28 November, 2009
24 November, 2009
15 November, 2009
Wet Day
udah mulai masuk musim hujan neh ... semoga aja bisa aman dan lancar aktifitas dan kesuburan lahan bisa didapat ... berkahMu tiada tara
10 November, 2009
tantangan itu bernama . PERTIKAIAN
dalam kehidupan manusia yang merupakan makhluk sosial, alat yang digunakan untuk melakukan hubungan itu adalah Komunikasi. komunikasi dibentuk dengan berbagai cara, baik dengan bahasa lisan, bahasa tubuh dan juga bahasa hati
interaksi yang terjadi antar personal, personal dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok bukan hanya merupakan bahasa formalitas belaka, tetapi harus dilingkupi dengan atmosfer hati yang kental dan penuh penjiwaan. bila hanya komunikasi sekedarnya, maka interaksi yang terbentuk hanya sebuah basa basi dan akan sangat sulit mencapai kesempurnaan dalam mencapai tujuan
mengiringi kesamaan bahasa lisan dan tubuh, keselarasan hati dan jiwa dalam melakukan komunikasi untuk mencapai tujuan yang diidam-idamkan dengan status : Terbaik
terkadang, kita mengalami kegagalan berkomunikasi sehingga terjadi ketidakharmonisan dalam mencapai tujuan, yang berakhir pada renggangnya hubungan, ketidak harmonisan serta pertikaian yang berkepanjangan dan penuh perasaan marah dan dendam.
hal ini dikarenakan beberapa hal :
ketidakikhlasan
dalam melakukan komunikasi untuk mencapai tujuan, keilkhasan dalam melakukan kerjasama adalah hal yang mutlak diperlukan. komunikasi yang didasari dengan keikhlasan akan melahirkan pemikiran" berilian, masukan" yang cerdas karena masing" berfikir tentang tujuan bersama. keikhlasan hati dalam mencapai tujuan akan meminimalkan pertikaian yang terjadi
egoisme
melakukan 'penyelamatan' diri sendiri adalah fitrah manusia. mendahulukan kepentingan mereka menunjukkan betapa manusia masih diliputi dengan rasa mementingkan diri sendiri. kepentingan diri sendiri/kelompok akan lebih didahulukan dan itu adalah galibnya manusia. tentunya hal itu adalah sesuatu yang sangat wajar, hanya saja dengan satu komitmen bahwa kepentingan bersama adalah lebih prnting, maka kita harus mengendalikan rasa egoisme itu. pengendalian rasa egois akan memeudahkan komunikasi dan hubungan kita sehingga pertikaian dapat dihindari dan tujuan bersama akan lebih mudah tercapai bisa dibilang, kita harus "sadar diri" sehingga kita mampu 'mikul duwur, mendhem jero'
berlapang dada
mengakui kekeliruan, menyadari kesalahan dan bertujuan meminimalkan bentrokan adalah wujud kelapangan dada kita. lapang dada akan memperbaiki hubungan dan membuat kita menjadi manusia yang elegan, mengapa tidak? lapang dada dalam menerima sebuah perbedaan untuk mencapai tujuan tanpa meninggalkan prinsip bersama adalah sebuah tindakan terpuji. saat ini lapang dada bagai jauh panggang dari api, ketidakinginan mengakui kesalahan dan menyadari kebenaran orang lain serta hanya menginginkan kebenaran nisbi demi kepentingan sendiri/kelompok adalah naif. berlapang dadalah untuk menghindari pertikaian
merasa lebih berkuasa
memiliki kekuasaan lebih sama dengan pemikiran memiliki kekuatan lebih sehingga merasa sebagai yang terhebat dan tidak mungkin terkelahkan. bila hubungan komunikasi diselimuti dengan rasa saling mengalahkan, maka pertikaian itu tinggal menunggu konban yang berjatuhan dari kedua pihak. manakala yang kemudian merajai adalah rasa kasih sayang, kebersamaan, manyadari bahwa tidak semua yang berkuasa akan kuat, maka jalur komunikasi kedua belah pihak akan sangat luar biasa, komunikasi akan terbentuk dan keinginan untuk maju bersama akan mejadi pedoman
tak seorangpun dari kita sepintar kita semua
sebuah penyadaran bahwa kita adalah konstributor sebuah perubahan, kita adalah pembawa obor kemajuan, kita adalah sparepart sebuah mesin jet yang masing" memiliki peran penting sehingga mesin jet dapat melaju kencang. menyadari kekurangan diri sendiri dan secara jeli memaksimalkan potensi kolega akan menjadikan kita mampu berfikir dewasa dan bertindak cerdas dalam menghilangkan pertikaian dan menjalakan komunikasi yang efektif
akhirnya, sebuah penyadaran dalam bahasa Jawa : "Menang dadi Arang, Kalah dadi Abu" adalah ungkapan yang tepat untuk sebuah hasil pertikaian. tidak ada yang mampu menghasilkan nilai positif.
keep on istiqomah dalan menghilangkan pertikaian dan membawa kebersamaan
interaksi yang terjadi antar personal, personal dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok bukan hanya merupakan bahasa formalitas belaka, tetapi harus dilingkupi dengan atmosfer hati yang kental dan penuh penjiwaan. bila hanya komunikasi sekedarnya, maka interaksi yang terbentuk hanya sebuah basa basi dan akan sangat sulit mencapai kesempurnaan dalam mencapai tujuan
mengiringi kesamaan bahasa lisan dan tubuh, keselarasan hati dan jiwa dalam melakukan komunikasi untuk mencapai tujuan yang diidam-idamkan dengan status : Terbaik
terkadang, kita mengalami kegagalan berkomunikasi sehingga terjadi ketidakharmonisan dalam mencapai tujuan, yang berakhir pada renggangnya hubungan, ketidak harmonisan serta pertikaian yang berkepanjangan dan penuh perasaan marah dan dendam.
hal ini dikarenakan beberapa hal :
ketidakikhlasan
dalam melakukan komunikasi untuk mencapai tujuan, keilkhasan dalam melakukan kerjasama adalah hal yang mutlak diperlukan. komunikasi yang didasari dengan keikhlasan akan melahirkan pemikiran" berilian, masukan" yang cerdas karena masing" berfikir tentang tujuan bersama. keikhlasan hati dalam mencapai tujuan akan meminimalkan pertikaian yang terjadi
egoisme
melakukan 'penyelamatan' diri sendiri adalah fitrah manusia. mendahulukan kepentingan mereka menunjukkan betapa manusia masih diliputi dengan rasa mementingkan diri sendiri. kepentingan diri sendiri/kelompok akan lebih didahulukan dan itu adalah galibnya manusia. tentunya hal itu adalah sesuatu yang sangat wajar, hanya saja dengan satu komitmen bahwa kepentingan bersama adalah lebih prnting, maka kita harus mengendalikan rasa egoisme itu. pengendalian rasa egois akan memeudahkan komunikasi dan hubungan kita sehingga pertikaian dapat dihindari dan tujuan bersama akan lebih mudah tercapai bisa dibilang, kita harus "sadar diri" sehingga kita mampu 'mikul duwur, mendhem jero'
berlapang dada
mengakui kekeliruan, menyadari kesalahan dan bertujuan meminimalkan bentrokan adalah wujud kelapangan dada kita. lapang dada akan memperbaiki hubungan dan membuat kita menjadi manusia yang elegan, mengapa tidak? lapang dada dalam menerima sebuah perbedaan untuk mencapai tujuan tanpa meninggalkan prinsip bersama adalah sebuah tindakan terpuji. saat ini lapang dada bagai jauh panggang dari api, ketidakinginan mengakui kesalahan dan menyadari kebenaran orang lain serta hanya menginginkan kebenaran nisbi demi kepentingan sendiri/kelompok adalah naif. berlapang dadalah untuk menghindari pertikaian
merasa lebih berkuasa
memiliki kekuasaan lebih sama dengan pemikiran memiliki kekuatan lebih sehingga merasa sebagai yang terhebat dan tidak mungkin terkelahkan. bila hubungan komunikasi diselimuti dengan rasa saling mengalahkan, maka pertikaian itu tinggal menunggu konban yang berjatuhan dari kedua pihak. manakala yang kemudian merajai adalah rasa kasih sayang, kebersamaan, manyadari bahwa tidak semua yang berkuasa akan kuat, maka jalur komunikasi kedua belah pihak akan sangat luar biasa, komunikasi akan terbentuk dan keinginan untuk maju bersama akan mejadi pedoman
tak seorangpun dari kita sepintar kita semua
sebuah penyadaran bahwa kita adalah konstributor sebuah perubahan, kita adalah pembawa obor kemajuan, kita adalah sparepart sebuah mesin jet yang masing" memiliki peran penting sehingga mesin jet dapat melaju kencang. menyadari kekurangan diri sendiri dan secara jeli memaksimalkan potensi kolega akan menjadikan kita mampu berfikir dewasa dan bertindak cerdas dalam menghilangkan pertikaian dan menjalakan komunikasi yang efektif
akhirnya, sebuah penyadaran dalam bahasa Jawa : "Menang dadi Arang, Kalah dadi Abu" adalah ungkapan yang tepat untuk sebuah hasil pertikaian. tidak ada yang mampu menghasilkan nilai positif.
keep on istiqomah dalan menghilangkan pertikaian dan membawa kebersamaan
Label:
egoisme,
interaksi,
keikhlasan,
kepentingan,
komunikasi,
lapang dada,
pertikaian,
tujuan
04 November, 2009
SISTEM BERAKTIFITAS - berkaca pada kejadian negara
setidaknya sore sampai menjelang pagi ini aku masih terkesiap dengan apa yang aku saksikan dilayar kaca ... betapa tidak? ... institusi negara di'udal adul' seenaknya sendiri dengan segepok kebendaan yang membuat nilai aparat negara menjadi sangat rendah.
pengistilahan yang timbul karena tarik menarik ini juga sungguh ironis ... "Cicak vs Buaya" .. sepasang reptil yang berada pada garis keturunan yang sama dan selalu berfikir tentang nilai diri masing-masing (egois)
ego sektoral ini sebenarnya merupakan 'penyakit' birokrasi kita .. birokrasi kita seakan ingin menjadi pahlawan ... menjadi populer .. menjadi artis .. menjadi bahan pembicaraan orang lain ... dan SELALU INGIN DIPUJI
keinginan untuk saling memuji inilah yang membuat negara ini berada pada bayang-bayang kehancuran identitas, setiap aparat berlomba-lomba untuk meraih sematan bintang didada yang dibarengi dengan selempangan selendang dipundak dengan gemerlap lampu blitz serta ... tentunya segepok materi yang entah halal, entah tidak ...
kondisi ego sektoral inilah yang membuat negara ini menjadi tertatih karena masing-masing departemen pelaksana disini selalu berfikir tentang 'DIRI SENDIRI' ... topangan aparatur penyelenggara negara tidak kompak, tidak bersatu dan selalu ingin lebih dari departemen lain
berkaca dari kasus yang terjadi, sebenarnya apa yang terjadi saat ini adalah bentuk sebuah kekeliruan dalam membuat sistem negara.
satu institusi yang berada langsung dibawah kepala negara sedang menjadi pesakitan alat negara. entah karena cemburu atau karena 'gemes' dengan begitu lancangnya kewenangan institusi ini yang mampu melucuti warga negara, institusi yang dianggap melakukan tindak pidana
sistem awal inilah yang akhirnya membuat kedua alat negara lainnya merasa disepelekan, alat negara yang 'seharusnya' melalukan penyidikan dan menerima laporan serta melaksanakan penangkapan 'dilangkahi'birokrasi negara ini sehingga penangkapan itu menjadi terkesan dadakan dan alasan yang dibuat-buat
andaikan sistem ini dudah diatur sedemikian rupa sehingga masing-masing mampu mengetahui tugas dan wewenangnya, maka akan sangat mudah untuk menata sistem komunikasi dan koordinasi antar lembaga negara sehingga harmonisasi dan keseriusan merubah negara menjadi lebih baik akan tercapai
memang sistem adalah awal yang akan menentukan gerak langkah sebuah harmonisasi aktifitas. dengan sistem yang tertata, teratur dan terbentuk oleh sebuah pola manajemen, komunikasi dan koordinasi yang harmonis, maka aktifitas sebuah kegiatan menjadi sangat ideal
semoga segera selesai dan sistem segara terbentuk ..
keep on istiqomah dalam sistem yang harmonis
pengistilahan yang timbul karena tarik menarik ini juga sungguh ironis ... "Cicak vs Buaya" .. sepasang reptil yang berada pada garis keturunan yang sama dan selalu berfikir tentang nilai diri masing-masing (egois)
ego sektoral ini sebenarnya merupakan 'penyakit' birokrasi kita .. birokrasi kita seakan ingin menjadi pahlawan ... menjadi populer .. menjadi artis .. menjadi bahan pembicaraan orang lain ... dan SELALU INGIN DIPUJI
keinginan untuk saling memuji inilah yang membuat negara ini berada pada bayang-bayang kehancuran identitas, setiap aparat berlomba-lomba untuk meraih sematan bintang didada yang dibarengi dengan selempangan selendang dipundak dengan gemerlap lampu blitz serta ... tentunya segepok materi yang entah halal, entah tidak ...
kondisi ego sektoral inilah yang membuat negara ini menjadi tertatih karena masing-masing departemen pelaksana disini selalu berfikir tentang 'DIRI SENDIRI' ... topangan aparatur penyelenggara negara tidak kompak, tidak bersatu dan selalu ingin lebih dari departemen lain
berkaca dari kasus yang terjadi, sebenarnya apa yang terjadi saat ini adalah bentuk sebuah kekeliruan dalam membuat sistem negara.
satu institusi yang berada langsung dibawah kepala negara sedang menjadi pesakitan alat negara. entah karena cemburu atau karena 'gemes' dengan begitu lancangnya kewenangan institusi ini yang mampu melucuti warga negara, institusi yang dianggap melakukan tindak pidana
sistem awal inilah yang akhirnya membuat kedua alat negara lainnya merasa disepelekan, alat negara yang 'seharusnya' melalukan penyidikan dan menerima laporan serta melaksanakan penangkapan 'dilangkahi'birokrasi negara ini sehingga penangkapan itu menjadi terkesan dadakan dan alasan yang dibuat-buat
andaikan sistem ini dudah diatur sedemikian rupa sehingga masing-masing mampu mengetahui tugas dan wewenangnya, maka akan sangat mudah untuk menata sistem komunikasi dan koordinasi antar lembaga negara sehingga harmonisasi dan keseriusan merubah negara menjadi lebih baik akan tercapai
memang sistem adalah awal yang akan menentukan gerak langkah sebuah harmonisasi aktifitas. dengan sistem yang tertata, teratur dan terbentuk oleh sebuah pola manajemen, komunikasi dan koordinasi yang harmonis, maka aktifitas sebuah kegiatan menjadi sangat ideal
semoga segera selesai dan sistem segara terbentuk ..
keep on istiqomah dalam sistem yang harmonis
WAKTUHOLIC
"Maaf, waktu saya terbatas .. saya harus meeting lagi. kita bertemu diwaktu yang lain ya"
"Berhubung waktu sudah habis, maka pertemuan kita tutup sampai disini"
"waktu kita terbatas, saya tidak bisa menunggu lama ... mari kita tinggal saja"
"uuuuh, andaikan waktu masih ada 5 menit saja, semua soal bisa saya jawab pasti"
"andaikan saya datang lebih awal, pasti saya tidak ketinggalan kereta"
Kita sedang menukikkan persepsi, pandangan, kesimpulan kita pada satu hal yang bernama WAKTU
waktu tidak akan pernah mundur,yang ada hanya kenangan
waktu tidak akan pernah kembali, yang ada hanya hikmah tersisa
waktu tidak akan pernah berputar ulang, yang ada hanya penyesalan
waktu tidak akan pernah menunggu, yang ada hanya kesempatan yang musnah
yang pasti dari waktu didunia ini adalah ... WAKTU TIDAK PERNAH BERHENTI
berada pada dimensi waktu yang melingkupi kita, seakan kita berada pada sebuah dimensi berbeda-beda ... dikota besar, waktu menjadi sangat ketat .. berangkat kantor saja harus awal waktu, bila tidak .. waktu terlambat akan jauh lebih lama dan kredibilitas kita akan turun.
tetapi kehidupan di kota besar yang padat dan hiruk pikuk akan membuat kita terlatih untuk menggunakan waktu dengan baik
kehidupan kita yang terukur oleh waktu, mulai dari sepersekian detik, detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, semester, tahun, dasa warsa, abad akan terus bergulir tetap penuh kepastian
nilai-nilai waktu yang dapat kita jadikan pegangan dalam kehidupan :
1. KEMANTAPAN
waktu adalah kemantapan. mantapnya detak waktu dikeseharian ini membuat kita harus menjadi manusia yang mantap dalam menjalani kehidupan dan mengisinya dengan hal terbaik. nilai mantap disinilah yang harus kita jadikan sebagai gaya kita, mantap - tidak tergoyahkan
2. KEYAKINAN
pernahkan waktu tiba-tiba menjadi peragu, lalu berputar mundur? ... keyakinan bahwa waktu terus berjalan adalah sebuah keyakinan yang abadi di dunia ... yakin melangkah, yakin mengambil keputusan, yakin melakukan setiap keputusan adalah cerminan manusia yang sukses
3. TAK ADA ALASAN
pernahkah waktu berhenti dengan alasan-alasan? ... dia tanpa alasan untuk berhenti dan tanpa alasan untuk berputar maju, karena waktu dimuka bumi ini adalah KEABADIAN YANG BERLALU
ketiga alasan diatas, cukup buat kita untuk menjadi penghormat waktu ...
menghormati waktu adalah menggunakan waktu untuk menjadi yang terbaik dan berguna untuk orang lain.
menghormati waktu adalah sebuah torehan kebajikan pada setiap hikmah kehidupan kita
menghormati waktu adalah bukti ketaatan kta pada Sang Maha Memiliki Waktu
"menunggu waktu adalah hal yang menjemukan dan terasa lama ... tetapi jika kita lengah, berjuta kesempatan akan musnah"
tetaplah istiqomah dalam waktu yang penuh hikmah dan berkah
"Berhubung waktu sudah habis, maka pertemuan kita tutup sampai disini"
"waktu kita terbatas, saya tidak bisa menunggu lama ... mari kita tinggal saja"
"uuuuh, andaikan waktu masih ada 5 menit saja, semua soal bisa saya jawab pasti"
"andaikan saya datang lebih awal, pasti saya tidak ketinggalan kereta"
Kita sedang menukikkan persepsi, pandangan, kesimpulan kita pada satu hal yang bernama WAKTU
waktu tidak akan pernah mundur,yang ada hanya kenangan
waktu tidak akan pernah kembali, yang ada hanya hikmah tersisa
waktu tidak akan pernah berputar ulang, yang ada hanya penyesalan
waktu tidak akan pernah menunggu, yang ada hanya kesempatan yang musnah
yang pasti dari waktu didunia ini adalah ... WAKTU TIDAK PERNAH BERHENTI
berada pada dimensi waktu yang melingkupi kita, seakan kita berada pada sebuah dimensi berbeda-beda ... dikota besar, waktu menjadi sangat ketat .. berangkat kantor saja harus awal waktu, bila tidak .. waktu terlambat akan jauh lebih lama dan kredibilitas kita akan turun.
tetapi kehidupan di kota besar yang padat dan hiruk pikuk akan membuat kita terlatih untuk menggunakan waktu dengan baik
kehidupan kita yang terukur oleh waktu, mulai dari sepersekian detik, detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, semester, tahun, dasa warsa, abad akan terus bergulir tetap penuh kepastian
nilai-nilai waktu yang dapat kita jadikan pegangan dalam kehidupan :
1. KEMANTAPAN
waktu adalah kemantapan. mantapnya detak waktu dikeseharian ini membuat kita harus menjadi manusia yang mantap dalam menjalani kehidupan dan mengisinya dengan hal terbaik. nilai mantap disinilah yang harus kita jadikan sebagai gaya kita, mantap - tidak tergoyahkan
2. KEYAKINAN
pernahkan waktu tiba-tiba menjadi peragu, lalu berputar mundur? ... keyakinan bahwa waktu terus berjalan adalah sebuah keyakinan yang abadi di dunia ... yakin melangkah, yakin mengambil keputusan, yakin melakukan setiap keputusan adalah cerminan manusia yang sukses
3. TAK ADA ALASAN
pernahkah waktu berhenti dengan alasan-alasan? ... dia tanpa alasan untuk berhenti dan tanpa alasan untuk berputar maju, karena waktu dimuka bumi ini adalah KEABADIAN YANG BERLALU
ketiga alasan diatas, cukup buat kita untuk menjadi penghormat waktu ...
menghormati waktu adalah menggunakan waktu untuk menjadi yang terbaik dan berguna untuk orang lain.
menghormati waktu adalah sebuah torehan kebajikan pada setiap hikmah kehidupan kita
menghormati waktu adalah bukti ketaatan kta pada Sang Maha Memiliki Waktu
"menunggu waktu adalah hal yang menjemukan dan terasa lama ... tetapi jika kita lengah, berjuta kesempatan akan musnah"
tetaplah istiqomah dalam waktu yang penuh hikmah dan berkah
SALESISME
Sales … sebuah kata yang berkaitan dengan penjualan sesuatu. Pada sebuah Department Store, banyak terpampang kata “SALE” pada produk-produk fashion yang ditawarkan oleh Sales Promotion Girl. Kadang kita juga sering melihat serombongan belia dengan pakaian serapi mungkin (pria menggunakan dasi, dan wanita menggunakan blazer) membawa beberapa barang dan ditawarkan langsung kepada konsumen, DIRECT SELLING. Atau kita juga pernah mendapatkan penawaran barang melalui selebaran yang di’domplengkan’ dengan tagihan kartu kredit serta beberapa model yang lain.
Metode-metode penjualan itu dilakukan oleh orang yang berprofesi sebagai PENJUAL dan terkadang kita memandang sebelah mata terhadap profesi ini. Padahal, semua dari kita adalah seorang penjual. Kegiatan penjualan merupakan kegiatan tertua dimuka bumi ini setelah prostitusi (sementara prostitusi sendiri juga merupakan konsep penjualan khan?).
Kita adalah PENJUAL. saat dulu kita melakukan pendekatan kepada kekasih, kita mengobral janji .. rayuan … trik dan bahkan tipuan agar kekasih kita tertarik. Ada kalanya penawaran kita berhasil juga kemungkinan gagalpun ada. Penawaran adalah salah satu bentuk model penjualan. Kita menawarkan janjian, rayuan dan segudang kata-kata yang memabuk kepayangkan. Saat kita minta sesuatu kepada orang tua kita, kadang kita merajuk sehingga timbul rasa kasihan sehingga apa yang kita inginkan dituruti. Merajuk juga merupakan sebuah penawaran dan kasihan adalah bentuk rangsangan untuk memenuhi keinginan kita.
Seorang guru yang mengajar murid-muridnya, ia adalah seorang sales .. bukan barang yang dijual/ditawarkan .. tetapi cara mengajar, tingkah laku, tutur kata, kemampuan berkomunikasi … kita sebagai murid akan melakukan respon dengan cara tetap berada di kelas dan antusias atau tetap berada di kelas dan biasa-biasa saja atau memilih ‘titip absen’ dan meningalkan kelas. Guru yang mampu ‘menjual’ akan menjadi idola, kedatangannya akan ditunggu, cara bicaranya mengundang inspirasi, gaya komunikasinya menghanyutkan dan penguasaan intelektualitasnya mengagumkan.
Sebagai seorang sales, kita dituntut untuk memenuhi beberapa hal yang sangat penting agar ‘jualan’ kita laku, antara lain :
1. Antusiasme
tidak aka nada yang akan membeli ‘dagangan’ kita kalau kita tidak antusias, tidak bersemangat dan tidak memiliki keceriaan dalam menawarkan ‘dagangan’ kita. Antusiasme kita akan memancarkan daya tarik yang hebat dan akan mempermudah kita ‘menjual’ karena calon pembeli akan tertarik dengan nuansa luarbiasa yang kita tawarkan
2. Yakin
cara kita menyampaikan kata-kata, berkomunikasi, bersikap dengan penuh keyakinan akan membuat calon pembeli memiliki tekad bulat untuk menggunakan ‘dagangan’ kita. Keyakinan kita adalah garansi bahwa ‘dagangan’ yang kita tawarkan berkualitas dan memuaskan
3. Berpikiran Positif
memberi nilai positif pada apapun, termasuk competitor akan membuat calon pembeli kita merasa menemukan ‘dagangan’ yang beretika karena tidak menjelek-jelekan competitor dan pasti tidak dimusuhi kompetitor
4. Melangkah Lebih Jauh
kadang sebagai sales, kita hanya memenuhi kepentingan customer semata, padahal customer akan lebih terpikat bila kita mampu memberi lebih dari sekedar keinginannya. misalnya, Ibu kita meminta kita membeli sarden diwarung, kita berjalan kewarung dan membawa sarden dengan beberapa lampiran resep masakan yang menggiurkan, boleh jadi ibu kita akan terkesan dan memasakkan kita bukan hanya sarden, tetapi sarden dengan tempe goreng yang gurih, misalnya
5. Simbiosis mutualisma
saling menguntungkan. sebagai sales kita akan merasa untung karena ‘dagngan’ kita laku .. tetapi pembeli juga dipastikan merasakan manfaat lebih dari sekedar manfaat standar yang diterima
6. After Sales Service
pelayanan … bukan hanya setelah membeli, tetapi member pelayanan terus menerus kepada pembeli akan membuat kita memiliki nilai lebih dan akan selalu diingat serta pelanggan kita akan menjadi PELANGGAN SEUMUR HIDUP
7. Karakter
last but not least … KARAKTER, semua penjual menawarkan barang yang sama (malah lebih bagus), tetapi pembeli akan memilih ‘dagangan’ kita karena ‘dagangan’ kita memiliki KARAKTER … sebuah nilai khas yang mencerminkan betapa bernilainya ‘dagangan’ kita
Menjual … adalah seni. seni memikat orang, seni menyampaikan informasi, seni teknis dan seni menggembirakan orang lain …
bravo untuk kita … penjual terbaik dinegeri ini.
tetap istiqomah … dan jadilah penjual yang selalu bergembira dan menceriakan
Metode-metode penjualan itu dilakukan oleh orang yang berprofesi sebagai PENJUAL dan terkadang kita memandang sebelah mata terhadap profesi ini. Padahal, semua dari kita adalah seorang penjual. Kegiatan penjualan merupakan kegiatan tertua dimuka bumi ini setelah prostitusi (sementara prostitusi sendiri juga merupakan konsep penjualan khan?).
Kita adalah PENJUAL. saat dulu kita melakukan pendekatan kepada kekasih, kita mengobral janji .. rayuan … trik dan bahkan tipuan agar kekasih kita tertarik. Ada kalanya penawaran kita berhasil juga kemungkinan gagalpun ada. Penawaran adalah salah satu bentuk model penjualan. Kita menawarkan janjian, rayuan dan segudang kata-kata yang memabuk kepayangkan. Saat kita minta sesuatu kepada orang tua kita, kadang kita merajuk sehingga timbul rasa kasihan sehingga apa yang kita inginkan dituruti. Merajuk juga merupakan sebuah penawaran dan kasihan adalah bentuk rangsangan untuk memenuhi keinginan kita.
Seorang guru yang mengajar murid-muridnya, ia adalah seorang sales .. bukan barang yang dijual/ditawarkan .. tetapi cara mengajar, tingkah laku, tutur kata, kemampuan berkomunikasi … kita sebagai murid akan melakukan respon dengan cara tetap berada di kelas dan antusias atau tetap berada di kelas dan biasa-biasa saja atau memilih ‘titip absen’ dan meningalkan kelas. Guru yang mampu ‘menjual’ akan menjadi idola, kedatangannya akan ditunggu, cara bicaranya mengundang inspirasi, gaya komunikasinya menghanyutkan dan penguasaan intelektualitasnya mengagumkan.
Sebagai seorang sales, kita dituntut untuk memenuhi beberapa hal yang sangat penting agar ‘jualan’ kita laku, antara lain :
1. Antusiasme
tidak aka nada yang akan membeli ‘dagangan’ kita kalau kita tidak antusias, tidak bersemangat dan tidak memiliki keceriaan dalam menawarkan ‘dagangan’ kita. Antusiasme kita akan memancarkan daya tarik yang hebat dan akan mempermudah kita ‘menjual’ karena calon pembeli akan tertarik dengan nuansa luarbiasa yang kita tawarkan
2. Yakin
cara kita menyampaikan kata-kata, berkomunikasi, bersikap dengan penuh keyakinan akan membuat calon pembeli memiliki tekad bulat untuk menggunakan ‘dagangan’ kita. Keyakinan kita adalah garansi bahwa ‘dagangan’ yang kita tawarkan berkualitas dan memuaskan
3. Berpikiran Positif
memberi nilai positif pada apapun, termasuk competitor akan membuat calon pembeli kita merasa menemukan ‘dagangan’ yang beretika karena tidak menjelek-jelekan competitor dan pasti tidak dimusuhi kompetitor
4. Melangkah Lebih Jauh
kadang sebagai sales, kita hanya memenuhi kepentingan customer semata, padahal customer akan lebih terpikat bila kita mampu memberi lebih dari sekedar keinginannya. misalnya, Ibu kita meminta kita membeli sarden diwarung, kita berjalan kewarung dan membawa sarden dengan beberapa lampiran resep masakan yang menggiurkan, boleh jadi ibu kita akan terkesan dan memasakkan kita bukan hanya sarden, tetapi sarden dengan tempe goreng yang gurih, misalnya
5. Simbiosis mutualisma
saling menguntungkan. sebagai sales kita akan merasa untung karena ‘dagngan’ kita laku .. tetapi pembeli juga dipastikan merasakan manfaat lebih dari sekedar manfaat standar yang diterima
6. After Sales Service
pelayanan … bukan hanya setelah membeli, tetapi member pelayanan terus menerus kepada pembeli akan membuat kita memiliki nilai lebih dan akan selalu diingat serta pelanggan kita akan menjadi PELANGGAN SEUMUR HIDUP
7. Karakter
last but not least … KARAKTER, semua penjual menawarkan barang yang sama (malah lebih bagus), tetapi pembeli akan memilih ‘dagangan’ kita karena ‘dagangan’ kita memiliki KARAKTER … sebuah nilai khas yang mencerminkan betapa bernilainya ‘dagangan’ kita
Menjual … adalah seni. seni memikat orang, seni menyampaikan informasi, seni teknis dan seni menggembirakan orang lain …
bravo untuk kita … penjual terbaik dinegeri ini.
tetap istiqomah … dan jadilah penjual yang selalu bergembira dan menceriakan
SERBA SERBI HATI (Sequel Keempat)
SERBA SERBI HATI (Sequel Keempat)
Saat kita membaca tentang hati, ingatan kita pasti tertuju pada seonggok organ tubuh yang berwarna merah kecoklatan (akhirnya timbul satu warna baru : merah hati) dengan fungsi yang sangat vital, sebagai penyaring darah. karena berfungsi sebagai penyaring, sering kita ibaratkan hati itu sebagai sepasang ‘mata’ hidup seorang manusia.
“Kata Hati”, misalnya. Orang sering artikan sebagai sebuah pekataan milik jiwa yan paling bersih dan paling suci. Kata hati terkadang kita dijadikan sebagai penentu keputusan. Berbicara tentang hati, tentunya kita akan kaitkan dengan ‘Kalbu atau Nurani’. Kalbu atau Nurani diibaratkan sebagai bagian tubuh yang paling bersih dan suci, berkaitan dengan pusat kotrol seluruh aktifitas lahiriah dan bathiniah. Selanjutnya kita leburkan saja hal-hal yang berkaitan dengan kalbu atau nurani dengan satu kata “HATI”
Serba serbi tentang hati ini cukup bagus kita ulas untuk saling mencerahkan dan memahami tentang hati kita.
Sequel Keempat
Menata Hati
“Prang !!!” … bunyi yang ditimbulkan manakala piring atau gelas atau benda kaca lain terjatuh di atas pemukaan keras dengan gaya grafitasi besar. Akibatnya, barang itu akan hancur berantakan menjadi beberapa bagian besar atau kecil. Barang dari beling itu jatuh dan hancur dapat disebabkan karena dilakukan orang lain atau kita sendiri yang melakukan dan dapat karena disengaja atau memang bukan karena disengaja, tetapi yang jelas barang beling itu tetap saja hancur. Sama seperti hati kita, pasti suatu waktu ada hal yang membuat hati kita menjadi hancur, bisa karena orang lain bisa juga karena perbuatan kita sendiri. Ada hal yang sama antara hati dengan sebuah piring atau gelas yang hancur, saat dilem kembali atau disembuhkan tetap akan meninggalkan bekas, tetapi perbedaan yang paling hakiki adalah hati dapat kembali sembuh total, sementara barang pecah belah itu tetap terlihat bekasnya.
Semua dari kita pasti pernah merasakan hati yang hancur, dengan berbagai sebab : mulai dari masalah pelajaran sekolah, pekerjaan, hubungan antar manusia sampai hubungan dengan Sang Maha Pencipta. Nilai pelajaran sekolah yang jelek, akan membuat kita serasa tidak berguna dan masa depan yang suram. Prestasi pekerjaan yang tidak memuaskan pimpinan sehingga kita ditegur mereka juga dapat menjadi faktor hati yang hancur. Saat kita ditegur atau diberi peringatan oleh orang tua atau orang yang kita cintai, kita merasa sebagai manusia yang tidak berguna dan hati kita seakan berantakan. Mungkin juga kita sempat merasa hancur hati kita karena Sang Maha Pemberi ternyata tidak memberikan apa yang kita inginkan, tidak mengabulkan apa yang kita minta atau kehidupan kita tidak sesuai dengan rancangan hidup yang sudah kita buat.
Nilai emosional yang kita miliki terkadang menguasai kita sehingga kita seakan lupa dengan satu hal yang ada dibalik itu semua:HIKMAH. Nilai emosional kitalah yang membuat hati kita serasa hancur berantakan, merasa tersakiti, merasa tertipu, merasa hidup ini tak berguna, merasa menjadi manusia paling menderita, merasa manjadi tidak berharga dan merasa menjadi hamba yang tidak disayang pemiliknya.
Pengendalian nilai emosional merupakan satu tahapan penting yang harus kita lakukan. Nilai emosi yang kita kedepankan sebenarnya tidak perlu, kita hanya akan sebatas menunjukkan arogan kita, ketidakdewasaan, kelemahan dan ketidakterimaan diri pada nilai-nilai kehidupan. Pengendapan dan menanggapi dingin akar permasalahan yang muncul akan memudahkan kita dalam menata hati yang sebelumnya hancur. Nilai emosional hanya akan menghabiskan energy kita karena kita akan terlalu sibuk mengobral arogansi sehingga kita melupakan kebesaran jiwa dan kita menjadi terlihat kerdil.
Keyakinan atas nilai kehidupan. Sebagai manusia yang menjalani kehidupan dengan penuh semangat, keyakinan kita akan nilai-nilai kehidupan merupakan hal terpenting dalam menghadapi permasalahan. Saat nilai diri berada pada zona ketidaknyamanan, ketidakenakan dan ketidaklapangan maka kita harus merasakan nilai-nilai ketetapan yang hakiki dimana kehidupan manusia adalah utuk merasakan nilai yang penuh dengan keyakinan dan semangat. Melalui penilaian kehidupan yang kuat, maka semangat dan keyakinan kita untuk selalu berada pada nilai-nilai kehidupan yang sempurna akan membuat kita mampu mengatasi permasalahan.
Hikmah pada setiap sisi perjalanan hidup. Sang Maha Pemberi selalu menelurkan kuasaNya pada setiap kehidupan manusia. Manusia adalah pelaku, subjek dan merupakan pemberi apresiasi agar Dia mudah dalam menentukan perjalanan kehidupan kita. Setiap perjalanan kehidupan yang kita laksanakan akan menemui etape-etape yang menjadi jalur kita. Pada akhir etape kita akan menorehkan kualitas kita menempuh perjalanan, boleh jadi kita seharusnya harus mengevaluasinya. Terkadang kita tidak perduli dengan evaluasi, kita terjebak pada suatu kondisi bahwa Perjalanan Kehidupan Terus Berlangsung padahal bukan hanya itu, kita juga harus pastikan bahwa setiap etape perjalanan mengandung hikmah yang akan membuat kita matang, dewasa dan mengerti arti kehidupan. Saat kita mendapatkan nilai buruk pada kertas ujian, kita seharusnya mengambil hikmah bahwa kita kurang menguasai pelajaran tersebut, hikmahnya kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan kualitas penguasaan kita atas pelajaran tersebut untuk menghadapi ujian mendatang dan menggunakan kualitas penguasaan keilmuan itu untuk kehidupan sehari-hari.
Pengendalian emosi, keyakinan atas nilai kehidupan dan hikmah pada setiap sisi perjalanan hidup adalah hal-hal yang akan membuat hati kita selalu berada dalam kondisi terbaik dan nilai spiritual yang berada sebagai nilai hakiki manusia dapat lebih mendominasi kehidupan yang menceriakan.
Tetaplah istiqomah bersama hati yang gembira …
Saat kita membaca tentang hati, ingatan kita pasti tertuju pada seonggok organ tubuh yang berwarna merah kecoklatan (akhirnya timbul satu warna baru : merah hati) dengan fungsi yang sangat vital, sebagai penyaring darah. karena berfungsi sebagai penyaring, sering kita ibaratkan hati itu sebagai sepasang ‘mata’ hidup seorang manusia.
“Kata Hati”, misalnya. Orang sering artikan sebagai sebuah pekataan milik jiwa yan paling bersih dan paling suci. Kata hati terkadang kita dijadikan sebagai penentu keputusan. Berbicara tentang hati, tentunya kita akan kaitkan dengan ‘Kalbu atau Nurani’. Kalbu atau Nurani diibaratkan sebagai bagian tubuh yang paling bersih dan suci, berkaitan dengan pusat kotrol seluruh aktifitas lahiriah dan bathiniah. Selanjutnya kita leburkan saja hal-hal yang berkaitan dengan kalbu atau nurani dengan satu kata “HATI”
Serba serbi tentang hati ini cukup bagus kita ulas untuk saling mencerahkan dan memahami tentang hati kita.
Sequel Keempat
Menata Hati
“Prang !!!” … bunyi yang ditimbulkan manakala piring atau gelas atau benda kaca lain terjatuh di atas pemukaan keras dengan gaya grafitasi besar. Akibatnya, barang itu akan hancur berantakan menjadi beberapa bagian besar atau kecil. Barang dari beling itu jatuh dan hancur dapat disebabkan karena dilakukan orang lain atau kita sendiri yang melakukan dan dapat karena disengaja atau memang bukan karena disengaja, tetapi yang jelas barang beling itu tetap saja hancur. Sama seperti hati kita, pasti suatu waktu ada hal yang membuat hati kita menjadi hancur, bisa karena orang lain bisa juga karena perbuatan kita sendiri. Ada hal yang sama antara hati dengan sebuah piring atau gelas yang hancur, saat dilem kembali atau disembuhkan tetap akan meninggalkan bekas, tetapi perbedaan yang paling hakiki adalah hati dapat kembali sembuh total, sementara barang pecah belah itu tetap terlihat bekasnya.
Semua dari kita pasti pernah merasakan hati yang hancur, dengan berbagai sebab : mulai dari masalah pelajaran sekolah, pekerjaan, hubungan antar manusia sampai hubungan dengan Sang Maha Pencipta. Nilai pelajaran sekolah yang jelek, akan membuat kita serasa tidak berguna dan masa depan yang suram. Prestasi pekerjaan yang tidak memuaskan pimpinan sehingga kita ditegur mereka juga dapat menjadi faktor hati yang hancur. Saat kita ditegur atau diberi peringatan oleh orang tua atau orang yang kita cintai, kita merasa sebagai manusia yang tidak berguna dan hati kita seakan berantakan. Mungkin juga kita sempat merasa hancur hati kita karena Sang Maha Pemberi ternyata tidak memberikan apa yang kita inginkan, tidak mengabulkan apa yang kita minta atau kehidupan kita tidak sesuai dengan rancangan hidup yang sudah kita buat.
Nilai emosional yang kita miliki terkadang menguasai kita sehingga kita seakan lupa dengan satu hal yang ada dibalik itu semua:HIKMAH. Nilai emosional kitalah yang membuat hati kita serasa hancur berantakan, merasa tersakiti, merasa tertipu, merasa hidup ini tak berguna, merasa menjadi manusia paling menderita, merasa manjadi tidak berharga dan merasa menjadi hamba yang tidak disayang pemiliknya.
Pengendalian nilai emosional merupakan satu tahapan penting yang harus kita lakukan. Nilai emosi yang kita kedepankan sebenarnya tidak perlu, kita hanya akan sebatas menunjukkan arogan kita, ketidakdewasaan, kelemahan dan ketidakterimaan diri pada nilai-nilai kehidupan. Pengendapan dan menanggapi dingin akar permasalahan yang muncul akan memudahkan kita dalam menata hati yang sebelumnya hancur. Nilai emosional hanya akan menghabiskan energy kita karena kita akan terlalu sibuk mengobral arogansi sehingga kita melupakan kebesaran jiwa dan kita menjadi terlihat kerdil.
Keyakinan atas nilai kehidupan. Sebagai manusia yang menjalani kehidupan dengan penuh semangat, keyakinan kita akan nilai-nilai kehidupan merupakan hal terpenting dalam menghadapi permasalahan. Saat nilai diri berada pada zona ketidaknyamanan, ketidakenakan dan ketidaklapangan maka kita harus merasakan nilai-nilai ketetapan yang hakiki dimana kehidupan manusia adalah utuk merasakan nilai yang penuh dengan keyakinan dan semangat. Melalui penilaian kehidupan yang kuat, maka semangat dan keyakinan kita untuk selalu berada pada nilai-nilai kehidupan yang sempurna akan membuat kita mampu mengatasi permasalahan.
Hikmah pada setiap sisi perjalanan hidup. Sang Maha Pemberi selalu menelurkan kuasaNya pada setiap kehidupan manusia. Manusia adalah pelaku, subjek dan merupakan pemberi apresiasi agar Dia mudah dalam menentukan perjalanan kehidupan kita. Setiap perjalanan kehidupan yang kita laksanakan akan menemui etape-etape yang menjadi jalur kita. Pada akhir etape kita akan menorehkan kualitas kita menempuh perjalanan, boleh jadi kita seharusnya harus mengevaluasinya. Terkadang kita tidak perduli dengan evaluasi, kita terjebak pada suatu kondisi bahwa Perjalanan Kehidupan Terus Berlangsung padahal bukan hanya itu, kita juga harus pastikan bahwa setiap etape perjalanan mengandung hikmah yang akan membuat kita matang, dewasa dan mengerti arti kehidupan. Saat kita mendapatkan nilai buruk pada kertas ujian, kita seharusnya mengambil hikmah bahwa kita kurang menguasai pelajaran tersebut, hikmahnya kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan kualitas penguasaan kita atas pelajaran tersebut untuk menghadapi ujian mendatang dan menggunakan kualitas penguasaan keilmuan itu untuk kehidupan sehari-hari.
Pengendalian emosi, keyakinan atas nilai kehidupan dan hikmah pada setiap sisi perjalanan hidup adalah hal-hal yang akan membuat hati kita selalu berada dalam kondisi terbaik dan nilai spiritual yang berada sebagai nilai hakiki manusia dapat lebih mendominasi kehidupan yang menceriakan.
Tetaplah istiqomah bersama hati yang gembira …
Langganan:
Postingan (Atom)
Mengenai Saya
- ekabees
- keberadaan saya didunia ... bagi saya adalah keberkahan yang sangat besar .. anugerah tiada tara .. dunia peternakan menjadi salah satu tempat terindah yang saat ini saya selami ... sedikit yang saya dapat berikan saat ini ... sedikit yang dapat saya abdikan saat ini ...