03 Januari, 2012
#tanamsatupohon ... Menanam Masa Depan
"Alam ini bukan warisan orang tua kita, tapi titipan anak cucu yang harus kita jaga. ” (Bang Idin)
Sebuah ungkapan yang sangat sederhana tetapi memberi tanggungjawab, komitmen dan implikasi yang luar biasa. Bapak Chaerudin dengan caranya yang sederhana menyampaikan pesan tentang kelestarian di kawasan Kali Pesanggrahan agar terjaga kelestariannya. Berangkat dari rasa prihatin pada pembangunan yang kurang memperhatikan kelestarian alam, Bang Idin –demikian beliau biasa dipanggil- sejak 20 tahun silam mulai terjun dalam sebuah mega komitmen melestarikan alam. 120 km kali Pesanggrahan ditelusurinya mulai kawasan Gede Pangrango dengan dengan menggunakan batang (gedebong-betawi) pisang.
"Gue sedih Neng sama bangsa ini, pada gak punya hati nurani semua orientasinya ke duit", kalimat yang meluncur tanpa beban dari beliau di pendopo Hutan Kota Pesanggrahan yang asri dan apik. “Bayangkan semua pembangunan tidak ada yang memperhatikan lingkungan, bahkan gue mau masuk ke kampung gue sendiri masa harus ninggalin KTP di depan, apa gak dajjal itu mereka”, ungkapnya dengan nada khas betawi. Rasa keprihatinan beliau semakin menjadi-jadi karena aliran sungai yang dicemari sampah dan limbah.
Hal tersebut akhirnya membawa putra Betawi yang hanya sempat mengenyam bangku sekolah sampai kelas 4 SD itu melakukan sesuatu. Mula-mula dibersihkan sampah-sampah di bantaran Kali Pesanggrahan. Masyarakat sekitar menuduh beliau sebagai penganut ilmu hitam lantaran seringnya membersihkan kali dan sholat malam di bantaran kali. Beliau juga pernah ditengarai sebagai salah satu kelompok ninja yang pada tahun 80-an sering melakukan kejahatan di Ibukota.
Keikhlasan beliau dan komitmen beliau terhadap alam inilah yang membuat beliau selalu mengatakan bahwa, “ini adalah perintah Allah” dan beliau tidak pernah meminta bayaran atas segala yang dilakukan. Nafkah keluarganya diperoleh dari hasil memanfaatkan lingkungan di bantaran Kali Pesanggrahan, disela-sela aktifitas membersihkan bantara kali dengan bercocok tanam, beternak dan memanfaatkan limbah. Hal ini akhirnya mampu meluluhkan sebagian orang disekitar beliau untuk melakukan cara yang sama, sehingga lahirlah Kelompok Tani Sangga Buana.
"Gua cuma mikir, apa yang kite lakukan bisa dinikmati oleh orang lain dan bermanfaat bagi orang lain", lanjut pria berkumis yang kerap berpakaian khas Betawi, mengenakan peci berwarna merah, kaos hitam, celana batik dan ikat pinggang kulit ini.
Ketegasan dan memberi pendidikan pada warga yang masih sering membuang sampah di bantaran kali, acap kali beliau lakukan dengan cara memberi peringatan sampai tiga kali, bila masih membandel, seluruh sampah yang baru dibuang, beliau kumpulkan kembali dan digantungkan dimuka rumah warga yang membandel itu.
Pada lahan seluas 40 hektar itulah, Kelompok Tani Sangga Buana beraktifitas melestarikan lingkungan dan memanfaatkan untuk lahan bercocok tanam yang lestari dan berkelanjutan. Nama Bang Idin dan Sangga Buana lebih dahulu dikenal di manca negara daripada di Indonesia. Beliaupun sering diminta menjadi pembicara diluar negeri, terlihat dari beberapa penghargaan yang diterima beliau, selain kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup RI.
Menjaga kelestarian bantaran kali, mengelola limbah dan melakukan aktifitas bisnis yang bersahabat dengan lingkungan menjadi keseharian Kelompok Tani Sangga Buana dan hal itu membuat Raja Swedia dan Pangeran Arab Saudi terinspirasi dan mengunjungi beliau pada tanggal 31 Januari 2012.
Kegiatan awal #tanamsatupohon telah selesai dilaksanakan dengan berjuta momen dan atmosfer kegiatan yang terus mengisi relung hati setiap insan #srudukers yang melakukan, baik langsung dan tidak langsung.
Diiringi turunnya hujan sebagai wujud keberkahan Sang Maha Kuasa, kegiatan yang berlangsung sejak tanggal 31 Desember 2011 sampai 1 Januari 2012 berhasil mengantarkan 50 tanaman bambu betung –memiliki perakaran yang baik dalam mengikat tanah disepanjang lereng Daerah Aliran Sungai (DAS) kali Pesanggrahan. Hari Sabtu yang temaram menjadi awal dimulainya kegiatan dengan sharing bersama Bang Idin di Pesanggrahan Hutan Kota Karang Tengah sejak ba’da maghrib sampai malam menjelang. Tahun 2012 menjelang dan keremangan Hutan Kota terasa syahdu dan mengantar langkah @abaihaki1 (Agus Baihaki), @iqbal_ubhay (Ikbal), @amirazah (Amir) dan @wirawiry (Wira) menyusuri hutan kota selepas sholat malam untuk menikmati gesekan daun yang ditimpali suara binatang malam yang gembira karena banyak yang memperdulikan rumah mereka.
Selepas Shubuh pertama di tahun 2012, acara #tanamsatupohon terpaksa diubah dari rencana semula, karena hujan yang turun membasahi hutan kota membuat pelaksanan mundur, air hujan sekalian membantu melunakkan tanah tempat pohon ditanam. Sharing dan diskusi antara Bang Idin, @jay_teroris (Mas Jay) dan kelima pentolan #tanamsatupohon @abaihaki1 (Agus Baihaki), @iqbal_ubhay (Ikbal), @amirazah (Amir), @fidafebrina (Fida Febrina) dan @wirawiry (Wira) serta #sruduker yang lain @rifian_tara (Rifi), @fitriedeeanic (Fitri Dian), @cindran (Cindra), @zakkyramdhan (Zakki), @Djamall (Jamal) dan @dafana (yayat) didampingi beberapa laskar Sangga Buana. Akhirnya penanaman dapat berlangsung dengan baik demi menancapkan masa depan alam sampai menjelang makan siang. Setelah makan siang, acara selesai dan #tanamsatupohon perdana selesai sudah.
Kegiatan demi masa depan ini tidak hanya berhenti sampai pada penanaman pohon semata, pemeliharaan pohon yang ditanam menjadi komitmen untuk mengawal pohon sampai siap tumbuh bersama alam.
Tanggal 8 Januari 2012, Wira akan melanjutkan kembali #tanamsatupohon di DAS Ciliwung yang berlokasi di belakang Universitas Gunadarma sampai Tonjong – Kelapa Dua.
Harapan agar kegiatan #tanamsatupohon sebagai bentuk investasi masa depan dan tanggungjawab pada lingkungan dapat berlangsung sebagai kegiatan berkala dan menjadi kegiatan yang dapat dilakukan di lokasi lainnya.
Rasa terimakasih atas peran serta seluruh komponen yang terlibat atas seluruh peran sertanya di #tanamsatupohon, baik langsung maupun tidak langsung – moril maupun materiil .. sebuah sokongan yang sangat berarti untuk masa depan kesegaran alam nan sejuk dan lebih berarti. (editor - @ekabees)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Mengenai Saya
- ekabees
- keberadaan saya didunia ... bagi saya adalah keberkahan yang sangat besar .. anugerah tiada tara .. dunia peternakan menjadi salah satu tempat terindah yang saat ini saya selami ... sedikit yang saya dapat berikan saat ini ... sedikit yang dapat saya abdikan saat ini ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar