25 Januari, 2012

Melaju dan Meraih Potensi - Ekspedisi Waeapo II



Keesokan harinya, tepat pukul 06.40 WIT, kami bergerak menjemput kelompok dan bergegas menuju lokasi pengambilan daun sagu, pergerakan pengambilan daun jauh lebih ‘beringas’ dan sampai pukul 11.30 WIT, terambil enam gelondong daun sagu dengan bobot rataan 80kg, sempat terjadi masalah, ban kendaraan pecah karena membawa banyak beban, setelah diganti dengan ban cadangan, kelompok bergerak kembali dan selepas bongkar muatan kami bergerak kembali ke asrama setelah berjanji untuk berkumpul sekitar pukul 20.00 WIT untuk bersama-sama ke Namlea. Sesampai di asrama, anak-anak asrama dan anak-anak perempuan sekitar asrama sudah menunggu, pastor menjanjikan mereka piknik kepantai. Selepas acara kebaktian di asrama dan sambil menunggu acara kebaktian, saya berkemas-kemas di kamar, malam ini kami akan ke Namlea dengan dua program, program pertama adalah memjemput Adam dan Mas Haedy, program kedua adalah belanja kuali dan support tools untuk ketel. Sekitar pukul 21.30 WIT kami berangkat. Kondisi yang mendung dan nyaris hujan, membuat pastor meminta saya mengambil alih kemudi agar tidak berada di belakang yang terbuka dan kemungkinan basah karena hujan. Sesampai di Namlea sekitar pukul 23.00 WIT, saya masih belum langsung tidur, Juventus vs Udinesse cukup menarik untuk disaksikan dan sekaligus membunuh waktu karena kapal akan sampai di Namlea membawa Adam dan Mas Haedy sekitar pukul 04.00 WIT. Akhirnya sekitar pukul 01.00 WIT saya masuk kamar Frater Etus dan sambil melihat film dari laptop, saya tidur-tidur ayam sampai pukul 03.00 WIT, masih agar goyang sebenarnya, lalu kaki melangkah menuju kamar mandi dan sedikit membasahi muka, lalu membangunkan Iron. Sekitar pukul 03,30 WIT kami berangkat dan antre menunggu Elizabeth II merapat. Setelah merapat dan sebagian penumpang turun, baru kami keatas dan menjemput Adam dan Mas haedy di kamar no 20. Setelah semua siap, kami bergerak menuju asrama. Setelah semuanya selesai melakukan persiapan, sekitar pukul 09.00 WIT rombongan belanja keperlua ketel, empat kuali, sekop, bendrat tebal dan beberapa peralatan lain dipersiapkan mereka. Selanjutnya pukul 11.00 WIT kami berangkat menuju Waeapo, sebelumnya singgah sementara untuk makan siang dan isi premium.
Perjalanan menuju Waeapo terasa lebih panjang tetapi menyenangkan, pada beberapa lokasi, kami berhenti. Sesuai dengan tugas Adam untuk mengambil gambar tentang Penduduk Asli Pulau Buru, kami berhenti di beberapa tempat, seperti misalnya di Desa Savana jaya, Mako, sisi sungau Waeapo dan lokasi Usaha Bersama. Selepas bongkar muatan, seluruh tas dimasukkan ke kabin, karena hari sudah mulai hujan dan penting untuk lebih menyelamatkan bawaan. Akhirnya berhujan-hujan sampai asrama dan Adam sudah harus terciprat lumpur dari roda kendaraan saat berusaha bebas dari kepungan lumpur. Sesampai di asrama, kami mandi dan berehat.







Keesokan harinya selama dua hari berturut-turut kegiatan yang dilakukan selain tetap menjalankan tugas kelompok juga mendampingi Adam untuk mendapatkan foto-foto, seperti foto potensi alam, ternak, gunung kayu putih, Pak Roni dan kegiatan pengambilan daun sagu. Kunjungan kembali ke Weflan juga kami lakukan dan kembali, sambutan hangat kami terima dan kamipun sempat melihat ketel yang sedang dijalankan oleh adik Pak Edy Behuku. Selepas makan siang kami melanjutkan program dengan menjemput kelompok yang mengambil daun sagu selanjutnya kami sampai asrama dan bersiap untuk menjalani hari teakhir di Waeapo besok. Keesokan harinya, pukul 05.30 WIT kami sudah bergerak ke dusun Metar, kami segera melangkah menuju air terjun Metar yang kabarnya menawan. Kami melangkah pada track ditengah-tengah alang-alang yang menjuntai, kemudian memasuki vegetasi tanaman keras dan sampai akhirnya pada sebuah kelokan sungai, kami menyusuri sungai menuju air terjun. Sambil saling mengambil foto suasana alam, kami akhirnya sampai di air terjun yang sangat menawan dan luar biasa. Sebuah gerojogan air yang mengangungkan kuasaNYA serta mengisyaratkan sebuah potensi yang sangat nyata dalam bidang pengembangan wisata alam. Setelah menceburkan diri di danau dibawah air terjun dengan kedalaman sampai 6 meter itu, dengan melawan rasa takut untuk dapat terjun dan akhirnya berhasil mencapai permukaan. Akhirnya dari rencana 2 jam, molor sampai 6 jam di lokasi air terjun dan baru setelah makan siang kami dapat sampai di asrama dan kemudian menjemput Pak Tony untuk bersama-sama sampai Namlea. Sekitar pukul 16.30 WIT kami sampai Namlea dan sontak, selepas seluruh barang dibongkar, hujan deras mengguyur Namlea, sangat deras sampai akhirnya hampir mencoba mencarter angkot untuk mengantar ke pelabuhan. Sekitar pukul 18.30 WIT, hujan mendadak berhenti dan seperti sebuah keberkahan yang nyata dari NYA, kami berhasil berangkat ke pelabuhan dan sampai di Ferry. Sekitar pukul 20.00 WIT, kami meninggalkan pelabuhan Namlea menuju Ambon, mengakhiri ekspedisi kali ini untuk mempersiapkan diri menuju ekspedisi selanjutnya.



1 komentar:

hilda mengatakan...

Sungguh indah indonesia y??? tak ternilai harganya.

Mengenai Saya

Foto saya
keberadaan saya didunia ... bagi saya adalah keberkahan yang sangat besar .. anugerah tiada tara .. dunia peternakan menjadi salah satu tempat terindah yang saat ini saya selami ... sedikit yang saya dapat berikan saat ini ... sedikit yang dapat saya abdikan saat ini ...

COWMANIA

COWMANIA