Resep Ketiga : Masalah … no way – Hikmah … yes !!
Anda pernah mengalami masalah? … pasti. Kita semua selalu akan menghadapi permasalahan. Entah masalah yang ringan atau masalah yang berat. Entah masalah dengan diri pribadi sendiri atau masalah dengan keluarga – kawan – kolega – musuh – tetangga – handai tolan – orang tua – istri – suami – anak – adik – kakak dan dengan pihak lain … yang kesemuanya itu pasti sangat tidak mengenakkan.
Masalah yang timbul dapat berupa sebuah perselisihan, kurang komunikasi, hutang piutang, pelanggaran, penyelewengan, perselingkuhan, pengingkaran, perebutan kekuasan, perebutan harta, perebutan popularitas dan seabrek akar permasalahan yang menimpa.
Masalah yang datang ada yang tidak setiap saat, misalnya hanya setahun sekali (seperti orang yang kontrak rumah atau status pekerjaannya masih kontrak, pastinya menjelang tenggat kontrak berakhir, kegelisahan yang akan menimbulkan masalah akan muncul) dan permasalahan yang datang silih berganti, bertubi”, sampai kadang kita merasa bahwa hidup kita serasa orang paling sial sedunia, atau kita merasa Yang Maha Kuasa tidak sayang pada kita, atau kita sebagai tumbal atas kesalahan/permasalahan orang lain.
Permasalahan yang timbul, pastinya akan meledakkan batas” kesabaran kita, kita menjadi gelisah, mudah marah, merasa paling mudah membenci/dibenci, merasa selalu menjadi inti pandangan orang lain yang bernilai negatif dan akibatnya kita menjadi sulit tersenyum, kurang nafsu makan, turun kinerja, melemahkan silaturahmi, mencari sasaran pelampiasan serta kita menjadi manusia paling aneh sedunia.
Saya pernah mengalami hal” tersebut diatas, saya menjadi orang yang sering ‘menempelkan alis’, menjadi orang yang membalik lekuk bibir, menjadi pemimpin yang mencap pekerjaan anak buahnya adalah salah dan menjadi manusia tidak menyenangkan dirumah bagi keluarga. Sungguh suatu keadaan yang sangat tidak menyenangkan bagi kita dan oranglain.
Kala itu saya juga sering diberikan kalimat” penyejuk, macam : sabar ya, tenang ya, sudahlah, came on …, lupain aja deh, nanti aku bantu deh dan bermacam” kalimat untuk meredakan amarah. Saat itu biasanya saya bukannya bereaksi positif, saya malah bertambah ‘muntab’ … emosi menjadi semakin menjadi .. akibatnya orang” menjauh dari diri saya.
Untunglah saya masih memiliki malam … masih boleh berkawan dengan sepi … masih dapat melakukan perenungan … masih menyimpan energy untuk mengendapkan seluruh yang ada dalam pikiran – kepala – hati yang pastinya sedang menggelegak.
Sambil memandangi malam dan menulis langit kelam dengan pena mata, biasanya saya mendapatkan beberapa hal sebagai berikut :
1.Cabut Masalah dari Akarnya. Sering kita mengalami permasalahan karena kita tidak pernah mengoprek permasalahan sejak akarnya. Kita hanya memandang dan mencoba menyelesaikan permasalahan hanya kulitnya saja. Misalnya, kita memiliki permasalahan dengan keuangan kita. Yang kita oprek hanya bagaimana kita mendapatkan tambahan uang agar permasalahan kita selesai, sampai” kita mungkin akan menghalalkan segala cara, termasuk korupsi atau mencuri sekalipun, naudzubillahi min dzalik. Ok, permasalah itu mungkin akan selesai, tetapi karena mental kita tidak kita latih untuk menyelesaikan akar permasalahnnya, tentunya permasalahan itu akan kembali datang dan mungkin akan berada pada level yang kian parah. Padahal kita harusnya menilik lebih dalam, kenapa kita sampai memiliki permasalahan financial. Boleh jadi rencana kita akan keuangan yang tidak matang, beban penggunaan dana berlebihan, kita terlalu bangga dibilang dermawan padahal kitan sendiri bobrok atau lingkungan kehidupan yang menuntut kita meninggikan style tetapi menghancurkan cash flow. Itulah sebenarnya akar permasalahan yang perlu kita selesaikan. Ambil secarik kertas, guratkan tinta pena diatasnya dengan sebuah jalan keluar untuk mencicil permasalahan keuangan sehingga kita akan dapatkan sebuah tenggat waktu, bahwa seluruh tanggungan kita akan lunas. Kemudian kita coret” kembali, akar permasalahan yang membuat kita terkena krisis, setelah kita menemukan lanjutkan dengan membuat sebuah rencana pengendalian cash flow, misalnya dengan mengatur keperluan bulanan, memperkecil pengeluaran yang dianggap kurang perlu, memperbanyak tabungan, menambah kinerja, menambah frekuensi aktifitas usaha atau menurunkan level kehidupan pada posisi yang sesuai tetapi kelakuan kita tetap terhormat (boleh dong, mundur selangkah untuk berlari seribu langkah kemudian). Kesabaran kita dalam mengurai permasalahan akan membuat nilai” kearifan dalam diri terkuak dan siap ditaburkan untuk orang” disekeliling kita
2.Badai Pasti Berlalu, almarhum Chrisye melantunkan lagu yang direpackage oleh Ari Lasso dengan sarat makna. Saat kita punya permasalahan, lantunkan saja … Badai … Pasti Berlalu, kelegaan akan merasup dalam pemikiran kita, tetapi dengan catatan bahwa kita sudah berupaya sekuat tenaga, berusaha dengan keras atau berikhtiar dengan sepenuh hati. Bila sudah demikian penyerahan diri atau tawakkal yang kita lakukan hanya menunggu respon positif saja, setidaknya atmosfer dalam diri sudah dilingkup aura positif untuk membantu kita berangkat dari terjangan badai permasalahan. Jangan sampai kita hanya menunggu mukzizat, keajaiban dari langit .. nilai kepasrahan yang kita tebarkan sesungguhnya ranjau yang siap meledak kapanpun. Ingatlah, dalam kesempitan ada kemudahan, juga dalam setiap kemudahan ada kesempitan. Kesabaran kita melakukan ikhtiar akan melahirkan sebuah nilai tawakkal yang luar biasa. Kita akan semakin kuat menghadapi badai yang datang kemudian
3.Letakkan permasalahan diluar system berfikir kita. Kadang saat kita memiliki maslaah, kita dengungkan kepada banyak orang bahwa kita memiliki masalah sehingga kita memaksa pemakluman mereka akan sebuah mindai, bahwa kita sedang memiliki masalah, maka boleh untuk tidak diganggu, boleh untuk tidak melakukan kinerja sebagaimana mestinya, boleh marah”, boleh” lain yang menunjukkan betapa kerdilnya kita. Pencampur adukan masalah yang ada dalam diri kita lebih karena kita meleburkan masalah itu pada seluruh organ tubuh kita, kita menjadi lemah, kita tidak lagi menjadi professional. Harusnya, biarkan permasalahan itu ada diluar alam pemikiran terdalam kita, biarkan permaslaah itu tertata rapi pada lemari problema, terstruktur berdasarkan skala priorotas dan peruntukannya. Lalu kita pilah setiap masalah, kita selesaikan satu persatu sampai keakarnya dengan nilai ikhtiar dan tawakkal yang harusnya luar biasa, karena kita adalah sosok yang menghebohkan. Setelah selesai permasalah itu, letakkan dia pada rak solusi, dimana seluruh jalan keluar permasalahan kita simpan. Jikalau kita mendapatkan permasalahan yangsama, maka akan dengan mudah kita ambil jalan keluar itu dan kita modifikasi sesuai dengan titik permasalahan kita. Meletakkan permasalahan diluar, memilahnya, menyelesaikan dan meletakkan jalan keluarnya di lemari solusi adalah nilai kesabaran yang sangat hebat
4.Masalah … no way – Hikmah … yes !!. apa yang kita rasakan setelah pemetaan permasalahan, nilai tawakkal dan kepiawaian kita menyelesaikan masalah tercapai, sebuah poin hikmah. Hikmah … nilai suci milik Sang Maha Pemberi sebagai poin penting manusia dalam mengarungi lautan kehidupan, belajar di universitas kehidupan, terbang di angkasa kehidupan, menjelajah di bumi kehidupan, menembus inti bumi kehidupan. Hikmah yang mengalir akan melahirkan nilai” kesabaran dalam diri … nilai” hakiki kemanusiaan … nilai” terhormat dalam martabat
5.Komunikasikan seluruh pemetaan permasalahan kepada orang” yang terkait dengan hal itu atau melalui pihak ketiga, agar seluruh permasalahan dapat tuntas. Kadangkala kita anggap persoalan ini sudah selesai, sementara pihak lain merasa belum diinformasikan sehingga timbul penilaian berbeda dan akan merambat kepihak” lain dan menjadi opini publik yang sangat tidak menguntungkan bagi hubungan kedua belah pihak
Bukan hal yang mudah menerapkan Trilogy Therapy Kesabaran ini. Sayapun terus berupaya melakuka therapy ini terus menerus .. kadang lupa, kadang tanpa sadar melanggar adalah hikmah yang saya terima. Pencerahan untuk kita semua dari masing” kita adalah nilai luar biuasa dalam kehidupan kita. Karena Saya/Anda/Dia Tidak Sepintar KITA SEMUA …
Wassalam … keep on istiqomah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar