 100.000/bulan saja mampu … andaikan Rp. 100.000/bulan x 12 bulan = Rp. 1.200.000, seekor kambing atau domba yang gemuk dan sehat atau bertujuh bergabung, akan mampu membeli seekor sapi dengan harga Rp. 8.400.000 … waoooooooo
Bagi kaum dhuafa penerima qurban, sebuah pernyataan tentang kenistaan dilakukan. Kebanggaan menerima kupon dan keharus berebut kantung plastik dengan seonggok daging rela dilakukan, mengantri sejak pagi lalu merangsek masuk saat waktunya pembagian daging dan tidak lagi peduli dengan tetangga atau saudara, berdesak”an, terinjak”, terhimpit, meratap, berteriak, menagis, meraung” adalah sebuah pemandangan biasa yang masih sedikit mampu diatasi.

Fenomena diatas berujung pada satu hal, MENGUMBAR HAWA NAFSU …

Apabila kita menarik kembali contoh suri tauladan yang dikedepankan oleh pada anbiyaa, tentunya kita akan dengan bangga melakukan hal” ini :

Elegan dalam menyatakan diri untuk memegang amanah rakyat. Pernyataan kesediaan memegang amanah rakyat dilakukan dengan tindakan nyata melalui langkah” dan upaya nyata untuk berbuat demi rakyat. Setelah terpilih, dengan seluruh keikhlasan dan ketulusan hati, bersemangat menerima amanah dan melaksanakan tugas demi kemakmuran bangsa-negara untuk mensejahterakan rakyat

Mengendalikan diri dari keinginan menguasai harta, memperkaya diri sendiri, mengambil hak orang lain atau menghilangkan karakter orang lain, merupakan langkah strategis sebagai wujud tanggungjawab sebagai sesama manusia. mengendalikan hawa nafsu seperti yang dilakukan umat muslim beriman pada setiap Ramadhan merupakan latihan mengendalikan diri dan merangsang pembentukan pribadi tangguh

Tangan kanan memberi tangan kiri tidak tahu, merupakan sebuah wujud kerendahan hati. Konsep kerendahan hati akan meninggikan derajat kita dimata Yang Maha Kuasa, kita tidak perlu menjadi terkenal atau bergengsi saat orang lain tahu kita memberi … cukup hati kita berniat, tangan melakukan dan Tuhan yang kita informasikan

Melayani orang lain dengan sepenuh hati
. Pembagian rejeki dengan cara kita haturkan secara langsung kepada penerima merupakan sebuah cara elegan yang saling eninggikan derajat. Apabila kaum dhuafa menerima langsung pemberian kasih di muka pintu mereka, akan menimbulkan kesan mendalam tentang sebuah keikhlasan. Teknisnya kita balik, biasanya panitia berkeliling mengantarkan kupon pengambilan daging qurban, sekarang … panitia tidak perlu mengantarkan kupon, tetapi mendata dhuafa yang memenuhi syarat sebagai penerima daging qurban. Saat data sudah diterima, segera dipersiapkan dan dilakukan penghantaran daging langsung door to door. Efeknya, sebuah rasa penghargaan yang mengharukan manakala kaum dhuafa merasa terlayani dan dihargai, sebuah tebaran kasih yang sangat membanggakan

keep on istiqomah untuk mengendalikan diri, mengekang NAFSU, melayani hati, berbagi kasih dan menghargai ….

28 November, 2009

kabari di TV .... masih saja injek"an saat pembagian daging qurban. malah ada calo daging segala ... andaikan pembagian daging qurban dilakukan dengan elegan, para penerima didata dan seluruh daging diantarkan, betapa penghargaan terhadap kaum dhuafa benar" nyata ...

15 November, 2009

another view





Wet Day

udah mulai masuk musim hujan neh ... semoga aja bisa aman dan lancar aktifitas dan kesuburan lahan bisa didapat ... berkahMu tiada tara

10 November, 2009

tantangan itu bernama . PERTIKAIAN

dalam kehidupan manusia yang merupakan makhluk sosial, alat yang digunakan untuk melakukan hubungan itu adalah Komunikasi. komunikasi dibentuk dengan berbagai cara, baik dengan bahasa lisan, bahasa tubuh dan juga bahasa hati

interaksi yang terjadi antar personal, personal dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok bukan hanya merupakan bahasa formalitas belaka, tetapi harus dilingkupi dengan atmosfer hati yang kental dan penuh penjiwaan. bila hanya komunikasi sekedarnya, maka interaksi yang terbentuk hanya sebuah basa basi dan akan sangat sulit mencapai kesempurnaan dalam mencapai tujuan

mengiringi kesamaan bahasa lisan dan tubuh, keselarasan hati dan jiwa dalam melakukan komunikasi untuk mencapai tujuan yang diidam-idamkan dengan status : Terbaik

terkadang, kita mengalami kegagalan berkomunikasi sehingga terjadi ketidakharmonisan dalam mencapai tujuan, yang berakhir pada renggangnya hubungan, ketidak harmonisan serta pertikaian yang berkepanjangan dan penuh perasaan marah dan dendam.

hal ini dikarenakan beberapa hal :

ketidakikhlasan

dalam melakukan komunikasi untuk mencapai tujuan, keilkhasan dalam melakukan kerjasama adalah hal yang mutlak diperlukan. komunikasi yang didasari dengan keikhlasan akan melahirkan pemikiran" berilian, masukan" yang cerdas karena masing" berfikir tentang tujuan bersama. keikhlasan hati dalam mencapai tujuan akan meminimalkan pertikaian yang terjadi

egoisme
melakukan 'penyelamatan' diri sendiri adalah fitrah manusia. mendahulukan kepentingan mereka menunjukkan betapa manusia masih diliputi dengan rasa mementingkan diri sendiri. kepentingan diri sendiri/kelompok akan lebih didahulukan dan itu adalah galibnya manusia. tentunya hal itu adalah sesuatu yang sangat wajar, hanya saja dengan satu komitmen bahwa kepentingan bersama adalah lebih prnting, maka kita harus mengendalikan rasa egoisme itu. pengendalian rasa egois akan memeudahkan komunikasi dan hubungan kita sehingga pertikaian dapat dihindari dan tujuan bersama akan lebih mudah tercapai bisa dibilang, kita harus "sadar diri" sehingga kita mampu 'mikul duwur, mendhem jero'

berlapang dada
mengakui kekeliruan, menyadari kesalahan dan bertujuan meminimalkan bentrokan adalah wujud kelapangan dada kita. lapang dada akan memperbaiki hubungan dan membuat kita menjadi manusia yang elegan, mengapa tidak? lapang dada dalam menerima sebuah perbedaan untuk mencapai tujuan tanpa meninggalkan prinsip bersama adalah sebuah tindakan terpuji. saat ini lapang dada bagai jauh panggang dari api, ketidakinginan mengakui kesalahan dan menyadari kebenaran orang lain serta hanya menginginkan kebenaran nisbi demi kepentingan sendiri/kelompok adalah naif. berlapang dadalah untuk menghindari pertikaian

merasa lebih berkuasa

memiliki kekuasaan lebih sama dengan pemikiran memiliki kekuatan lebih sehingga merasa sebagai yang terhebat dan tidak mungkin terkelahkan. bila hubungan komunikasi diselimuti dengan rasa saling mengalahkan, maka pertikaian itu tinggal menunggu konban yang berjatuhan dari kedua pihak. manakala yang kemudian merajai adalah rasa kasih sayang, kebersamaan, manyadari bahwa tidak semua yang berkuasa akan kuat, maka jalur komunikasi kedua belah pihak akan sangat luar biasa, komunikasi akan terbentuk dan keinginan untuk maju bersama akan mejadi pedoman

tak seorangpun dari kita sepintar kita semua
sebuah penyadaran bahwa kita adalah konstributor sebuah perubahan, kita adalah pembawa obor kemajuan, kita adalah sparepart sebuah mesin jet yang masing" memiliki peran penting sehingga mesin jet dapat melaju kencang. menyadari kekurangan diri sendiri dan secara jeli memaksimalkan potensi kolega akan menjadikan kita mampu berfikir dewasa dan bertindak cerdas dalam menghilangkan pertikaian dan menjalakan komunikasi yang efektif

akhirnya, sebuah penyadaran dalam bahasa Jawa : "Menang dadi Arang, Kalah dadi Abu" adalah ungkapan yang tepat untuk sebuah hasil pertikaian. tidak ada yang mampu menghasilkan nilai positif.

keep on istiqomah dalan menghilangkan pertikaian dan membawa kebersamaan

04 November, 2009

SISTEM BERAKTIFITAS - berkaca pada kejadian negara

setidaknya sore sampai menjelang pagi ini aku masih terkesiap dengan apa yang aku saksikan dilayar kaca ... betapa tidak? ... institusi negara di'udal adul' seenaknya sendiri dengan segepok kebendaan yang membuat nilai aparat negara menjadi sangat rendah.

pengistilahan yang timbul karena tarik menarik ini juga sungguh ironis ... "Cicak vs Buaya" .. sepasang reptil yang berada pada garis keturunan yang sama dan selalu berfikir tentang nilai diri masing-masing (egois)

ego sektoral ini sebenarnya merupakan 'penyakit' birokrasi kita .. birokrasi kita seakan ingin menjadi pahlawan ... menjadi populer .. menjadi artis .. menjadi bahan pembicaraan orang lain ... dan SELALU INGIN DIPUJI

keinginan untuk saling memuji inilah yang membuat negara ini berada pada bayang-bayang kehancuran identitas, setiap aparat berlomba-lomba untuk meraih sematan bintang didada yang dibarengi dengan selempangan selendang dipundak dengan gemerlap lampu blitz serta ... tentunya segepok materi yang entah halal, entah tidak ...

kondisi ego sektoral inilah yang membuat negara ini menjadi tertatih karena masing-masing departemen pelaksana disini selalu berfikir tentang 'DIRI SENDIRI' ... topangan aparatur penyelenggara negara tidak kompak, tidak bersatu dan selalu ingin lebih dari departemen lain

berkaca dari kasus yang terjadi, sebenarnya apa yang terjadi saat ini adalah bentuk sebuah kekeliruan dalam membuat sistem negara.

satu institusi yang berada langsung dibawah kepala negara sedang menjadi pesakitan alat negara. entah karena cemburu atau karena 'gemes' dengan begitu lancangnya kewenangan institusi ini yang mampu melucuti warga negara, institusi yang dianggap melakukan tindak pidana

sistem awal inilah yang akhirnya membuat kedua alat negara lainnya merasa disepelekan, alat negara yang 'seharusnya' melalukan penyidikan dan menerima laporan serta melaksanakan penangkapan 'dilangkahi'birokrasi negara ini sehingga penangkapan itu menjadi terkesan dadakan dan alasan yang dibuat-buat

andaikan sistem ini dudah diatur sedemikian rupa sehingga masing-masing mampu mengetahui tugas dan wewenangnya, maka akan sangat mudah untuk menata sistem komunikasi dan koordinasi antar lembaga negara sehingga harmonisasi dan keseriusan merubah negara menjadi lebih baik akan tercapai

memang sistem adalah awal yang akan menentukan gerak langkah sebuah harmonisasi aktifitas. dengan sistem yang tertata, teratur dan terbentuk oleh sebuah pola manajemen, komunikasi dan koordinasi yang harmonis, maka aktifitas sebuah kegiatan menjadi sangat ideal

semoga segera selesai dan sistem segara terbentuk ..

keep on istiqomah dalam sistem yang harmonis

WAKTUHOLIC

"Maaf, waktu saya terbatas .. saya harus meeting lagi. kita bertemu diwaktu yang lain ya"
"Berhubung waktu sudah habis, maka pertemuan kita tutup sampai disini"
"waktu kita terbatas, saya tidak bisa menunggu lama ... mari kita tinggal saja"
"uuuuh, andaikan waktu masih ada 5 menit saja, semua soal bisa saya jawab pasti"
"andaikan saya datang lebih awal, pasti saya tidak ketinggalan kereta"

Kita sedang menukikkan persepsi, pandangan, kesimpulan kita pada satu hal yang bernama WAKTU

waktu tidak akan pernah mundur,yang ada hanya kenangan
waktu tidak akan pernah kembali, yang ada hanya hikmah tersisa
waktu tidak akan pernah berputar ulang, yang ada hanya penyesalan
waktu tidak akan pernah menunggu, yang ada hanya kesempatan yang musnah
yang pasti dari waktu didunia ini adalah ... WAKTU TIDAK PERNAH BERHENTI

berada pada dimensi waktu yang melingkupi kita, seakan kita berada pada sebuah dimensi berbeda-beda ... dikota besar, waktu menjadi sangat ketat .. berangkat kantor saja harus awal waktu, bila tidak .. waktu terlambat akan jauh lebih lama dan kredibilitas kita akan turun.

tetapi kehidupan di kota besar yang padat dan hiruk pikuk akan membuat kita terlatih untuk menggunakan waktu dengan baik

kehidupan kita yang terukur oleh waktu, mulai dari sepersekian detik, detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, semester, tahun, dasa warsa, abad akan terus bergulir tetap penuh kepastian

nilai-nilai waktu yang dapat kita jadikan pegangan dalam kehidupan :

1. KEMANTAPAN
waktu adalah kemantapan. mantapnya detak waktu dikeseharian ini membuat kita harus menjadi manusia yang mantap dalam menjalani kehidupan dan mengisinya dengan hal terbaik. nilai mantap disinilah yang harus kita jadikan sebagai gaya kita, mantap - tidak tergoyahkan

2. KEYAKINAN
pernahkan waktu tiba-tiba menjadi peragu, lalu berputar mundur? ... keyakinan bahwa waktu terus berjalan adalah sebuah keyakinan yang abadi di dunia ... yakin melangkah, yakin mengambil keputusan, yakin melakukan setiap keputusan adalah cerminan manusia yang sukses

3. TAK ADA ALASAN
pernahkah waktu berhenti dengan alasan-alasan? ... dia tanpa alasan untuk berhenti dan tanpa alasan untuk berputar maju, karena waktu dimuka bumi ini adalah KEABADIAN YANG BERLALU

ketiga alasan diatas, cukup buat kita untuk menjadi penghormat waktu ...

menghormati waktu adalah menggunakan waktu untuk menjadi yang terbaik dan berguna untuk orang lain.
menghormati waktu adalah sebuah torehan kebajikan pada setiap hikmah kehidupan kita
menghormati waktu adalah bukti ketaatan kta pada Sang Maha Memiliki Waktu

"menunggu waktu adalah hal yang menjemukan dan terasa lama ... tetapi jika kita lengah, berjuta kesempatan akan musnah"

tetaplah istiqomah dalam waktu yang penuh hikmah dan berkah

SALESISME

Sales … sebuah kata yang berkaitan dengan penjualan sesuatu. Pada sebuah Department Store, banyak terpampang kata “SALE” pada produk-produk fashion yang ditawarkan oleh Sales Promotion Girl. Kadang kita juga sering melihat serombongan belia dengan pakaian serapi mungkin (pria menggunakan dasi, dan wanita menggunakan blazer) membawa beberapa barang dan ditawarkan langsung kepada konsumen, DIRECT SELLING. Atau kita juga pernah mendapatkan penawaran barang melalui selebaran yang di’domplengkan’ dengan tagihan kartu kredit serta beberapa model yang lain.
Metode-metode penjualan itu dilakukan oleh orang yang berprofesi sebagai PENJUAL dan terkadang kita memandang sebelah mata terhadap profesi ini. Padahal, semua dari kita adalah seorang penjual. Kegiatan penjualan merupakan kegiatan tertua dimuka bumi ini setelah prostitusi (sementara prostitusi sendiri juga merupakan konsep penjualan khan?).
Kita adalah PENJUAL. saat dulu kita melakukan pendekatan kepada kekasih, kita mengobral janji .. rayuan … trik dan bahkan tipuan agar kekasih kita tertarik. Ada kalanya penawaran kita berhasil juga kemungkinan gagalpun ada. Penawaran adalah salah satu bentuk model penjualan. Kita menawarkan janjian, rayuan dan segudang kata-kata yang memabuk kepayangkan. Saat kita minta sesuatu kepada orang tua kita, kadang kita merajuk sehingga timbul rasa kasihan sehingga apa yang kita inginkan dituruti. Merajuk juga merupakan sebuah penawaran dan kasihan adalah bentuk rangsangan untuk memenuhi keinginan kita.
Seorang guru yang mengajar murid-muridnya, ia adalah seorang sales .. bukan barang yang dijual/ditawarkan .. tetapi cara mengajar, tingkah laku, tutur kata, kemampuan berkomunikasi … kita sebagai murid akan melakukan respon dengan cara tetap berada di kelas dan antusias atau tetap berada di kelas dan biasa-biasa saja atau memilih ‘titip absen’ dan meningalkan kelas. Guru yang mampu ‘menjual’ akan menjadi idola, kedatangannya akan ditunggu, cara bicaranya mengundang inspirasi, gaya komunikasinya menghanyutkan dan penguasaan intelektualitasnya mengagumkan.
Sebagai seorang sales, kita dituntut untuk memenuhi beberapa hal yang sangat penting agar ‘jualan’ kita laku, antara lain :
1. Antusiasme
tidak aka nada yang akan membeli ‘dagangan’ kita kalau kita tidak antusias, tidak bersemangat dan tidak memiliki keceriaan dalam menawarkan ‘dagangan’ kita. Antusiasme kita akan memancarkan daya tarik yang hebat dan akan mempermudah kita ‘menjual’ karena calon pembeli akan tertarik dengan nuansa luarbiasa yang kita tawarkan
2. Yakin
cara kita menyampaikan kata-kata, berkomunikasi, bersikap dengan penuh keyakinan akan membuat calon pembeli memiliki tekad bulat untuk menggunakan ‘dagangan’ kita. Keyakinan kita adalah garansi bahwa ‘dagangan’ yang kita tawarkan berkualitas dan memuaskan
3. Berpikiran Positif
memberi nilai positif pada apapun, termasuk competitor akan membuat calon pembeli kita merasa menemukan ‘dagangan’ yang beretika karena tidak menjelek-jelekan competitor dan pasti tidak dimusuhi kompetitor
4. Melangkah Lebih Jauh
kadang sebagai sales, kita hanya memenuhi kepentingan customer semata, padahal customer akan lebih terpikat bila kita mampu memberi lebih dari sekedar keinginannya. misalnya, Ibu kita meminta kita membeli sarden diwarung, kita berjalan kewarung dan membawa sarden dengan beberapa lampiran resep masakan yang menggiurkan, boleh jadi ibu kita akan terkesan dan memasakkan kita bukan hanya sarden, tetapi sarden dengan tempe goreng yang gurih, misalnya
5. Simbiosis mutualisma
saling menguntungkan. sebagai sales kita akan merasa untung karena ‘dagngan’ kita laku .. tetapi pembeli juga dipastikan merasakan manfaat lebih dari sekedar manfaat standar yang diterima
6. After Sales Service
pelayanan … bukan hanya setelah membeli, tetapi member pelayanan terus menerus kepada pembeli akan membuat kita memiliki nilai lebih dan akan selalu diingat serta pelanggan kita akan menjadi PELANGGAN SEUMUR HIDUP
7. Karakter
last but not least … KARAKTER, semua penjual menawarkan barang yang sama (malah lebih bagus), tetapi pembeli akan memilih ‘dagangan’ kita karena ‘dagangan’ kita memiliki KARAKTER … sebuah nilai khas yang mencerminkan betapa bernilainya ‘dagangan’ kita

Menjual … adalah seni. seni memikat orang, seni menyampaikan informasi, seni teknis dan seni menggembirakan orang lain …

bravo untuk kita … penjual terbaik dinegeri ini.

tetap istiqomah … dan jadilah penjual yang selalu bergembira dan menceriakan

SERBA SERBI HATI (Sequel Keempat)

SERBA SERBI HATI (Sequel Keempat)
Saat kita membaca tentang hati, ingatan kita pasti tertuju pada seonggok organ tubuh yang berwarna merah kecoklatan (akhirnya timbul satu warna baru : merah hati) dengan fungsi yang sangat vital, sebagai penyaring darah. karena berfungsi sebagai penyaring, sering kita ibaratkan hati itu sebagai sepasang ‘mata’ hidup seorang manusia.
“Kata Hati”, misalnya. Orang sering artikan sebagai sebuah pekataan milik jiwa yan paling bersih dan paling suci. Kata hati terkadang kita dijadikan sebagai penentu keputusan. Berbicara tentang hati, tentunya kita akan kaitkan dengan ‘Kalbu atau Nurani’. Kalbu atau Nurani diibaratkan sebagai bagian tubuh yang paling bersih dan suci, berkaitan dengan pusat kotrol seluruh aktifitas lahiriah dan bathiniah. Selanjutnya kita leburkan saja hal-hal yang berkaitan dengan kalbu atau nurani dengan satu kata “HATI”
Serba serbi tentang hati ini cukup bagus kita ulas untuk saling mencerahkan dan memahami tentang hati kita.

Sequel Keempat
Menata Hati


“Prang !!!” … bunyi yang ditimbulkan manakala piring atau gelas atau benda kaca lain terjatuh di atas pemukaan keras dengan gaya grafitasi besar. Akibatnya, barang itu akan hancur berantakan menjadi beberapa bagian besar atau kecil. Barang dari beling itu jatuh dan hancur dapat disebabkan karena dilakukan orang lain atau kita sendiri yang melakukan dan dapat karena disengaja atau memang bukan karena disengaja, tetapi yang jelas barang beling itu tetap saja hancur. Sama seperti hati kita, pasti suatu waktu ada hal yang membuat hati kita menjadi hancur, bisa karena orang lain bisa juga karena perbuatan kita sendiri. Ada hal yang sama antara hati dengan sebuah piring atau gelas yang hancur, saat dilem kembali atau disembuhkan tetap akan meninggalkan bekas, tetapi perbedaan yang paling hakiki adalah hati dapat kembali sembuh total, sementara barang pecah belah itu tetap terlihat bekasnya.
Semua dari kita pasti pernah merasakan hati yang hancur, dengan berbagai sebab : mulai dari masalah pelajaran sekolah, pekerjaan, hubungan antar manusia sampai hubungan dengan Sang Maha Pencipta. Nilai pelajaran sekolah yang jelek, akan membuat kita serasa tidak berguna dan masa depan yang suram. Prestasi pekerjaan yang tidak memuaskan pimpinan sehingga kita ditegur mereka juga dapat menjadi faktor hati yang hancur. Saat kita ditegur atau diberi peringatan oleh orang tua atau orang yang kita cintai, kita merasa sebagai manusia yang tidak berguna dan hati kita seakan berantakan. Mungkin juga kita sempat merasa hancur hati kita karena Sang Maha Pemberi ternyata tidak memberikan apa yang kita inginkan, tidak mengabulkan apa yang kita minta atau kehidupan kita tidak sesuai dengan rancangan hidup yang sudah kita buat.
Nilai emosional yang kita miliki terkadang menguasai kita sehingga kita seakan lupa dengan satu hal yang ada dibalik itu semua:HIKMAH. Nilai emosional kitalah yang membuat hati kita serasa hancur berantakan, merasa tersakiti, merasa tertipu, merasa hidup ini tak berguna, merasa menjadi manusia paling menderita, merasa manjadi tidak berharga dan merasa menjadi hamba yang tidak disayang pemiliknya.

Pengendalian nilai emosional merupakan satu tahapan penting yang harus kita lakukan. Nilai emosi yang kita kedepankan sebenarnya tidak perlu, kita hanya akan sebatas menunjukkan arogan kita, ketidakdewasaan, kelemahan dan ketidakterimaan diri pada nilai-nilai kehidupan. Pengendapan dan menanggapi dingin akar permasalahan yang muncul akan memudahkan kita dalam menata hati yang sebelumnya hancur. Nilai emosional hanya akan menghabiskan energy kita karena kita akan terlalu sibuk mengobral arogansi sehingga kita melupakan kebesaran jiwa dan kita menjadi terlihat kerdil.

Keyakinan atas nilai kehidupan. Sebagai manusia yang menjalani kehidupan dengan penuh semangat, keyakinan kita akan nilai-nilai kehidupan merupakan hal terpenting dalam menghadapi permasalahan. Saat nilai diri berada pada zona ketidaknyamanan, ketidakenakan dan ketidaklapangan maka kita harus merasakan nilai-nilai ketetapan yang hakiki dimana kehidupan manusia adalah utuk merasakan nilai yang penuh dengan keyakinan dan semangat. Melalui penilaian kehidupan yang kuat, maka semangat dan keyakinan kita untuk selalu berada pada nilai-nilai kehidupan yang sempurna akan membuat kita mampu mengatasi permasalahan.

Hikmah pada setiap sisi perjalanan hidup.
Sang Maha Pemberi selalu menelurkan kuasaNya pada setiap kehidupan manusia. Manusia adalah pelaku, subjek dan merupakan pemberi apresiasi agar Dia mudah dalam menentukan perjalanan kehidupan kita. Setiap perjalanan kehidupan yang kita laksanakan akan menemui etape-etape yang menjadi jalur kita. Pada akhir etape kita akan menorehkan kualitas kita menempuh perjalanan, boleh jadi kita seharusnya harus mengevaluasinya. Terkadang kita tidak perduli dengan evaluasi, kita terjebak pada suatu kondisi bahwa Perjalanan Kehidupan Terus Berlangsung padahal bukan hanya itu, kita juga harus pastikan bahwa setiap etape perjalanan mengandung hikmah yang akan membuat kita matang, dewasa dan mengerti arti kehidupan. Saat kita mendapatkan nilai buruk pada kertas ujian, kita seharusnya mengambil hikmah bahwa kita kurang menguasai pelajaran tersebut, hikmahnya kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan kualitas penguasaan kita atas pelajaran tersebut untuk menghadapi ujian mendatang dan menggunakan kualitas penguasaan keilmuan itu untuk kehidupan sehari-hari.

Pengendalian emosi, keyakinan atas nilai kehidupan dan hikmah pada setiap sisi perjalanan hidup adalah hal-hal yang akan membuat hati kita selalu berada dalam kondisi terbaik dan nilai spiritual yang berada sebagai nilai hakiki manusia dapat lebih mendominasi kehidupan yang menceriakan.

Tetaplah istiqomah bersama hati yang gembira …

05 Oktober, 2009

Meraih Sesuatu dengan Kebanggaan

sebuah Tausiah yang menarik dari seorang konsultan motivasi, Bapak Reza M. Syarief malam ini sangat menggelitik dan menyemangatkan ...

Seluruh insan didunia ini mengakses kata, dalam waktu 0,28 detik :

1. Sukses sebanyak 300.000.000 orang
2. Kaya sebanyak 500.000.000 orang
3. Sehat sebanyak 900.000.000 orang
4. Berubah sebanyak 1.300.000.000 orang

maknanya, akan lebih banyak manusia yang ingin BERUBAH daripada HANYA ingin SEHAT ...
lebih banyak manusia ingin SEHAT daripada hanya sebatas KAYA ... dan
lebih banyak manusia ingin KAYA daripada hanya sebatas SUKSES

BERUBAH mengandung arti, Charging = disemangatkan, dimotivasi dan Chance = kesempatan, peluang

Semua Perubahan dimulai dari DIRI SENDIRI

Sebuah Perusahaan akan memiliki nilai luar biasa manakala berada pada tingkatan ke-3 dari 3-G Corporate Goverment, yaitu :

1. GOOD Corporate Goverment
2. GREAT Corporate Goverment
3. GOD Corporate Goverment

sebuah model yang terpenting saat kita berhubungan dengan orang lain (customer, kolega, pelanggan, keluarga) adalah :

1. Sensasion, suatu hal yang sangat membuat orang merasa memiliki kesan mendalam dan serasa kebutuhannya mampu terbaca dan terpenuhi

2. WORK BY MISSION not WORK BY COMMISSION ... bekerja dengan sepenuh hati ... entuk jeneng disik tinimbang jenang disik

3. melaksanakan tahapan menuju sesuatu yang luar biasa dengan :
a. Membersihkan diri dari :
Takabur
Tamak
Tahayul
b. Diisi dengan :
Ikhlas
Ilmu
Inovasi
c. Dihias dengan Cinta
Cinta adalah the Power of Gift ... apapun yang dimiliki akan diberikan

sebuah hal yang cukup menyentuh ...

20 September, 2009

Sequel Ketiga - Mentelantarkan Hati

SERBA SERBI HATI (Sequel Ketiga)
Saat kita membaca tentang hati, ingatan kita pasti tertuju pada seonggok organ tubuh yang berwarna merah kecoklatan (akhirnya timbul satu warna baru : merah hati) dengan fungsi yang sangat vital, sebagai penyaring darah. karena berfungsi sebagai penyaring, sering kita ibaratkan hati itu sebagai sepasang ‘mata’ hidup seorang manusia.
“Kata Hati”, misalnya. Orang sering artikan sebagai sebuah pekataan milik jiwa yan paling bersih dan paling suci. Kata hati terkadang kita dijadikan sebagai penentu keputusan. Berbicara tentang hati, tentunya kita akan kaitkan dengan ‘Kalbu atau Nurani’. Kalbu atau Nurani diibaratkan sebagai bagian tubuh yang paling bersih dan suci, berkaitan dengan pusat kotrol seluruh aktifitas lahiriah dan bathiniah. Selanjutnya kita leburkan saja hal-hal yang berkaitan dengan kalbu atau nurani dengan satu kata “HATI”
Serba serbi tentang hati ini cukup bagus kita ulas untuk saling mencerahkan dan memahami tentang hati kita.



Sequel Ketiga
Mentelantarkan Hati
Permintaan seorang sahabat untuk membahas masalah Hati yang Terlantar.

Hampir semua dari kita sudah mengenal dengan kata terlantar, sesuatu yang tidak diurus – sesuatu yang tidak terurus – sesuatu yang tidak mau/tidak mampu mengurus sendiri. Sama seperti hati kita, hati yang terlantar terjadi karena kita merasa bahwa kita tidak memerlukan lagi hati yang berada dalam keadaan bersih atau hati yang berada dalam keadaan terjaga. Kondisi ini sangat riskan, karena akan menyebabkan hati menghilangkan keinginan beribadah sebagai perwujudan rasa syukur, hati menjadi begitu mudah tertular, hati menjadi begitu mudah tercemar, hati menjadi sangat rapuh, hati menjadi nelangsa dan hati akan menjadi jahat.
Hati yang terlantar ini dapat disebabkan karena dua faktor :
1. Faktor internal
2. Faktor eksternal

Faktor Internal merupakan faktor dari dalam diri yang mampu membuat hati kita tidak mau melakukan atau memikirkan hal-hal yang berkenaan dengan kewajiban manusia sebagai penjaga diri, alam semesta, sesama manusia dan bersyukur pada-Nya. Faktor internal ini banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal
Faktor Eksternal merupakan kejadian-kejadian, fenomena, momen atau sebuah tindakan yang kita terima sehingga kita menjadi manusia yang paling tidak berharga, menjadi manusia yang selalu sial, menjadi manusia yang tidak dapat menjadi siapa-siapa, menjadi manusia yang membebani orang lain, menjadi manusia yang hina dan nista, menjadi manusia yang akan kehilangan identitas dan menjadi manusia yang kehilangan jati diri/karakter
Beberapa sebah kita mentelantarkan hati, antara lain :
1. Cinta
2. Harta
3. Pengakuan/apresiasi
Cinta

Kata Doel Sumbang … “cinta itu anugrah, maka berbahagialah. Sebab kita sengsara bila tak ada cinta”. Sepenggal bait dari lagu Doel Sumbang yang saya suka. Betul adanya bahwa cinta akan membuat kita menjadi manusia paling waras sedunia atau menjadi manusia paling edan sedunia. Saat kita berada di tengah keluarga yang saling mencintai, saling menghargai, saling memberi, saling memperhatikan dan saling berkomunikasi, maka kita akan merasa menjadi manusia paling bahagia didunia. Betapa tidak, saat kita kembali kerumah setelah beraktifitas, sambutan keluarga dengan senyum yang tulus, segelas teh manis hangat, sentak riang menyambut kedatangan kita akan membuat kebagiaan dalam diri, hilangnya keletihan dan Hati yang Terpelihara.
Atau saat kita pulang saat liburan semester, disambut senyum ceria orang tua, disambut dengan makanan kesukaan, disambut dengan cerita gembira ala keluarga, didatangi handai tolan dan sebuah penerimaan hangat yang membuat kita kembali bersemangat dan terpacu untuk berprestasi demi keluarga tercinta.
Tentu hal ini akan berbeda dengan kita yang mungkin baru saja mengalami kejadian buruk, misalnya keluarga yang sibuk dengan aktifitas masing-masing, sehingga saat kita kembali setelah beraktifitas, kita mambuka pintu rumah, anggota keluarga kita sedang sibuk sendiri-sendiri dikamar masing-masing. Jangankan sajian makan malam hangat yang lezat, segelas air bening-pun belum tentu kita dapatkan. Keletihan sepanjang hari akan menambah penat dan langkah gontai akan terjadi pada kita.
Harta

Sesuatu yang terukur, dapat dinilai dan kasat mata. Bagi kita yang mengangap bahwa harta adalah pintu menuju kebahagiaan atau kita yang menganggap bahwa harta adalah salah satu penentu tingkat kebahagiaan seseorang, maka keberadaan harta akan memberi pengaruh besar terhadap terjaganya hati. Tetapi, bila suatu saat harta kita berada pada persediaan yang minimum atau kita kehilangan harta, maka akan dapat dipastikan .. kita menjadi limbung seakan langit runtuh
Pengakuan/apresiasi

“ah .. kalau hanya membuat seperti itu saja, anak kecil juga bisa” .. atau “kamu hanya punya IPK 2,8 – aku jelas 3,05. Kamu tidak akan bisa seperti saya” .. atau “masak kamu hanya dapat nilai sekian, lihat angka merahmu ada tiga. Bodoh sekali kamu”. Semuanya memberi arti ketidaakuan atas prestasi yang kita buat, tidak memberi apresiasi yang kita lakukan dan akan membuat kita menjadi manusia nelangsa.
Ketiga hal diatas akan menjadikan kita menterlantarkan hati kita. Kita merasa tidak berguna, merasa tidak diperhatikan, merasa diacuhkan, merasa tidak ada peranannya, merasa terbuang dan akhirnya kita menjadi penyendiri, kita merasa sebagai seorang serdadu yang ditinggal helikopternya sementara dibelakangnya perang menuju dirinya (seperti film RAMBO I). Ketidakkuasaan diri untuk melakukan recovery (perbaikan) akan membuat seluruh tubuh kita menjadi rusak, kita tidak mau lagi menghargai diri, kita tidak mau lagi memelihara tubuh, kita tidak mau menjadi manusia yang berkarya/berprestasi, kita tidak mau lagi menjadi manusia yang seutuhnya, rasa syukur kita akan lenyap dan kegelapan ada dihadapan kita … bergemuruh menuju diri untuk melingkup diri kita dengan kegelapan yang sangat dan abadi, naudzubillahimindzalik.
Tentunya, saat kita menemukan hal-hal yang buruk seperti diatas, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan :
1. Beribadah dan Bersyukur

Ibadah artinya kita berserah diri pada Sang Maha Pemberi, kita menyerahkan seluruh kehidupan kita. Keyakinan kita adalah “Dia tidak akan memberi ujian/cobaan yang tidak dapat dipecahkan hamba-Nya”. Tentunya dalam kondisi ini kita tidak hanya berpasrah diri, kita juga harus berpegang pada satu hal, bahwa “Dia tidak akan merubah nasib kita bila kita tidak mau berusaha merubah nasib kita” disamping tentunya sebuah penjelasan bahwa “keberkahan ada dan datang pada orang-orang yang sabar dan mau berfikir”. Jelaslah bahwa tiga hal yang akan mempermudah kita menuju Hati yang Terpelihara :
a. Ujian yang pasti bisa kita lewati
b. Usaha kita menyelesaikan permasalahan adalah kuncinya
c. Ujian dan usaha itu akan lahir atas dasar kesabaran dan kemauan kita berfikir
Ibadah yang kita lakukan setiap saat akan membuat hati kita terjaga dan kita akan mampu menjawab seluruh permasalahan dengan bantuan-Nya demi perwujudan rasa syukur kita
2. Berfikir Positif

Pemikiran positif yang merajai hidup kita akan membuat kita mampu memelihara hati dan tidak akan membuat hati kita terlantar. Andaikan kita berada pada kepositifan berfikir, maka kita tidak akan nelangsa manakala ucapan-ucapan :
“ah .. kalau hanya membuat seperti itu saja, anak kecil juga bisa”
Kita akan rubah menjadi : “saya harus melakukan lebih baik...” atau
“kamu hanya punya IPK 2,8 – aku jelas 3,05. Kamu tidak akan bisa seperti saya”
Kita akan rubah menjadi : “semoga pengalamanku berorganisasi mampu menjadi nilai tambahku” .. atau
“masak kamu hanya dapat nilai sekian, lihat angka merahmu ada tiga. Bodoh sekali kamu”
Kita akan rubah menjadi : “saya akan merubah tiga nilai merah ini menjadi nilai biru agar saya tiak bodoh lagi”
3. Segera Bangkit dan berubah

Saat kita menemui kejadian yang membuat kita mentelantarkan hati, kita harus segera bangkit dan merubah sikap kita agar hal-hal yang membuat kita terpuruk segera dapat kita rubah dan kita mampu meraih jati diri kita. Misalnya pernah ada seseorang yang merebut hati kita, dan kitapun telah menjatuhkan hati kita padanya, dan tanpa terduga dia lari dari kehidupan kita dan meningalkan luka di hati, kita yang telah menanamkan hati kita padanya akan merasa terluka dan nelangsa sehingga kita akan terlantarkan hati kita. Memang kita tidak akan mampu menipu hati yang telah begitu dalam diberikan, tetapi bukan hal yang mustahil bagi kita untuk kembali seperti dahulu, mengembalikan hati pada keadaan bersih dan sehat, kita harus segera bangkit dan berubah, berubah untuk tidak larut memikirkan dia, berubah untuk tersadar bahwa ada yang mengatur semua ini, dan inilah yang terbaik. Bukan tidak mungkin saat jalinan itu diteruskan kita akan menemui hal-hal yang lebih parah dari sebelumnya. Kita harus bangkit dan tetap berfikir, “Yang Maha Penyayang masih menyayangi aku, andai aku tetap dengannya, mungkin aku akan lebih nelangsa dan aku akan mentelantarkan hati lebih parah”.
Menterlantarkan hati hanya akan membuat kita semakin terpuruk dan tidak mampu berbuat apa-apa, hanya keyakinan dan semangat untuk segera memelihata hati, memberihkan hati, merawat hati dan membuat hati selalu ceria akan mengantarkan kita pada gerbang kebahagiaan

Selalu menunggu pencerahan …
Serba Serbi Hati akan hadir di sequel keempat …

Akhirnya Syawal …


Akhirnya Syawal ...

Akhirnya …. Kita selesai menggenapkan Ramadhan
Akhirnya …. Kita berhasil menghiasi Ramadhan
Akhirnya …. Kita berhasil mendapat hikmah Ramadhan
Akhirnya …. Ramadhan berhasil meninggalkan kita

Ramadhan …. Salah satu bulan yang menggilakan hikmah
Ramadhan …. Salah satu yang meninabobokkan kita dimasa siang
Ramadhan …. Salah satu bulan yang mentoleransi kekurangproduktifan kita
Ramadhan …. Salah satu bulan yang membuat kita tidak nyenyak tidur
Ramadhan …. Salah satu bulan yang membuat kita khatam Alqur’an
Ramadhan …. Salah satu bulan yang membuat bibir kita selalu melantunkan dzikir
Ramadhan …. Salah satu bulan yang membuat hati kita banyak bercakap tentang kebaikan
Ramadhan …. Salah satu bulan yang membuat berat badan terkendali
Ramadhan …. Salah satu bulan yang membuat masjid menjadi bangunan yang berguna dan penting
Ramadhan …. Salah satu bulan yang membuat seluruh panca indera kita selalu bermunajat

Bulan Ramadhan telah menyelesaikan tugasnya ….
Baikkah amalan kita?
Sempurnakah kebajikan kita?
Bertambahkan pahala kita?
Semakin bertaqwakah kita?
Bertambah besarkah THR kita?
Semakin bertambahkah baju baru kita?
Semakin besarkah rasa syukur kita?
Semakin berpijakkah kita di bumi keikhlasan .. menghirup udara keberkahan .. terselimuti keridloan?
Apapun hasilnya … Ramadhan 1430 H sudah berlalu …

Yaa ramadhan … akankah engkau kutemui tahun kemuka?
Yaa ramadhan … akankah engkau membanjiriku dengan hikmah yang bertambah tahun kemuka?
Yaa ramadhan … akankah aku kembali siap mempersolek harimu dengan ibadah?
Yaa ramadhan … akankah engkau mendamaikan dunia dengan kebajikan – keikhlasan – ketulusan?
Yaa ramadhan … benarkah aku berhasil mendapatkan Lailatul Qadarmu kali ini?
Yaa ramadhan … hanya harap pada Illahi Rabbi … agar aku bertemu kembali di tahun kemuka

Bulan ini telah berganti menjadi bulan Syawal …
Bulan baru ini menjadi sebuah pesta kemenangan …
Atas perlawanan terhadap diri sendiri, terhadap hawa nafsu, terhadap rasa ingin menguasai orang lain, terhadap kebusukan hati, terhadap kotornya pikir
Apapun hasil Ramadhan lalu, bulan ini adalah bulan yang membuat kita yang beruntung, kembali menjadi bayi … bayi putih yang akan kembali memaknai dunia dengan ibadah dan rasa syukur

Bulan syawal ini kembali terasa menyejukkan …
Bulan syawal ini kembali mendamaikan …
Bulan syawal ini kembali membersamakan …
Bulan syawal ini akan menyihir 10 bulan kemuka untuk membuat kita memiliki kualitas sebaik ramadhan …
Bulan syawal dan 10 bulan kemuka adalah cermin berhasil tidaknya kita di ramadhan tahun ini

Akhirnya syawal … akhirnya lebaran … akhirnya kita akan selalu setia pada hati dan pikiran yang istiqomah

29 Agustus, 2009

Sequel Kedua Mencungkil Hati

SERBA SERBI HATI (Sequel Kedua)
Saat kita membaca tentang hati, ingatan kita pasti tertuju pada seonggok organ tubuh yang berwarna merah kecoklatan (akhirnya timbul satu warna baru : merah hati) dengan fungsi yang sangat vital, sebagai penyaring darah. karena berfungsi sebagai penyaring, sering kita ibaratkan hati itu sebagai sepasang ‘mata’ hidup seorang manusia.
“Kata Hati”, misalnya. Orang sering artikan sebagai sebuah pekataan milik jiwa yan paling bersih dan paling suci. Kata hati terkadang kita dijadikan sebagai penentu keputusan. Berbicara tentang hati, tentunya kita akan kaitkan dengan ‘Kalbu atau Nurani’. Kalbu atau Nurani diibaratkan sebagai bagian tubuh yang paling bersih dan suci, berkaitan dengan pusat kotrol seluruh aktifitas lahiriah dan bathiniah. Selanjutnya kita leburkan saja hal-hal yang berkaitan dengan kalbu atau nurani dengan satu kata “HATI”
Serba serbi tentang hati ini cukup bagus kita ulas untuk saling mencerahkan dan memahami tentang hati kita.


Sequel Kedua
Mencungkil Hati


Kita pasti pernah menemui seseorang dan kita menjabat tangannya dengan sangat akrab, sampai memeluk dan menciumnya sebagai sebuah kehangatan yang tulus. Kita tentunya juga pernah mengelurkan kata-kata keras pada seseorang yang kita anggap melakukan aktifitas tidak pada tempatnya. Kita pasti juga pernah mengambil dan membeli sebuah buku yang tidak kita rencanakan sebelumnya, karena kita kebetulan melihat, membaca judulnya, membaca pengarang dan resensinya.
Semua aktifitas diatas kita lakukan karena kita berhasil mencukil hati. Mencukil hati bisa berarti membuat hati menyiapkan perintah kepada syaraf motorik kita untuk melakukan sesuatu berdasarkan tangkapan seluruh panca indera kita.
Saat kita sedang mengemudikan mobil, panca indera penglihatan kita melihat seorang pengendara motor dari hadapan sedang melaju cepat memotong garis median yang tidak terputus dan berhadapan dengan mobil kita, telinga kita mendengar deru motornya dan secara reflek kita membuat tangan yang sedang memegang setir memutar kekiri, seraya keluar ucapan dari mulut kita, entah sebuah makian atau sebuah do’a keprihatinan atas ulah ugal-ugalan itu.
Fenomena : Melihat pengendara motor melaju cepat memotong median
Deru motor yang kencang
Cukilan Hati : “Hindari terjadi hal yang tidak diinginkan”
Aktifitas motorik : Tangan kita memutar setir kearah kiri
Mulut kita mengucapkan kata makian atau do’a keprihatinan
Juga misalnya kita sedang makan nasi rames di sebuah terminal, nasi hangat dengan lauk rendang daging, oseng-oseng dan bakwan udang. tidak jauh dari kedai makanan kita melihat seorang bapak gelandangan yang sedang termenung, pandangannya kosong, badannya kurus dengan baju seadanya.
Aktiitas kita ada dua :
1. Kita memesan makanan yang sama dengan kita lalu membawa makanan itu dan memberikan pada gelandangan tua itu
2. Kita terus saja memakan makanan kita dan tidak menggubris sosok gelandang tua
Aktifitas pertama, kita mencukil hati kita melalui fenomena visual dan mengajak hati kita memandang sebuah sisi kemanusiaan, bila ternyata hati kita tercukil hebat, bukan hanya makanan yang kita berikan, mungkin ada beberapa ribu rupiah kita sumbangkan.
Sementara dengan aktifitas kedua, kita sama sekali tidak mencukil hati. Kita hanya menfenomenakan sejenak dan tidak mengalirkannya menuju ke hati.
Mencukil hati sama saja dengan merayu hati atau meminta hati menggerakkan seluruh pikiran – jiwa dan tubuh untuk melakukan sesuatu, karena bila hati yang memerintah, maka seluruh organ dan panca indera ini akan dengan serta merta melaksanakannya.
Kita mampu melakukan pencukilan hati dan mengarahkannya kepada hal-hal yang positif dengan beberapa syarat dan cara, yaitu :
1. Berfikiran positif

Melalui pemikiran yang positif, maka panca indera yang menangkap fenomena akan mengirim sinyal kepada hati melalui jalur-jalur yang bersih dan positif. Akibatnya maka hati akan memerintahkan tindakan yang positif pula. Seperti memerintahkan tangan untuk buang setir kekiri demi menghindari kejadian fatal, menunjukkan bahwa pemikiran positif kita gunakan. Apabila nuansa negatif kita terapkan, boleh jadi kita akan memaksa mobil kita tetap pada jalurnya sehingga pengendara motor akan gugup dan boleh jadi akan memperlambat laju dan masuk kejalurnya atau bila ternyata reaksinya kurang cepat akan terjadi kecelakaan yang akan merugikan kedua belah pihak
2. Memuliakan Sesama

Hati akan tercukil manakala kita menjadikan aktifitas itu sebagai tindakan memuliakan sesama. Dengan kita menyaksikan fenomena seorang gelandangan tua dengan pandangan mata kosong dan tubuh yang kurus, maka dengan spontan fenomena ini akan dikirim menuju hati dengan dasar prinsip menghargai sesama. Rasa simpati akan lahir sehingga hati memerintahkan seluruhnya untuk membelikan dan memberikan makanan kepada gelandang tua itu
3. Tidak Egois

Rasa egois bukan hanya sebatas mementingkan diri sendiri, melihat orang lain melakukan hal yang sama dengan kita dan membuat kita merasa tidak senang merupakan perbuatan egois, karena kita tidak mau disaingi. Ketidak egoisan diri kita akan meningkatkan kemampuan kita untuk mencukil hati dengan nilai-nilai positif. Ketidak egoisan diwujudkan dengan menganggap bahwa apa yang kita lakukan adalah hal terbaik dan a[pa yang dilakukan orang lain, meskipun sama dengan kita adalah sebuah kekayaan yang akan menambah khazanah kekayaan diri kita.

Mencukil hati boleh jadi kita lakukan untuk mengkedepankan fenomena yang dirasakan oleh panca indera dan mendorong hati, merayu hati agar membuat keputusan positif akan hal itu. Pencerahan yang terang benderang tentunya berawal dari banyak hati yang memberi masukan,
Sampai bertemu di sequel ketiga .. masih di Serba Serbi Hati

26 Agustus, 2009

Sequel Pertama - Mengikuti Hati

ERBA SERBI HATI (Sequel Pertama)
Saat kita membaca tentang hati, ingatan kita pasti tertuju pada seonggok organ tubuh yang berwarna merah kecoklatan (akhirnya timbul satu warna baru : merah hati) dengan fungsi yang sangat vital, sebagai penyaring darah. karena berfungsi sebagai penyaring, sering kita ibaratkan hati itu sebagai sepasang ‘mata’ hidup seorang manusia.
“Kata Hati”, misalnya. Orang sering artikan sebagai sebuah pekataan milik jiwa yan paling bersih dan paling suci. Kata hati terkadang kita dijadikan sebagai penentu keputusan. Berbicara tentang hati, tentunya kita akan kaitkan dengan ‘Kalbu atau Nurani’. Kalbu atau Nurani diibaratkan sebagai bagian tubuh yang paling bersih dan suci, berkaitan dengan pusat kotrol seluruh aktifitas lahiriah dan bathiniah. Selanjutnya kita leburkan saja hal-hal yang berkaitan dengan kalbu atau nurani dengan satu kata “HATI”
Serba serbi tentang hati ini cukup bagus kita ulas untuk saling mencerahkan dan memahami tentang hati kita.

Sequel Pertama
Mengikuti Hati

Setelah mulai mengerti perbedaan baik dan buruk, manusia akan mulai menggunakan hatinya. Saat kita mulai bisa berkomunikasi dengan orang lain dan kita melakukan aktifitas bersama dengan orang lain, hati kita mulai menyanyikan nada-nada dengan dinamisasi dan harmoni yang sangat beragam. Keinginan untuk berbuat sesuatu, berbicara sesuatu, melihat, mendengar, meraba, merasakan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan panca indera.
Ada kalanya keputusan yang kita ambil berada pada wilayah ‘abu-abu’ .. tidak hitam tidak putih. Bukan ya bukan tidak sehingga kita akan terlihat sebagai seseorang tanpa keputusan, plinplan, peragu, bimbang, tidak punya pegangan yang tentunya hal ini sangat tidak nyaman dan membuat kita semakin tertekan.
Satu hal yang penting kita lakukan adalah “MENGIKUTI HATI”. Sebagai sebuah bagian dalam tubuh yang dinilai paling bersih, paling suci, paling putih, paling jujur, paling lugu dan paling dapat melakukan pengambilan keputusan.
Saat kita sedang berda di persimpangan, berada pada dua atau lebih kutub yang membingungkan, meresahkan, menghanyutkan dan mambuat kita mengalami kegamangan yang sangat, satu-satunya jalan adalah mengajak bicara hati. Ada hal-hal khusus yang biasanya kita lakukan saat berbicara dengan hati, seperti :
1. Ibadah

Sebelum kita melakukan pengambilan keputusan, kita mengadukan seluruh kebimbangan dan keraguan kita pada Sang Maha Pengambil Keputusan. Kita melakukan ritual do’a untuk memohon agar Dia memberi kepada hati sebuah bisikan untuk kita jadikan referensi dalam pengambilan keputusan.
2. Mengendapkan Situasi

Seluruh situasi yang membuat kita perlu mengambil keputusan, kita susun dalam alam pikiran dan kita benamkan untuk menjadi sari pati situasi yang kita hadapi. Sari pati ini yang akan kita jadikan sebagai referensi pengambilan keputusan
3. Curhat

Mencurahkan sebuah kondisi yang kita hadapi pada orang lain merupakan salah satu langkah untuk membuat hati mau mengambil keputusan. Pemilihan terhadap lorang yang mau mendengarkan kondisi kita adalah faktor yang menentukan. Melalui diskusi dan pembicaraan yang panjang dan harus ojektif, maka hati akan mampu mengambil kesimpulan dan membuat keputusan
4. Membaca

Ada orang yang sulit mengungkapkan situasi yang dihadapinya kepada orang lain dan lebih senang menyendiri. Buku yang dibaca dan berkaitan dengan pengambilan keputusan akan membantunya dalam menambah informasi untuk menyampaikan keputusan
5. Kontemplasi

Mengajak langkah menelusuri lorong, taman, air sambil memperhatikan aktifitas sekeliling akan member inspirasi bagi pengambilan keputusan.
Cara-cara ini tentunya tidak terlepas dari faktor dalam diri, seperti :
a. Kejujuran

Pengambilan keputusan adalah sebuah hikmah yang runtuh demi kehidupan. Kehidupan ini dapat berarti kehidupan diri sendiri, kehidupan keluarga, kehidupan handai tolan, kehidupan orang-orang terdekat dan kehidupan musuh sekalipun, sehingga pengambilan keputusan sebaiknya tetap pada landasan kejujuran. Sat ketidakjujuran kita putuskan pada pengambilan keputusan yang pertama … maka selanjutnya kita akn sangat tidak jujur dan terus berada pada belenggu kenistaan
b. Resiko

Setiap pengambilan keutusan akan menimbulkan reaksi, reaksi ini dapat berupa resiko baik dan resiko buruk. Ikuti hati yang bersih dan tulus, maka reaksi positif akan kita dapatkan
c. Sosialisasikan

Hati yang kita ikuti harus kita sampaikan kepada yang lain, agar atmosfer kita berada pada koridor yang sesuai dengan atmosfer sekeliling
Bersandar pada urani, mengkedepankan ketulusan, mendorong kejujuran adalah bentuk cara Mengikuti Hati …

Tetap istiqomah …

Sampai bertemu di sequel kedua .. Serba Serbi Hati ..

Mencari Kepuasan

Mencari Kepuasan

Saat hari sedang panas terik dan kita selesai melakukan perjalanan jauh lalu berada dibawah pohon rindang dengan sapuan angin yang sepoi” … akan terasa seperti ada yang menggantung di pelupuk mata dan rasa kantuk akan menyerang karena oksigen diudara diserbu oleh dedaunan. Perlahan pada saat yang sama, terhidang es buah segar yang akan melapisi dinding tenggorokan memuaskan rasa dahaga yang pastinya menyerang akibat uap air dalam kulit yang menguap diserap sang surya. Ditambah hati yang sedang senang, gembira dan menyenangkan, segelas es buah akan memuaskan diri dan memberi nilai yang sangat besar. Rasa dahaga kita akan terpuaskan kembali menjadi segar … hanya dengan segelas es buah. Untuk beberapa hal harga segelas es buah itu seakan tiada artinya, dengan uang Rp. 3.500 kita sudah bisa merasakan jutaan kepuasan. Mungkin saja sebaskom es buah saat kita sedang berada dalam sebuah jamuan makan yang sangat lengkap menjadi tidak berarti dan bernilai murah.
Seperti itulah tolok ukur dalam mencari kepuasan, ada saat kita memerlukan dan tersedia saat kita membutuhkan, ada lagi … berharga murah saat dana dikantong sedang sangat terbatas ..he..he
Kepuasan masing” manusia akan berbeda satu sama lain, ada yang merasa puas dengan pendapatannya saat ini meski nilainya sama dengan UMR, ada yang masih terus mencari dan mengkoleksi mobil/kendaraan bermotor padahal garasi telah penuh dan kendaraan yang digunakan setiap hari hanya satu, ada yang belum puas dengan satu rumah sehingga di safe deposit box-nya berisi sertifikat rumah dan tanah yang ia sendiri lupa bahwa ia memilikinya. Kepuasan manusia akan terhenti manakala ia sudah jenuh dengan kepemilikannya. Saat dirinya sudah jenuh dengan harta, maka ia sudah merasa puas dan berhenti untuk menumpuk harta – saat dirinya sudah jenuh dengan pangkat-gelar-jabatan, maka ia akan berhenti mengejar karir, jabatan atau gelar. Nilai kejenuhan itu akan ada manakala semua rasa dalam diri berkonspirasi dan menyatakan kecukupan, semua elemen dalam tubuh menyatakan sudah cukup menerima dan merasakan, atau satu hal yang lebih jelas … manakala manusia sudah berhenti hidup
Mencari kepuasan akan melahirkan ambisi yang meledak”, orangnya memiliki sifat ambisius, efeknya sangat negative karena ia akan menghalalkan secala cara, ia akan merelakan apapun yang penting terpuaskan dalam jumlah sangat banyak. Tetapi manakala kepuasan itu datang dengan perlahan .. sedikit demi sedikit .. seluruh unsur dalam tubuh merasakan di setiap dinding sel-nya … alangkah terasa bahwa kepuasan itu nyata dan bukan selama tegukan teh.

21 Agustus, 2009

MARHABAN YAA RAMADHAN


MARHABAN YAA RAMADHAN

Ramadhan …
Engkau datang tepat waktu …
Engkau tidak peduli apakah aku akan menerimamu atau menolakmu
Engkau tidak peduli apakah aku akan menjalankan ibadah atau bermaksiat sepanjang waktu
Engkau tidak peduli apakah aku mengagungkanmu atau aku menghianatimu
Engkau tidak akan pernah peduli bagaimana aku memandangmu …

Ramadhan …
Hari-harimu bermakna ibadah …
Pagimu adalah rahmat .. siangmu ujian .. malammu berkah
Kau ajarkan pada kami arti sebuah kebersamaan
Kau ajarkan pada kami arti sebuah solidaritas
Kau ajarkan pada kami arti menahan diri
Kau ajarkan pada kami arti dekat padaNya
Kau ajarkan pada kami tetap bersemangat ditengah lapar
Kau ajarkan pada kami selalu bermunajat dikala perut kosong
Kau ajarkan pada kami khusyuk meski pikiran selalu ingin bersantap
Kau ajarkan pada kami arti ketaqwaan

Ramadhan …
Sebulan penuh masjid akan ramai .. musholla akan terang benderang .. surau akan gegap gempita … langgar tak ubahnya seperti pasar …
Semua datang menyambutmu … semua ramai memperbincangkanmu
Semua ingin selalu menerima gulungan ganjaran sebanyak-banyaknya

Ramadhan …
Ah … betapa aku ingin ada diharimu, meski harus aku tinggalkan es buah dan es sirup disiang hari
Ah … betapa aku ingin tersenyum, meski harus kusimpan rokokku sepanjang siang
Ah … betapa aku ingin beribadah sepanjang waktumu, karena menunggu limpahan pahala berlipat ganda
Ah … betapa aku ingin seluruh bulan memiliki nilai seperri bulanmu, penuh limpahan rahmat, pengampunan dan jaminan masuk surga

Ramadhan …
Kuucapkan selamat datang bagimu
Kuhaturkan sambutan terhangatku
Kusanjungkan hati mengisi hari-harimu

Marhaban yaa Ramadhan …

12 Juli, 2009

THERAPY KESABARAN 3

Resep Ketiga : Masalah … no way – Hikmah … yes !!

Anda pernah mengalami masalah? … pasti. Kita semua selalu akan menghadapi permasalahan. Entah masalah yang ringan atau masalah yang berat. Entah masalah dengan diri pribadi sendiri atau masalah dengan keluarga – kawan – kolega – musuh – tetangga – handai tolan – orang tua – istri – suami – anak – adik – kakak dan dengan pihak lain … yang kesemuanya itu pasti sangat tidak mengenakkan.
Masalah yang timbul dapat berupa sebuah perselisihan, kurang komunikasi, hutang piutang, pelanggaran, penyelewengan, perselingkuhan, pengingkaran, perebutan kekuasan, perebutan harta, perebutan popularitas dan seabrek akar permasalahan yang menimpa.
Masalah yang datang ada yang tidak setiap saat, misalnya hanya setahun sekali (seperti orang yang kontrak rumah atau status pekerjaannya masih kontrak, pastinya menjelang tenggat kontrak berakhir, kegelisahan yang akan menimbulkan masalah akan muncul) dan permasalahan yang datang silih berganti, bertubi”, sampai kadang kita merasa bahwa hidup kita serasa orang paling sial sedunia, atau kita merasa Yang Maha Kuasa tidak sayang pada kita, atau kita sebagai tumbal atas kesalahan/permasalahan orang lain.
Permasalahan yang timbul, pastinya akan meledakkan batas” kesabaran kita, kita menjadi gelisah, mudah marah, merasa paling mudah membenci/dibenci, merasa selalu menjadi inti pandangan orang lain yang bernilai negatif dan akibatnya kita menjadi sulit tersenyum, kurang nafsu makan, turun kinerja, melemahkan silaturahmi, mencari sasaran pelampiasan serta kita menjadi manusia paling aneh sedunia.
Saya pernah mengalami hal” tersebut diatas, saya menjadi orang yang sering ‘menempelkan alis’, menjadi orang yang membalik lekuk bibir, menjadi pemimpin yang mencap pekerjaan anak buahnya adalah salah dan menjadi manusia tidak menyenangkan dirumah bagi keluarga. Sungguh suatu keadaan yang sangat tidak menyenangkan bagi kita dan oranglain.
Kala itu saya juga sering diberikan kalimat” penyejuk, macam : sabar ya, tenang ya, sudahlah, came on …, lupain aja deh, nanti aku bantu deh dan bermacam” kalimat untuk meredakan amarah. Saat itu biasanya saya bukannya bereaksi positif, saya malah bertambah ‘muntab’ … emosi menjadi semakin menjadi .. akibatnya orang” menjauh dari diri saya.
Untunglah saya masih memiliki malam … masih boleh berkawan dengan sepi … masih dapat melakukan perenungan … masih menyimpan energy untuk mengendapkan seluruh yang ada dalam pikiran – kepala – hati yang pastinya sedang menggelegak.
Sambil memandangi malam dan menulis langit kelam dengan pena mata, biasanya saya mendapatkan beberapa hal sebagai berikut :

1.Cabut Masalah dari Akarnya. Sering kita mengalami permasalahan karena kita tidak pernah mengoprek permasalahan sejak akarnya. Kita hanya memandang dan mencoba menyelesaikan permasalahan hanya kulitnya saja. Misalnya, kita memiliki permasalahan dengan keuangan kita. Yang kita oprek hanya bagaimana kita mendapatkan tambahan uang agar permasalahan kita selesai, sampai” kita mungkin akan menghalalkan segala cara, termasuk korupsi atau mencuri sekalipun, naudzubillahi min dzalik. Ok, permasalah itu mungkin akan selesai, tetapi karena mental kita tidak kita latih untuk menyelesaikan akar permasalahnnya, tentunya permasalahan itu akan kembali datang dan mungkin akan berada pada level yang kian parah. Padahal kita harusnya menilik lebih dalam, kenapa kita sampai memiliki permasalahan financial. Boleh jadi rencana kita akan keuangan yang tidak matang, beban penggunaan dana berlebihan, kita terlalu bangga dibilang dermawan padahal kitan sendiri bobrok atau lingkungan kehidupan yang menuntut kita meninggikan style tetapi menghancurkan cash flow. Itulah sebenarnya akar permasalahan yang perlu kita selesaikan. Ambil secarik kertas, guratkan tinta pena diatasnya dengan sebuah jalan keluar untuk mencicil permasalahan keuangan sehingga kita akan dapatkan sebuah tenggat waktu, bahwa seluruh tanggungan kita akan lunas. Kemudian kita coret” kembali, akar permasalahan yang membuat kita terkena krisis, setelah kita menemukan lanjutkan dengan membuat sebuah rencana pengendalian cash flow, misalnya dengan mengatur keperluan bulanan, memperkecil pengeluaran yang dianggap kurang perlu, memperbanyak tabungan, menambah kinerja, menambah frekuensi aktifitas usaha atau menurunkan level kehidupan pada posisi yang sesuai tetapi kelakuan kita tetap terhormat (boleh dong, mundur selangkah untuk berlari seribu langkah kemudian). Kesabaran kita dalam mengurai permasalahan akan membuat nilai” kearifan dalam diri terkuak dan siap ditaburkan untuk orang” disekeliling kita

2.Badai Pasti Berlalu, almarhum Chrisye melantunkan lagu yang direpackage oleh Ari Lasso dengan sarat makna. Saat kita punya permasalahan, lantunkan saja … Badai … Pasti Berlalu, kelegaan akan merasup dalam pemikiran kita, tetapi dengan catatan bahwa kita sudah berupaya sekuat tenaga, berusaha dengan keras atau berikhtiar dengan sepenuh hati. Bila sudah demikian penyerahan diri atau tawakkal yang kita lakukan hanya menunggu respon positif saja, setidaknya atmosfer dalam diri sudah dilingkup aura positif untuk membantu kita berangkat dari terjangan badai permasalahan. Jangan sampai kita hanya menunggu mukzizat, keajaiban dari langit .. nilai kepasrahan yang kita tebarkan sesungguhnya ranjau yang siap meledak kapanpun. Ingatlah, dalam kesempitan ada kemudahan, juga dalam setiap kemudahan ada kesempitan. Kesabaran kita melakukan ikhtiar akan melahirkan sebuah nilai tawakkal yang luar biasa. Kita akan semakin kuat menghadapi badai yang datang kemudian

3.Letakkan permasalahan diluar system berfikir kita. Kadang saat kita memiliki maslaah, kita dengungkan kepada banyak orang bahwa kita memiliki masalah sehingga kita memaksa pemakluman mereka akan sebuah mindai, bahwa kita sedang memiliki masalah, maka boleh untuk tidak diganggu, boleh untuk tidak melakukan kinerja sebagaimana mestinya, boleh marah”, boleh” lain yang menunjukkan betapa kerdilnya kita. Pencampur adukan masalah yang ada dalam diri kita lebih karena kita meleburkan masalah itu pada seluruh organ tubuh kita, kita menjadi lemah, kita tidak lagi menjadi professional. Harusnya, biarkan permasalahan itu ada diluar alam pemikiran terdalam kita, biarkan permaslaah itu tertata rapi pada lemari problema, terstruktur berdasarkan skala priorotas dan peruntukannya. Lalu kita pilah setiap masalah, kita selesaikan satu persatu sampai keakarnya dengan nilai ikhtiar dan tawakkal yang harusnya luar biasa, karena kita adalah sosok yang menghebohkan. Setelah selesai permasalah itu, letakkan dia pada rak solusi, dimana seluruh jalan keluar permasalahan kita simpan. Jikalau kita mendapatkan permasalahan yangsama, maka akan dengan mudah kita ambil jalan keluar itu dan kita modifikasi sesuai dengan titik permasalahan kita. Meletakkan permasalahan diluar, memilahnya, menyelesaikan dan meletakkan jalan keluarnya di lemari solusi adalah nilai kesabaran yang sangat hebat

4.Masalah … no way – Hikmah … yes !!. apa yang kita rasakan setelah pemetaan permasalahan, nilai tawakkal dan kepiawaian kita menyelesaikan masalah tercapai, sebuah poin hikmah. Hikmah … nilai suci milik Sang Maha Pemberi sebagai poin penting manusia dalam mengarungi lautan kehidupan, belajar di universitas kehidupan, terbang di angkasa kehidupan, menjelajah di bumi kehidupan, menembus inti bumi kehidupan. Hikmah yang mengalir akan melahirkan nilai” kesabaran dalam diri … nilai” hakiki kemanusiaan … nilai” terhormat dalam martabat

5.Komunikasikan seluruh pemetaan permasalahan kepada orang” yang terkait dengan hal itu atau melalui pihak ketiga, agar seluruh permasalahan dapat tuntas. Kadangkala kita anggap persoalan ini sudah selesai, sementara pihak lain merasa belum diinformasikan sehingga timbul penilaian berbeda dan akan merambat kepihak” lain dan menjadi opini publik yang sangat tidak menguntungkan bagi hubungan kedua belah pihak

Bukan hal yang mudah menerapkan Trilogy Therapy Kesabaran ini. Sayapun terus berupaya melakuka therapy ini terus menerus .. kadang lupa, kadang tanpa sadar melanggar adalah hikmah yang saya terima. Pencerahan untuk kita semua dari masing” kita adalah nilai luar biuasa dalam kehidupan kita. Karena Saya/Anda/Dia Tidak Sepintar KITA SEMUA …

Wassalam … keep on istiqomah

THERAPY KESABARAN 2

Resep Kedua : Alihkan mindai kita ……

Sebagian besar dari kita pasti pernah berurusan dengan jasa pelayanan publik, entah itu antri ticket karcis angkutan umum saat mudik, antri di Bank (seperti yang menginspirasi Mas Jay sehingga menghasilkan tulisan yang luar biasa), antri membayar listrik, antri membayar SPP, antri membeli formulir Perguruan Tinggi, antri memasuki salah satu wahana di Dunia Fantasi dan segala sesuatu yang membuat kita berada dalam sebuah deretan panjang manusia karena kita memiliki tujuan diujung antrian atau harus mengantarkan ibu – istri – tante belanja di pasar atau mencari baju di Mall. Kondisi itu membuat kita berada pada zona BERHENTI DI BERJALANNYA WAKTU … kita merasa menyia”kan waktu … kita merasa berada pada situasi yang tidak nyaman … akhirnya kadang emosi merajai pemikiran kita dan mungkin kita kehilangan akal sehat kita.
Nilai emosi yang kita lakukan boleh jadi dengan amarah yang meluap, dengan ngedumel” tidak jelas, memprovokasi orang lain untuk juga ikutan emosi, atau kemungkinan paling ekstrem adalah melakukan tindakan anarkis. Jelas hall ini membuat kita menjadi sangat tidak produktif, sangat tidak intelek, sangat tidak menunjukkan nilai eksistensi sebagai manusia bermartabat. Pengalaman saya saat mengantri yang menyebabkan emosi terjadi saat saya akan membayar karcis tol disuatu ruas jalan tol, dimuka saya terlihat deretan panjang kendaraan karena baru saja berlibur akhir pekan, saya dengan orang tua – adik” dan paman. Sekitar 20-an mobil ada dimuka saya, setelah sekitar 5 mobil didepan saya, mendadak lampu indikator diatas gerbang tol dilajur saya menyala merah, beberapa satpam tol berada ditengah lajur dan gerbang masuk tol mulai turun dan mnutupi lajur, Pergantian Shif Petugas … waooo, dengan beringsut” saya dan rombongan kendaraan lainnya bergerak kelajur lain sesuai arahan satpam, tetapi tiba” saja kondisi menjadi sangat tidak terkendali, beberapa kendaraan dibelakang saya mendadak menyerobot sehingga terjadi saling kunci untuk menuju pintu tol, bunyi klakson berkali” memekakkan telinga. Akhirnya setelah berhasil mencapai lajur yang benar, kembali mobil bergerak … emosi yang sempat menggelegak, kembali menggelegak manakala mobil dimuka saya yang sedang membayar tol, sibuk bercakap” dengan petugas tol menanyakan sebuah arah tujuan. Karena ketidak sabaran saya, akhirnya saya tekan klakson kuat” sampai akhirnya mobil itu bergerak maju. Sambil ngomel” saya membayar pintu tol, sedikit saya perhatikan raut kelelahan petugas tol yang melayani saya. Setelah sampai dirumah, saya berehat sejenak dikamar sambil memainkan remote televisi sementara pikiran saya melambung kembali pada peristiwa di gerbang tol tadi … saya merasa bersalah telah melakukan tindakan bodoh tadi. Suasana mobil yang tadinya ceria karena celetukan” dan guyonan memang senyap saat kejadian kisruh di gerbang tol itu, sampai di rumah. Kondisi tubuh sayapun sangat lebih lelah akibat akselerasi kendaraan yang lebih cepat dari gerbang tol menuju rumah.
Salah satu pelajaran tadi membuat saya memiliki bahan untuk melakukan therapy sabar saat antri. Beberpa therapy yang saya lakukan adalah :

1.Menenangkan pikiran, saya berusaha berada pada situasi tenang saat berada dalam antrian. Ketenangan ini saya atur sejak berangkat dari rumah. Saya janjiikan dalam hati bahwa saya harus tenang, saya tekadkan dalam kalbu bahwa pikiran saya harus semeleh, saya simpan dialam bawah sadar saya bahwa selama saya memegang setir saya harus tenang. Ketenangan ini saya implementasikan antara lain dengan memutar musik dan menikmati situasi jalan serta berbincang” dengan kawan perjalanan akan sesuatu yang menyenangkan. Saat berada dalam antrian da ada yang meyerobot, saya tetap enjoy karena bathin ini merasa tenang

2.Menghargai pengguna jalan yang lain, kesadaran saya bahwa jalan ini bukan hanya saya yang menggunakan saya patri dalam otak kecil saya. Saya menyadari sepenuhnya bahwa saat saya berada di jalan umum, maka saya harus menghargai pengguna jalan yang lain, mulai sesama kendaraan bermotor sampai delman atau sepeda onthel. Saat antri di traffic light dan saya menggunakan mobil, saya berusaha berada beberapa meter dibelakang marka jalan, agar kendaraan roda dua dapat menempati barisan terdepan. Juga bila saya menggunakan kendaran roda dua, saya selalu berusaha menjalankan kendaraan dengan santai dan berada disisi kiri jalan (jalur lambat). Beberapa kali saya coba, hasilnya cukup mengagumkan, saya merasa enjadi manusia terhormat karena tidak ada kendaraan yang sewot dengan sata juga sebaliknya

3.Alihkan mindai kita, saat berada di zona ketidaknyaman saat mengantri panjang, saya merubah mindai dalam pikiran saya untuk melakukan tindakan yang lain. Misalnya saya bercakap dengan sesama kolega, atau saya membaca buku, atau melihat siaran televise, atau berselancar di internet –check email atau up date fb- dan aktifitas lain yang menyenangkan dan membuat kita berada di kondisi yang berbeda. Tahun 2000-an saya berkenalan dengan buku yang berjudul Piece of Mind … saya baca – dengarkan CD-nya … sampai akhirnya tidak hanya hal” yang menyenangkan yang saya dapat lakukan, saya mampu menyetel jam bangun saya sesuai dengan keinginan. Melalui latihan yang berulang”, saat ini saya sudah sering bangun menjelang pukul 04.00 WIB … bahkan saya pernah beberapa kali mampu melakukan setting alam mimpi saya ..he..he.. menyenangkan sekali, atau saat sedang bermimpi indah dan terjaga, kemudian tidur kembali, beberapa kali saya mampu mencari mimpi yang terputus dan melanjutkan sesuai dengan ending yang saya inginkan, silahkan coba … mengasyikkan.

Resep kedua saya untuk berada pada zona yang nyaman manakala kita berada dalam antrian boleh dijadikan referensi, atau bila ada pengalaman lain, kita dapat berbagi. Sampai bertemu di Therapy Kesabaran 3 dari trilogy Therapy Kesabaran saya berikutnya. Keep on istiqomah

THERAPY KESABARAN

Resep Pertama : Biarkan mereka mendahului ……


Sabar ya Pak … sabar ya Bu … sabar ya Mas .. sabar ya Mbak … sabar ya Dek … sabar ya … sering kita mendapatkan ungkapan tentang perlunya kita bersabar … dalam kitab suci-pun nilai kesabaran juga kita sering baca atau dengarkan saat pengajian … terutama saat memasuki bulan Ramadhan, untuk yang muslim … para pemberi pelajaran agama selalu mengatakan untuk kita selalu bersabar.
Diri saya sendiripun termasuk orang yang tidak sabaran … ketidaksabaran saya biasanya akan saya ledakkan melalui nilai” emosional yang cukup jelas dirasakan oleh orang” sekeliling saya. Nilai emosional saya sangat terasa karena saya mengkaitkan dengan hati. Yang saya rasakan nilai emosional itu terjadi karena menyangkut harga diri yang dinjak” sehingga saya harus melawan dan menjadi pemenang … emang dasar manusia kalee.
Keumuran ini seakan memaksa saya untuk melakukan sebuah nilai” yang berbeda dalam hidup … saya mencoba merenung dan mengendapkan nilai”, tahapan” yang harus saya lalui agar saya dapat bersabar .. akhirnya saya memulai dari aktifitas yang sering saya lakukan … berkendara … resep pertama saya, saya namakan BIARKAN MEREKA MENDAHULUI
Saat saya berkendara, entah dengan sepeda motor atau dengan kendaraan roda empat, kolega” saya yang juga mengendarai kendaraan sering memiliki tingkah laku yang tidak pada tempatnya (pastinya mereka juga memandang saya sedemikian saat saya melakukan hal itu dulu). Berada pada jalur cepat, ugal”an, berkecepatan tinggi, mendahului seenaknya sampai berhenti pada tempat yang tidak diperbolehkan atau menerobos marka jalan … suatu kondisi yang biasa dilakukan … saat ada kolega saya dijalan mendahului, maka saya akan serta merta tancap gas dan mencoba mendahului mereka sampai pernah saya kebut”an dengan mereka dijalan hanya karena masing” tidak ingin berada dibelakang … beruntung saya baru kecelakaan lalulintas dua kali, entah bila harus ketiga kalinya … kedua kecelakaan itu membuat saya harus berurusan dengan dokter bedah tulang karena tulang kaki saya patah .. kecelakaan pertama, tulang kering dan betis saya yang patah, kecelakaan kedua, gentian tulang paha saya yang patah. Untuk keluarga dan perusahaan saya jelas itupun sebuah kerugian … secara materi, mulai kendaraan yang rusak sampai biaya pengobatan … sisi non material, mulai dari keadaan moril merek yang rontok, sampai kekhawatiran mereka akan ‘kehilangan’ manusia berkualitas macam saya (ciiieee). Endapan” itulah yang membuat saya mencoba meramu resep therapy kesabaran.
Kesabaran saya ujikan dijalan … saat saya berkendara saya melakukan beberapa therapy, yaitu :

1.kecepatan normal (kisaran 60 – 80 km/jam – dijalan raya yang kosong, seperti jalan raya Solo – Boyolali atau Klaten – Yogyakarta. Kalau di Jalan Jenderal Soedirman saat pagi hari … jangan harap ya ..he..he), kecepatan ini membuat kita mampu mengendalikan kendaraan sepenuhnya, entah bermanuver kiri-kanan, entah melakukan pengereman dengan langsam, entah melakukan aktifitas pengamatan terhadap situasi lalulintas dan aktifitas lain yang menyamankan kita berkendara. Saat kondisi sedemikian, pikiran kita sangat ayem sekali … kita dapat tenang, dapat menikmati alunan lagu yang menyapu relung” gendang telinga atau berbincang dengan lebih fokus. Jangan buru” dan kebut”an .. kita tidak sedang berkejaran dengan Jeson Button atau Jorge Lorenso atau Ananda Mikola, kita sedang berkendara sambil mententramkan hati

2.mengalah untuk nyaman … ungkapan ini saya plesetkan dari “mengalah untuk menang” … di jalan raya saat kita akan keluar dari gang menuju jalan raya (terutama saya alami selama berkendara di Solo dan sekitarnya sampai seputaran wilayah di Jawa tengah dan Jawa Timur), sangat sedikit kendaraan yang ada di jalan raya memberi kita kelapangan untuk dapat menyeberang masuk ke lajur di jalan raya. Jangankan kendaraan bermotor yang berakselerasi lebih tinggi, sepeda dan becak-pun kadang kala ‘tancap pedal’ yang penting kita tidak menyeberang dihadapan mereka. Bila sudah demikian, biasana saya dengan tetap bersenandug riang, memajukan moncong kendaraan sedikit demi sedikit sampai keleluasaan tercipta, baru saya menyeberang. Grasa-grusu sambil ngomel” akan membuat kita nyaman dan adrenalin kita menggelegak menciptakan emosi, akhirnya ketenangan kita akan terganggu.

3.biarkan mereka mendahului … kalimat ini saya jadikan ikon … karena kita yang masih berdarah dingin ini seringkali merasa ‘diremehkan’ manakala kita didahului oleh kendaraan lain … biasanya kita serta merta memacu kendaraan lebih cepat … kita menambah akselerasi putaran mesin karena keinginan kita, “tidak mau berada pada pihak yang kalah” … agar kita menjadi orang yang sabar, biarkan saja mereka mendahului, setting dalam pikiran kita, “ah, beliau pasti sedang terburu” wawancara sehingga harus cepat” .. atau “ah, mereka pasti sudah tidak kuat menahan untuk buang air, sehingga harus ngebut untuk sampai di jamban” …. atau “ah, dia pasti akan terlambat ke sekolah, karena ada ulangan umum” … banyak kalimat” yang akan mententramkan hati dan pikiran kita sehingga kita akan merasa nyaman”: saja saat ada kendaraan yang mendahului
4.konsisten akan hati dan kepala yang dingin … separah apapun provokasi dalam diri kita … konsistensi kita untuk tetap cool akan menjadi jaminan kesabaran kita

Akhirnya … saya mengutip kata” ayah saya dan salah seorang guru kehidupan saya (Ir. Suharto, MS) … “Berangkat Lebih Awal, Tidak Tergesa”, Selamat Sampai Tujuan”
Sampai bertemu di Resep Kedua saya dalam trilogy resep menjadi sabar … selamat mencoba dan kita ambil referensi atas ini

21 Mei, 2009

Memperdaya Daya

Seekor tikus belang cokelat dengan secarik kertas dan sebatang pena ditelinga ‘menjawil’ seekor tikus putih sambil berkata, “hai tikus putih, bagaimana kalau kita bersatu sebagai pemimpin gerombolan tikus diwilayah ini? Aku khan saat ini sebagai incumbent penguasa, tapi aku agak jengah dengan kelakuan parnerku dipemerintahan kerajaan tikus, si tikus abu”. Otak bisnisnya dipake buat pemerintahan, jadi susah khan?”. “boleh saja Boss, saya siap aja deh. Tapi saya cuma bisa urusin masalah perekonomian saja. Karir saya dari dulu ya cuma bisa urus perduitan doang. Saya tidak punyakelompok”, jawab tikus putih yang sementara ini juga menjabat sebagai pengatur alat tukar keju di Negara tikus ini. “tenang, saya memang sengaja mengajak anda yang bukan anggota kelompok. baiklah … kita agak mundurkan saja pemberitahuan ke rakyat tikus. Saya akan bikin teman” pendukung dari kelompok belang hitam, belang biru dan belang hijau tua gelagepan. Mereka pasti bingung mau dukung siapa kalo waktunya sudah mepet. Nanti saya akan rayu mereka, sementara biar saya manfaatkan kroco” saya untuk jadi utusan buat mereka … paling mereka protes, baru kemudian saya maju. Pasti akan lain ceritanya … mereka pasti terima dan pamor saya jadi oke. Khan dari dulu saya dikira sering TP-TP … Tebar Pesona. Sekalian saja saya buktikan bahwa saya memang mempesona .. ya gak .. ya gak ..”, cerocos tikus belang cokelat sambil menggerak”kan alis, genit.

Disebuah goa tikus lainnya, tampak tikus abu” sedang berbincang dengan tikus belang kehijauan. “tikus hijau, saya khan sudah satu periode pemerintahan ini jadi bumper terus, tempat menjatuhkan kesalahan, tempatnya bikin salah dan saya sudah tidak dianggep sama tikus belang cokelat lagi. Bagaimana kalau kita ikutan kontes memperebutkan tahta pemerintahan? Kita berduet?”. Tikus belang hijau sambil manggut” menjawab, boleh juga. Periode lalu saya dipercundangi teman-teman kelompok tikus abu”, saat saya juga ikutan kontes. Saya ditelikung. Ehm… tapi, boleh juga deh. Cita” saya masuk hall of Fame Negara tikus jadi kenyataan”, sambut tikus belang hijau. “Oke, terimakasih … kalau gitu segera kita keluar untuk memberitahu rakyat Negara tikus bahwa kita adalah pemimpin mereka dimasa mendatang … lebih cepat, lebih baik”, sambut tikus abu” gembira.

Malam itu seperti hari dan malam” yang lain, tikus belang blonteng dan tikus hijau saling beradu argument dan ngotot bahwa mereka adalah tikus yang harus jadi pemimpin rakyat tikus. “Tikus hijau, saya khan pernah memimpin Negara tikus, kalau saya tidak jadi pemimpin ya kacau nanti, apa kata dunia? … sementara anak saya dan orang” di kelompok saya belum siap untuk jadi wakil anda. Kalau anda khan termasuk orang baru … sudah gitu anda pernah ada di angkatan perang, nama anda bisa jadi gossip mengenai kejadian saat kerusuhan dulu lho. Nanti kalo anda sudah mateng jadi wakil saya, baru anda maju lagi dipemilihan berikutnya, nama anda sudah harum … seperti namanya Ibu Kartini itu lho ..he..he”, jelas tikus belang blonteng kepada tikus hijau yang manggut” sambil keningnya berkerut, sementara penasihan spiritualnya yang dulu pernah jadi anggota dewan pertimbangan piker tikus belang blonteng itu juga membisikkan sesuatu, “boleh juga thu, Cuma kamu harus minta jabatan” strategis di pemerintahan menjadi kekuasaan gerombolan kita. Ingat, misi kita adalah rakyat. Tanpa rakyat bawah, kita tidak bisa apa” lho”, jelas tikus yang selalu ingin menjadi hitam agar terlihat berwibawa itu. “ok tikus belang blonteng, waktu sudah malam dan saya sudah kebelet pingin jadi pemimpin. Saya setujui, asalkan jabatan yang berhubungan dengan perekonomian negeri pencari keju ini saya yang pegang. Bagaimana?”, pinta tikus hijau. Tikus belang belonteng menyahut, “oke deh … yo kita kasih tahu ke rakyat lainnya. Malam” gini oke juga buat kita sampaikan kedekatan kita, sehabis ini aku harus cepat kerumah perawatan, suamiku harus ditengok. Sedang sakit”.

Akhirnya, ketiga pasang tikus itu menjadi calon pemimpin Negara tikus yang sedang gelisah. Sementara pasokan perekonomian keju dunia sangat rentan, Negara ini harus menghadapi ribuan kemungkinan terburuk bila hasil pemilihan anggota senat Negara tikus yang sarat dengan ketidakberesan itu dinyatakan batal oleh dewan sidang tikus serta kondisi perekonomia yang akan stagnan sampai adapenguasa baru. Sementara daftar tikus” yang boleh memilih saja masih terhambat dengan kelambanan dan ketidakprofesionalan proses pendaftaran. Sementara sebuah badan polling swasta memberikan statemen terbaru tentang kans tiga pasang calon ini … kemungkinan yang sangat berat bila pemilihan akan berlangsung satu kali. Ternyata, perbedaan pesona ketiga pasang calon ini hanya 1% … sangat tipis. Dan bila berlangsung lebih dari satu kali pemilihan, maka kemungkinan tikus belang cokelat akan tergusur sangat besar. Karena ada sebuah konspirasi antara kedua calon lain .. apabila tikus abu” yang akan bertarung pada periode berikutnya, maka tikus belang blonteng akan mendukung juga sebaliknya. Akhirnya periode lalu akan terulang lagi … penguasa dewan perwakilan tikus akan menjadi oposan dari penguasa.
Mmmmmmmhhhhhhhhhhmmmmmmmppppp … ampeg dada ini menyaksikan sebuah fenomena yang menggelikan, menggelisahkan, mengharu biru, menyenangkan, menyedihkan, panasaran, penuh lelucon, penuh intrik, penuh kospirasi dan penuh-penuh lainnya … sementara Negara tikus ini sedang disibukkan dengan tikus” kerah putih yang menggerogoti keju … semoga sapi perahan yang bernama Bumi Pertiwi ini masih mampu mengeluarkan susu untuk dibuat keju bagi tikus” yang beraneka ragam agar makmur dan kenyang selalu. Dan tidak MEMPERDAYAKAN DAYA ... tidak membohongi sumber daya nusantara.

17 Mei 2009

Terlantung Kasih

Kasih itu lebih dari sekedar cinta, karena kasih itu timbul setelah datangnya cinta … sangat kecil kemungkinan kita mengasihi bila belum mencintai. Tetapi cinta belum tentu ada taburan kasih didalamnya.

Saat rasa kasih pada orang” yang kita cintai itu datang, segalanya akan terasa sangat indah dan menyenangkan.

Saat diri ini sedang berada dalam suatu titik nadir keniscayaan dalam kehidupan, saat kita merasa orang yang kita cintai sedang tidak menyandarkan diri pada kita, kita masih dapat merasakan kasihnya… sekecil apapun. Kasih merupakan sebuah bentukan alamiah dalam diri yang tersusun atas ornamen” cinta yang mendalam dan terpupuk. Bila jalinan itu hanya berlandaskan cinta, saat cinta itu hilang … buyarlah jalinan itu. Tetapi, manakala butiran kasih sudah bersemi dalam sebuah wahana cinta, rasa cinta yang pasang surut tidak akan mempengaruhi nilai kasih. Karena nilai kasih dalam diri terhitung atas dasar kualitas perasaan dan hal itu akan mengunci sehingga kita akan terluntang lantung dalam kasih tak berujung.

Kita ingin menjadi kekasih Sang Maha Pengasih … dan pastinya, bila kita menjadi kekasihNya, maka cintaNya-pun harus kita peroleh melalui ibadah dan syukur kita padaNya.

Bila kita sudah terlantung kasih … maka kehidupan ini akan semakin menarik untuk dinikmati … coba saja

KASIH = Karena Anda Saya Ingin Hidup

Senyum itu

Bukan sesuatu yang perlu dibeli … jare wong jowo, gak perlu kulakan … sehingga saat kita mampu memberikan senyum kepada orang lain … maka dunia ini seakan terang benderang buat kita … buat semua orang yang memberi dan menerima senyum

Kuncinya adalah senyum yang diberikan adalah senyum yang tulus dari lubuk hati mendalam dan kita berikan kepada orang lain sebagai bentuk penghargaan

Senyum membuat kita lebih menarik, karena kita jadi terlihat charming dan pasti teman yang berada didekat kita akan merasa nyaman dan senang. Efeknya kita memiliki banyak teman

Kesedihan pernah melanda kita, itu pasti. Saat kesedihan datang ... cobalah tersenyum untuk diri kita sendiri. Kita akan dapat mengubah perasaan yang sedih menjadi gembira

Kasus H5N1 lalu H1N1 merupakan kasus yang dihindari karena menular. Senyum pun memiliki sifat menular. Cobalah tersenyum pada beberapa orang dalam sebuah ruangan, maka suasana akan menjadi lebih riang dan banyak orang yang akan tersenyum seperti kita

Pikiran yang jernih, tidak merasa bosan dan tidak merasa berada pada sebuah kondisi yang tertekan adalah kondisi menyenangkan dimana kita berada pada kondisi tidak stress. Hilangkan mimik bĆŖte dan jutek diwajah, maka stress itu akan hilang.

System kekebalan tubuh manusia ternyata bisa ditimbulkan melalui senyum. Hal ini terjadi karena kita menjadi lebih rilex. Cobalah tersenyum saat batuk atau flu, kita akan segera cepat sembuh. Senyum juga akan menurunkan tekanan darah.

Kita dapat mengendalikan rasa sakit dengan tersenyum. Hormone endorphin, pemati rasa alamiah, dan serotonin yang merupakan pengendali rasa sakit akan dilepaskan data tersenyum.

Pernah dengar senam muka? .. senyum ternyata salah satu sarana senam muka. Banyak otot muka digerakkan saat tersenyum dan itu akan membuat pergerakan muka menjadi teratur, peredaran darah membaik sehingga kita akan terlihat awet muda.

Terlihat lebih percaya diri, terkenal dan bisa diandalkan akan terlihat saat kita tersenyum. Pasang senyum saat pertemuan atau berbicara dengan mitra bisnis, maka kolega kita akan antusias dan member respek pada kita
Hidup itu indah, senyumlah. Aura positif akan berhamburan memasuki jiwa dan kita akan selalu berfikiran positif. Pikirkan hal yang buruk sambil tersenyum … bisa? Pasti akan sulit. Jiwa dan raga akan menerima anugerah bernama senyum.

Jangan lupa mencari kawan untuk tersenyum. Jangan mencoba tersenyum sendiri, apalagi dimuka umum. Akan banyak orang berfikir kalau kita kehabisan obat ..he..he piss…

Kragilan – Boyolali, 11 Mei 2009

Mengenai Saya

Foto saya
keberadaan saya didunia ... bagi saya adalah keberkahan yang sangat besar .. anugerah tiada tara .. dunia peternakan menjadi salah satu tempat terindah yang saat ini saya selami ... sedikit yang saya dapat berikan saat ini ... sedikit yang dapat saya abdikan saat ini ...

COWMANIA

COWMANIA