12 Juli, 2009

THERAPY KESABARAN 2

Resep Kedua : Alihkan mindai kita ……

Sebagian besar dari kita pasti pernah berurusan dengan jasa pelayanan publik, entah itu antri ticket karcis angkutan umum saat mudik, antri di Bank (seperti yang menginspirasi Mas Jay sehingga menghasilkan tulisan yang luar biasa), antri membayar listrik, antri membayar SPP, antri membeli formulir Perguruan Tinggi, antri memasuki salah satu wahana di Dunia Fantasi dan segala sesuatu yang membuat kita berada dalam sebuah deretan panjang manusia karena kita memiliki tujuan diujung antrian atau harus mengantarkan ibu – istri – tante belanja di pasar atau mencari baju di Mall. Kondisi itu membuat kita berada pada zona BERHENTI DI BERJALANNYA WAKTU … kita merasa menyia”kan waktu … kita merasa berada pada situasi yang tidak nyaman … akhirnya kadang emosi merajai pemikiran kita dan mungkin kita kehilangan akal sehat kita.
Nilai emosi yang kita lakukan boleh jadi dengan amarah yang meluap, dengan ngedumel” tidak jelas, memprovokasi orang lain untuk juga ikutan emosi, atau kemungkinan paling ekstrem adalah melakukan tindakan anarkis. Jelas hall ini membuat kita menjadi sangat tidak produktif, sangat tidak intelek, sangat tidak menunjukkan nilai eksistensi sebagai manusia bermartabat. Pengalaman saya saat mengantri yang menyebabkan emosi terjadi saat saya akan membayar karcis tol disuatu ruas jalan tol, dimuka saya terlihat deretan panjang kendaraan karena baru saja berlibur akhir pekan, saya dengan orang tua – adik” dan paman. Sekitar 20-an mobil ada dimuka saya, setelah sekitar 5 mobil didepan saya, mendadak lampu indikator diatas gerbang tol dilajur saya menyala merah, beberapa satpam tol berada ditengah lajur dan gerbang masuk tol mulai turun dan mnutupi lajur, Pergantian Shif Petugas … waooo, dengan beringsut” saya dan rombongan kendaraan lainnya bergerak kelajur lain sesuai arahan satpam, tetapi tiba” saja kondisi menjadi sangat tidak terkendali, beberapa kendaraan dibelakang saya mendadak menyerobot sehingga terjadi saling kunci untuk menuju pintu tol, bunyi klakson berkali” memekakkan telinga. Akhirnya setelah berhasil mencapai lajur yang benar, kembali mobil bergerak … emosi yang sempat menggelegak, kembali menggelegak manakala mobil dimuka saya yang sedang membayar tol, sibuk bercakap” dengan petugas tol menanyakan sebuah arah tujuan. Karena ketidak sabaran saya, akhirnya saya tekan klakson kuat” sampai akhirnya mobil itu bergerak maju. Sambil ngomel” saya membayar pintu tol, sedikit saya perhatikan raut kelelahan petugas tol yang melayani saya. Setelah sampai dirumah, saya berehat sejenak dikamar sambil memainkan remote televisi sementara pikiran saya melambung kembali pada peristiwa di gerbang tol tadi … saya merasa bersalah telah melakukan tindakan bodoh tadi. Suasana mobil yang tadinya ceria karena celetukan” dan guyonan memang senyap saat kejadian kisruh di gerbang tol itu, sampai di rumah. Kondisi tubuh sayapun sangat lebih lelah akibat akselerasi kendaraan yang lebih cepat dari gerbang tol menuju rumah.
Salah satu pelajaran tadi membuat saya memiliki bahan untuk melakukan therapy sabar saat antri. Beberpa therapy yang saya lakukan adalah :

1.Menenangkan pikiran, saya berusaha berada pada situasi tenang saat berada dalam antrian. Ketenangan ini saya atur sejak berangkat dari rumah. Saya janjiikan dalam hati bahwa saya harus tenang, saya tekadkan dalam kalbu bahwa pikiran saya harus semeleh, saya simpan dialam bawah sadar saya bahwa selama saya memegang setir saya harus tenang. Ketenangan ini saya implementasikan antara lain dengan memutar musik dan menikmati situasi jalan serta berbincang” dengan kawan perjalanan akan sesuatu yang menyenangkan. Saat berada dalam antrian da ada yang meyerobot, saya tetap enjoy karena bathin ini merasa tenang

2.Menghargai pengguna jalan yang lain, kesadaran saya bahwa jalan ini bukan hanya saya yang menggunakan saya patri dalam otak kecil saya. Saya menyadari sepenuhnya bahwa saat saya berada di jalan umum, maka saya harus menghargai pengguna jalan yang lain, mulai sesama kendaraan bermotor sampai delman atau sepeda onthel. Saat antri di traffic light dan saya menggunakan mobil, saya berusaha berada beberapa meter dibelakang marka jalan, agar kendaraan roda dua dapat menempati barisan terdepan. Juga bila saya menggunakan kendaran roda dua, saya selalu berusaha menjalankan kendaraan dengan santai dan berada disisi kiri jalan (jalur lambat). Beberapa kali saya coba, hasilnya cukup mengagumkan, saya merasa enjadi manusia terhormat karena tidak ada kendaraan yang sewot dengan sata juga sebaliknya

3.Alihkan mindai kita, saat berada di zona ketidaknyaman saat mengantri panjang, saya merubah mindai dalam pikiran saya untuk melakukan tindakan yang lain. Misalnya saya bercakap dengan sesama kolega, atau saya membaca buku, atau melihat siaran televise, atau berselancar di internet –check email atau up date fb- dan aktifitas lain yang menyenangkan dan membuat kita berada di kondisi yang berbeda. Tahun 2000-an saya berkenalan dengan buku yang berjudul Piece of Mind … saya baca – dengarkan CD-nya … sampai akhirnya tidak hanya hal” yang menyenangkan yang saya dapat lakukan, saya mampu menyetel jam bangun saya sesuai dengan keinginan. Melalui latihan yang berulang”, saat ini saya sudah sering bangun menjelang pukul 04.00 WIB … bahkan saya pernah beberapa kali mampu melakukan setting alam mimpi saya ..he..he.. menyenangkan sekali, atau saat sedang bermimpi indah dan terjaga, kemudian tidur kembali, beberapa kali saya mampu mencari mimpi yang terputus dan melanjutkan sesuai dengan ending yang saya inginkan, silahkan coba … mengasyikkan.

Resep kedua saya untuk berada pada zona yang nyaman manakala kita berada dalam antrian boleh dijadikan referensi, atau bila ada pengalaman lain, kita dapat berbagi. Sampai bertemu di Therapy Kesabaran 3 dari trilogy Therapy Kesabaran saya berikutnya. Keep on istiqomah

Tidak ada komentar:

Mengenai Saya

Foto saya
keberadaan saya didunia ... bagi saya adalah keberkahan yang sangat besar .. anugerah tiada tara .. dunia peternakan menjadi salah satu tempat terindah yang saat ini saya selami ... sedikit yang saya dapat berikan saat ini ... sedikit yang dapat saya abdikan saat ini ...

COWMANIA

COWMANIA