ERBA SERBI HATI (Sequel Pertama)
Saat kita membaca tentang hati, ingatan kita pasti tertuju pada seonggok organ tubuh yang berwarna merah kecoklatan (akhirnya timbul satu warna baru : merah hati) dengan fungsi yang sangat vital, sebagai penyaring darah. karena berfungsi sebagai penyaring, sering kita ibaratkan hati itu sebagai sepasang ‘mata’ hidup seorang manusia.
“Kata Hati”, misalnya. Orang sering artikan sebagai sebuah pekataan milik jiwa yan paling bersih dan paling suci. Kata hati terkadang kita dijadikan sebagai penentu keputusan. Berbicara tentang hati, tentunya kita akan kaitkan dengan ‘Kalbu atau Nurani’. Kalbu atau Nurani diibaratkan sebagai bagian tubuh yang paling bersih dan suci, berkaitan dengan pusat kotrol seluruh aktifitas lahiriah dan bathiniah. Selanjutnya kita leburkan saja hal-hal yang berkaitan dengan kalbu atau nurani dengan satu kata “HATI”
Serba serbi tentang hati ini cukup bagus kita ulas untuk saling mencerahkan dan memahami tentang hati kita.
Sequel Pertama
Mengikuti Hati
Setelah mulai mengerti perbedaan baik dan buruk, manusia akan mulai menggunakan hatinya. Saat kita mulai bisa berkomunikasi dengan orang lain dan kita melakukan aktifitas bersama dengan orang lain, hati kita mulai menyanyikan nada-nada dengan dinamisasi dan harmoni yang sangat beragam. Keinginan untuk berbuat sesuatu, berbicara sesuatu, melihat, mendengar, meraba, merasakan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan panca indera.
Ada kalanya keputusan yang kita ambil berada pada wilayah ‘abu-abu’ .. tidak hitam tidak putih. Bukan ya bukan tidak sehingga kita akan terlihat sebagai seseorang tanpa keputusan, plinplan, peragu, bimbang, tidak punya pegangan yang tentunya hal ini sangat tidak nyaman dan membuat kita semakin tertekan.
Satu hal yang penting kita lakukan adalah “MENGIKUTI HATI”. Sebagai sebuah bagian dalam tubuh yang dinilai paling bersih, paling suci, paling putih, paling jujur, paling lugu dan paling dapat melakukan pengambilan keputusan.
Saat kita sedang berda di persimpangan, berada pada dua atau lebih kutub yang membingungkan, meresahkan, menghanyutkan dan mambuat kita mengalami kegamangan yang sangat, satu-satunya jalan adalah mengajak bicara hati. Ada hal-hal khusus yang biasanya kita lakukan saat berbicara dengan hati, seperti :
1. Ibadah
Sebelum kita melakukan pengambilan keputusan, kita mengadukan seluruh kebimbangan dan keraguan kita pada Sang Maha Pengambil Keputusan. Kita melakukan ritual do’a untuk memohon agar Dia memberi kepada hati sebuah bisikan untuk kita jadikan referensi dalam pengambilan keputusan.
2. Mengendapkan Situasi
Seluruh situasi yang membuat kita perlu mengambil keputusan, kita susun dalam alam pikiran dan kita benamkan untuk menjadi sari pati situasi yang kita hadapi. Sari pati ini yang akan kita jadikan sebagai referensi pengambilan keputusan
3. Curhat
Mencurahkan sebuah kondisi yang kita hadapi pada orang lain merupakan salah satu langkah untuk membuat hati mau mengambil keputusan. Pemilihan terhadap lorang yang mau mendengarkan kondisi kita adalah faktor yang menentukan. Melalui diskusi dan pembicaraan yang panjang dan harus ojektif, maka hati akan mampu mengambil kesimpulan dan membuat keputusan
4. Membaca
Ada orang yang sulit mengungkapkan situasi yang dihadapinya kepada orang lain dan lebih senang menyendiri. Buku yang dibaca dan berkaitan dengan pengambilan keputusan akan membantunya dalam menambah informasi untuk menyampaikan keputusan
5. Kontemplasi
Mengajak langkah menelusuri lorong, taman, air sambil memperhatikan aktifitas sekeliling akan member inspirasi bagi pengambilan keputusan.
Cara-cara ini tentunya tidak terlepas dari faktor dalam diri, seperti :
a. Kejujuran
Pengambilan keputusan adalah sebuah hikmah yang runtuh demi kehidupan. Kehidupan ini dapat berarti kehidupan diri sendiri, kehidupan keluarga, kehidupan handai tolan, kehidupan orang-orang terdekat dan kehidupan musuh sekalipun, sehingga pengambilan keputusan sebaiknya tetap pada landasan kejujuran. Sat ketidakjujuran kita putuskan pada pengambilan keputusan yang pertama … maka selanjutnya kita akn sangat tidak jujur dan terus berada pada belenggu kenistaan
b. Resiko
Setiap pengambilan keutusan akan menimbulkan reaksi, reaksi ini dapat berupa resiko baik dan resiko buruk. Ikuti hati yang bersih dan tulus, maka reaksi positif akan kita dapatkan
c. Sosialisasikan
Hati yang kita ikuti harus kita sampaikan kepada yang lain, agar atmosfer kita berada pada koridor yang sesuai dengan atmosfer sekeliling
Bersandar pada urani, mengkedepankan ketulusan, mendorong kejujuran adalah bentuk cara Mengikuti Hati …
Tetap istiqomah …
Sampai bertemu di sequel kedua .. Serba Serbi Hati ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar