30 Januari, 2013

Husein

Aku masih siapkan buku sekolah saat kudengar bunyi bel sepeda, "kring kring" dan bergegas aku menuju kemuka rumah, kutemui Pak Jio, pedagang roti keliling langganan yang pagi itu seperti biasa mengantarkan roti cokelat dan roti tawar pesanan Ibu. Kuterima pesanan itu dan kuberikan uang pembayaran. "Pak Jio, gimana kabar Husein? Sudah bisa masuk sekolan hari ini?", sambil kuserahkan uang pembayaran. Kulihat mata Pak Jio berkaca-kaca, "belum nak, bapak belum kumpulkan uang untuk membayar uang sekolah Husein, tapi saat ini Husein ada dirumah sedang membuat kapal kertas untuk dijual, do'akan ya nak, supaya laku nanti dagangannya Husein", curcol Pak Jio. "baik Pak, salam buat Husein ya, sepulang sekolan saya kerumah nanti, terimakasih sudah mengantar roti Pak Jio, lancar hari ini ya Pak", ujarku sambil meraih tangan renta Pak Jio. "baik nak Rio, terimakasih", jawab Pak Jio sambil kembali mengayuh sepeda President tuanya "kring kring" saup kudengar bel itu menjauh Aku dan Husein adalah sahabat kental bersama dengan Tony, Subhan dan Ario. Kami selalu bersama dan menjadi salah satu kelompok belajar yang solid, kami selalu menjadi lima besar di kelas dan Husein adalah yang terbaik. Sudah satu minggu ini Husein tidak masuk karena malu belum membayar SPP, padahal pihak sekolah tetap mengharapkan Husein masuk sekolah, tetapi Husein masih malu dan memutuskan tidak masuk sekolah. *** Siang itu aku menuju rumah Husein bersama dengan Tony, Subhan dan Ario. Sengaja istirahat ini kami tidak jajan, kami kumpulkan semua uang saku dan kami membawakan batagor, makanan kesukaan Husein. "Husein, Husein", bagaikan koor kami memanggil Husein. "iya kawan-kawan, mari masuk", jawab Husein agak malu-malu. Kami kemudian menuju belakang rumah setengah permanen yang menjadi tempat tinggal Husein dan keluarga, rumah dengan ruang tamu beralas karpet, dua kamar tidur untuk Pak dan Bu Jio serta kamar lainya untuk Husein dan Maulana, adik Husein. Selepas kami makan batagor, kami duduk dibelakang rumah yang penuh dengan kapal kertas berwarna warni hasil karya Husein, beberapa potongan kertas dan kertas-kertas yang belum selesai dibuat kapal kertas. "maaf ya kawan, aku belum bisa kesekolah, aku masih malu dengan keadaanku saat ini", curhat Husein. "tenang kawan, kamimakan berusaha membuat kamu kesekolah segera", sahut Subhan. "kamu tenang, kalau kamu boleh, kami akan bawa kapal-kapal kertas ini, kami akan lakukan yang kami bisa", sambung Ario. Berkaca-kaca mata Husein dan dengan terbata-bata dia berkata, "terimakasih kawan, aku gak tahu harus bilang apa, tapi kalian baik sekali". *** Hari Senin itu sangat cerah, kami semua berdiri di lapangan upacara, personel kami lengkap. Ya lengkap sudah, Husein terlihat ditengah-tengah kami dengan wajah sedikit bingung. Upacara dimulai dan tibalah saatnya amanat Pembina Upacara, Pak Hartono selaku Kepala Sekolah, memberikam amanat tentang kedisiplinan dan kerjasama. Diakhir amanatnya, Pak Kepala Sekolah berkata, "baiklah bapak dan ibu guru yang saya hormati dan anak-anak yang saya banggakan, saya akan panggilkan seorang anak yang brilian dan sekelompok anak yang luar biasa. Mari maju Husein, kedepan nak". Husein yang dari tadi bingung semakin bingung dan diiringi tepukan peserta upacara, Husein maju ke podium dengan sedikkt ragu-ragu. Pak Kepala Sekolah sambil merangkul Husein yang masih bingung berkata, "anak-anak, inilah teman kita yang brilian, pintar dan selalu menjadi bintang kelas, Husein" disambut tepukan membahana seluruh peserta upacara, ada beberapa yang bersiul. Dengan lembut Pak Kepala Sekolah berkata, "Husein, kamu boleh bersekolah kembali sampai lulus tanpa perlu membayar uang SPP dan ada uang saku yang akan kamu terima setiap bulan", Husein hanha bisa terbelalak dan terdiam tanpa bisa berkata apa-apa. Tiba-tiba empat anak bergerak maju dari kerumunan peserta upacara sambil membagikan kapal-kapal kertas berwarna warni, ya mereka adalah Subhan, Tony dan Ario." anak-anak inilah yang tadi Bapak sampaikan tentang kerjasama, keempat teman kalian ini telah membantu Husein mendapatkan beasiswa, Husein yang pintar dan teman-temannya yang kompak ini menyampaikan ide beasisws pada sekolah dan sekolah kemudian mengajukan Husein untuk mendapatkan beasiswa. Departemen Pendidikam Nasional membebaskan SPP dan semua biaya sekolah Husein dan Husein diberikan uang saku sebesar Rp 250.000 setiap bulan" kembali tepukan membahana. Husein berkaca-kaca dan meneteskan air mata sambil berlari menuju seseorang yang bersamaku menuju ke podium, Pak Jio. Bapak beranak itu berpelukan ditengah lapangan, diiringu tepuk tangan seluruh peserta upacara dan kapal-kapal kertas berwarna warni, sementara di sebelah Timur cahaya mentari mengabarkan senyum dunia

Belek Rainbow

Siang itu hujan begitu derasnya sampai-sampai banjir mulai menyentuh ambang batas normal, sampai bibir jembatan. Beberapa anak sedang bermain kapal-kapal kertas sambil tetawa-tawa dengan baju yang basah seakan lupa bahwa masuk angin bisa menyerang kapan saja. Aku teringat masa lalu saat seusia mereka, bermain hujan sampai dijewer Mama he..he..he. Aku yang sudah dandan rapi akhirnya terduduk diteras sambil ber Whatapps ria dengan kekasih-kekasihku #ups ..he..he... Sepuluh menit kemudian hjan berhenti dan tiba-tiba matahari bersinar cukup terik. Aku memandang keluar rumah, air perlahan mulai surut dan kapal-kapal kertas itu mulai kandas diujung tong sampah kompleks dan anak-anak basah itu mukai bubar diteriaki orang tua mereka, aku kembali berendesvouz. Saat aku ingin bersiap menuju Mall, ekor mataku memandang satu fenomena diujung Barat, sebuah garis lengkung dengan tujuh warna,mejikuhibiniyu, merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila dan ungu. Kembali aku teringat masa kecil saat nenek bercerita tentang legenda Jaka Tarub dengan Dewi Nawangmulan yang bidadari dari kahyangan. Pelangi konon, erupakan jalan bidadari menuju persada untuk mandi. Hmm, mandi ... Pemandangan indag tentunya, husssss piktor *** Sore di mall itu mataku masih terobsesi pada pelangi. Saat masuk mall, aku sudah disajikan dengan pameran perumahan dengan backdrop pelangi, sambil aku lihat-lihat rumah itu aku lihat developernya "Pelangi Bangun Ceria", wah pelangi lagi. Selesai melihat pameran rumah yang SPG-nya mengenakan blazer pelangi aku menuju sebuah cafe. Blackberry-ku bergetar, ada BBM dari Roy : "John, kita ketemuan di Cafe Pelangi, lantai 2", lho koq pelangi lagi. Sampai di Cafe Pelangi aku bertemu Roy, "pesen apa John?". Sambil duduk di kursi bermotif pelangi, aku bertanya pada Roy, "kamu pesen apa?" "aku pesen es teler pelangi, enak lho seger John". Jiaaaaaahhhh pelangi egen, pikirku."ya udah deh, samain aja dan kue yang khas disini ya John". Kemudian kami berbincang tentang konsep panggung Classmate SMA kami dan lagi-lagi Roy mengajukan konsep panggung dengan backdrop .... Pelangi *** Selesai pertemuan yang hidangan khasnya bolu pelangi itu akj segera pulang dan langsung mandi, sholat dan tidur. Lelah sekali hari ini, aku tidur lelaaaaaaap sekali dan bermimpi menjadi Jaka Tarub. Paginya aku dibangunkan Mama diajak jama'ah oleh Papa dan Angel, adikku. Aku melewati ruang tengah untuk mencapai kamar mandi untuk berwudhu, sambil Mama berkata, "Minum dulu tehnya John". Saat aku menuju meja makan, mendadak Angel tetawa terbahak-bahak, Kak John ... Lucu sekali, lihat deh Ma, Pa dan berderailah tawa mereka bertiga. "coba kamu ngaca dulu John", kata Papa sambil menutup mulutnya. Lalu aku menuju cermin di atas wastafel dekat ruang makan itu, yaaaaaaa ammmmpuuuunnnn ... Aku lihat mata, ada Belek Rainbow

Metro Mini dan Coil

kiri sekali!!! Blok M, Blok M, Blok M!!!!! Lewat Cipete, kosong kosong kosong!!!! Teriakam Parno emang bikin parno gw, kenceng bener coy, sampe-sampe sering gw tutupin pala gw sama topi laken ntu. Pagi nhi cerah banget, gw aja dah dapet Rp 50.000 sepagian nhi, gw liat thu apotik baru buka, berarti sekarang jam delapan, cuman tiga jam udah dapet limapuluh rebu, alhamdulillah. Mudah-mudahan nhi hari aman selalu sampe sore ntar. Tariiiiiiikkkkkkkkk, dah penuh bos!!!!! Teriakan Parno bikin gw agak kaget,langsung gw masukin gigi dua, gw jalanin nih Metro Mini meninggalkan perempatan Fatmawati pas depan Apotik Retna, dari spion gw liat Parno seenaknya aja ngelempar duit duarebuan sama preman kampung yang jadi timer disitu. Tampak Parno narikin ongkos penumpang dari belakang kedepan, sampe depan, gw tanya dia, "elo apain thu Paijo?". "Paijo sapa Bang?", tanya Parno. "itu timer ntu", kataku sambil berhenti didepan Rumah Sakit Setia Mitra, ade ibu-ibu sama anaknya naek. Parno keliatan gesit bener nolong thu emak-emak dan ngmong deh thu orang, "oooooo, si Troy ntu, Bang? kurang ajar juga die, nama Paijo jadi Troy, jauh amat. Pantesan thu anak gak gede", keberatan nama kayaknya", Parno cekakakan setelah tahu nama asli Troy, preman kampung yang aslinya Paijo ntu. Jalanan lancar bener sampak Metro Mini gw sampe di depan Lotte Mart, pertigaan Cipete Raya. Tiba-tiba ada mobil belok dari arah Blok M pas didepan SLB Santi Rama nyang berenti di tengah jalan. Klakson-klakson mulai deh ngegonggong bikin pusing. Mobil ntu ternyata mogok coy, terus nyang naek thu cewek, keliatan dia stress berat. Gimana kagak stress, lha mobil mogok ditengah jalan, udah gitu klakson dari mane-mane. Gw pinggirin nih Metro Mini tus gw teriakin Parno, "No, turun, bantuin gw dorong mobil ntu. Bapak-napak, Ibu-ibu, Kakak-kakak, sebentar ya, aye nolongi thu mobil", ktata gw sambil terus aja keluar dari pintu samping dan ame Parno ngedorong thu mobil. Sampe pinggir jalam, gw suruh thu cewek buka bagasi. Gw liatin semua bagian mesinnya dan ternyata bener mobil ini mogok, sambungan ke coilnya copot. Gw bersiin sama anduk gw yang biasa gw bawa di leher, terus gw pasang lagi. "oke Nom, distarter ya!!", teriak gw. Bruuuuuummmmmmm mesin mobil idup. gw tutup kap mobil dan gw jalan aje ke Metro Mini yanb udah nungguin. Si cewek yang puna mobil ntu, nahan lengen gw, "makasih ya bank, ini buat beli rokok", dia selempetin duit seratusa rebu beberapa lembar ke bw. Langsung bw tepis aja thu tangan. "maaf Non, aye dah bisa nolong Non aje dah seneng. Ntar Non cek aje ke bengkel resmi minta di tune up total mobilnye, dah lama gak kebengkel kayaknya, aye nari, dulu ya Non", gw tinggalin aja thu cewek berkerudung yang putih, manis dan hmm pokoknha, sempurna. "maap ya, aye betulin thu mobil sebentar, kasihan die", kata gw sama penumpang. "gak ape-ape bang, seneng bisa nolong sesama", seorang bapak dengan kemeja putih menenangkan suasana dan kembali gw ninggalin cewek dan mobilnha yang masih nganga karena bingung, ada yang nolong tapi gak maj dibayar. Gak kerasa, udah saatnya Maghrib, alhamdulillah hari ini dapet empatratus tujuhpuluh lima rebu, gw bayangin pada seneng deh anak-anak. *** Pagi nhi gw dah rapi, pake gamis krem dan peci, seneng ati gw, gak sia-sia semaleman ngedekor panggung sama anak-anak. Pagi ini Maulid Nabi Muhammad SAW dan di panti asuhan ini emang lagi ngadain tasyakuran maulid dan mau ada rombongan donatur yang mau dateng. Persiapan semuanya dah kelar sampe segala makanan juga dah siap, rencananya, ada seratus limabelas anak yatim di Panti Asuhan ini yang akan ketemuan sama pata donatur. Pas jam sepuluh acara dimulai, ada pembacaan kalam illahi, ada pentas seni dan tentunya ada ceramah dari udztad Nur Ahmadi, Lc, da'i terkenal di kota nhi. Gw pas banget gak bisa kawan thu acara, gw harus ke dalem panti ada mesin pompa air yang ngadat dan perlu diservice. Daripada anak-anak gak mandi mendingan gw gak ikutan acara tapi mesin oke lagi. Pak Kyai pasti dah mantep deh ngawal acara nhi. Pas dzuhur acara selesai dan gw juga dah selesai betulin pompa aer, setelah sholah jama'ah saatnya makan. Pas gw udah ambil nasi uduk dan pete goreng sama sambel goreng krecek dan kerupuk udang trus gw mau duduk,Pak Kyai panggil gw, "Tyo, kesini dulu loe". Segera aja gw taroh piring dan makanan itu di kursi, gw samperin kyai dan gw cium tangannya. "kenalkan Pak Roy, ini Listyo, anak muda yang saya ceritakan itu. Tyo, ini Pak Roy yang udah banyaaaaaaak bantuin kite". Sambil sedikit membungkuk gw raih tangan Pak Roy dan gw cium, tampak Pak Roy menggenggam erat tangan gw. "luar biasa kamu Tyo", puji Pak Roy ke gw. "Bapak bisa aja, terimakasih udah banyak bantuin kite disini Pak". "Rani!!", tiba-tiba aja Pak Roy memanggil sebuah nama dan dari balik tirai ruangan sebelah. Gw angkat kepala gw dan hampir bersamaan, "eh kamu, katanya. "eh elo", kata gw. "ini anak saya, Tyo. Rani, ini Tyo, andalanya Udztad Abu Bakar yang papa ceritain tempo hari. Ternyata kalian sudah kenal ya?", Pak Roy sedikit kaget. "Papa, ini sopir Metro yang Rani ceritakan seminggu yang lalu, ternyata ......"; Rani berkata sambil menunduk "Listyo ini calon Mastef Sumber Daya Manusia, dasarnya Insinyur Teknik Mesin. Kemarin selama tiga bulan dia susun tesis tentang pengemudi angkutan umum dan ketaatan pada aturan lalulintas", jelas udztad Abu Bakar. "pantas, pintar sekali memperbaiki mobil Rani kemarin, terimakasih ya", masih sambil tersipu Rani ngomong. "baiklah Udztad Abu, saya dan Rani pamit, sampai bertemu lagi", Pak Roy bangkit dari kursi dan menyalami serta memeluk udztad Abu. "jazakallah Pak Roy, sehat dan berkah selalu", sambut udztad Abu. "mari Tyo, saya tunggu kerumah dengan udztad Abu ya, saya berharap kamu siap ta'aruf. Saya ingin kamu bimbing Rani untuk kehidupannya kelak", sambil meluk gw dan genggem erat tangan gw. Gw nyaris limbung dan gak nyangka, sementara udztad Abu menepuk bahu gw dan anterin mereka pulang ninggalin gw yang gantian nganga

22 Januari, 2013

22 Januari

"Mas, jangan. Kita khan belum menikah. Mas tega melakukan ini?", kalimat itu masih tengiang ditelingaku saat Cindy mendorong tubuhku dikamar itu "tenang sayang, aku akan bertanggungjawab. Tiga tahun kita bersama, pastilah aku akan selalu bersamamu sampa akhir", aku mulai keluarkan jurus-jurus merayu Ucapan sendu kembali terlontar, "tapi Mas, apakah Mas bisa meyakini diriku bahwa kita akan selalu bersama?". Hmm tampaknya dia mulai luluh, lampu dikepalaku semakin terang benderang Kudekati dia dan kubisikkan di telinganya, "sayang, tidakkah kau yakin dengan ketulusan cintaku, aku telah berjanji padamu, aku sudah datang kerumah orangtuamu dan menyakinkan mereka". 22 Januari kita berjanji Coba saling mengerti apa didalam hati 22 Januari tidak sendiri Aku berteman iblis yang baik hati ******* Tiga tahun tiga bulan silam, aku selalu naik metromini jurusan PondokLabu - Blok M, aku yang naik dari depan RS Fatmawati selalu punya metromini favorit, Metromini dengan tulisan scotchlight kuning "Virgo", pas benar dengan zodiakku. Interiornyapun cukup rame dengan hiasan-hiasan manstaf. Yang paling aku suka adalah hiburannya, supir Metromini itu selalu memutar lagu-lagu Iwan Fals, salah satu musisi yang aku suka. ....... dan selalu di halte Pasar Mede sesosok wajah manis pada waktu yang sama naik dan duduk tepat diseberang pintu depan. Awalnya sih biasa saja (kayak lagu), aku duduk didekat pintu, dia diseberang kananku, kami biasa saja dan tanpa tegur sapa, paling hanya senyum kecil. Sampai pada suatu pagi yang dingin dan basah karena hujan semalaman, aku duduk ditempat favorit di Metromini "Virgo", dia naik di Pasar Mede. Saat dia naik, tiba-tiba SiVirgo nge-gas agak kaget, kontan dia kehilangan keseimbangan dan terhuyung kearahku, reflek aku pegang tangannya agar tidak jatuh, kutuntun dia duduk disebelahku. "maaf Mas, saya tadi kaget", katanya agak terbata-bata "sorry ya neng, tadi ngegasnya kaget", setengah berteriak sopir Metomini itu sambil terus mengemudikan si Virgonya Sambil kuulurkan segelas air dalam kemasan, "gak apa Mbak, minum dulu". Seperti ragu dia terima minuman itu, aku seperti bisa membaca pikirannya. "tenang Mbak, itu air minum biasa koq, gak seperti kata koran kriminal he..he", setengah bercanda kataku. Lalu diminumnya air itu, "makasih Mas", ujarnya mulai tenang. Lalu kami bercerita dan ngobrol tentang diri masing-masing. Selama tiga bulan kemudian kami selalu duduk bersebelahan dan sering janjian setelah pulang kantor, sampai akhirnya pada suatu malam dibawah temaram lampu di Taman Blok M ku ajukan proposal cinta dan dia mengangguk tanda setuju, malam itu kuakhiri dengan kecupan Embut dikeningnya dan sebuah pelukan di bahu. Jalan berdampingan Tak pernah ada tujuan Membelah malam Mendung yang selalu datang Ku dekap erat Ku pandang senyummu Dengan sorot mata Yang keduanya buta ***** Kebersamaan selama tiga tahun tanpa terasa kulalui bersamanya, Sabtu malam menjadi hari-hari wajib merenda kasih bersamanya, aku sudah kenal keluarganya, demikian juga dengannya, sudah kenal keluargaku. Aku masih belum dapat menikah, aku terikat peraturan perusahaan untuk tidak menikah selama jangka waktu tertentu, dan baru berakhir tahun depan. Itu artinya aku harus menjalin kasih selama empat tahun sebelum menikah. Kami cukup bersabar dan selali menjaga kasih sampai tiba saatnya nanti, menyenangkan dan sangat menyenangkan. Lalu kubisikan sebaris kata-kata Putus asa....sebentar lagi hujan **** "Cindy, aku cinta kamu", kusentuh bahunya. "Mas, aku yakin akan cinta kita, tapi apakah harus kita lakukan sekarang?", dia mendongak dan memandangku, masih dengan sendu. "insya Allah sayang, satu tahun lagi akan sangat singkat, yuk", kuraih tangannya dan kubimbing dia menuju ranjang. "baiklah Mas, kubuka dulu ya sayang", sahutnya sambil membuka kardus dan mengambil dua buah mug putih, satu bertuliskan "PAPA" dan satunya bertuliskan "MAMA" "oke manis, aku kopi hitam ya sayang, buatkan", sahutku sambil tersenyum dan duduk di sofa TV itu. Diluar hujan masih turun dua buku teori kau pinjamkan aku Tebal tidak berdebu kubaca slalu empat lembar fotomu dalam lemari kayu kupandang dan kujaga sampai kita jemu

22 Januari

22 Januari by IwanFals 22 Januari kita berjanji Coba saling mengerti apa didalam hati 22 Januari tidak sendiri Aku berteman iblis yang baik hati Jalan berdampingan Tak pernah ada tujuan Membelah malam Mendung yang selalu datang Ku dekap erat Ku pandang senyummu Dengan sorot mata Yang keduanya buta Lalu kubisikan sebaris kata-kata Putus asa....sebentar lagi hujan dua buku teori kau pinjamkan aku Tebal tidak berdebu kubaca slalu empat lembar fotomu dalam lemari kayu kupandang dan kujaga sampai kita jemu

15 Januari, 2013

Tantangan itu adalah Peluang Terbaik - Ekspedisi Waeapo II

Seperti biasa, perjalanan tengah malam sampai pagi menjelang melalui sebuah penerbangan tanpa henti dari Bandara Soekarno-Hatta sampai Bandara Pattimura diisi dengan ‘bertapa’ alias molor alias dalam mimpi panjang. Pak Santi dengan Innova hitamnya sudah siap dan segera membawa kendaraan di pelataran. Setelah meneguk kopi hitam, penginapan adalah lokasi paling pas untuk membersihkan diri dan menyimpan barang bawaan. Selepas tengah hari, perjalanan keliling salah satu sisi kota Ambon dilakukan setelah makan siang dengan ikan kuah kuning. Komunikasi melalui panggilan telephone atau BBM dan SMS sangat mudah mengalir, mengisi sebagian waktu disiang yang terik.

Selepas makan siang, perjalanan menuju kawasan Maluku Tengah dilakuan melewati sisi bandara. Kondisi wilayah Maluku Tengah yang sedang melakukan persiapan pemilihan Pimpinan Daerah sangat indah disepanjang pantai, seandainya dilakukan eksplorasi wisata pntai, tentunya akan menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang menarik. Perjalanan berlanjut sampai ujung Teluk Alang yang merupakan tanah kelahiran Gubernur Maluku, Bapak Karel Albert Rarahallu. Sore menjelang dan perjalanan sepanjang siang sampai sore itu menyisakan kepuasan yang sangat saat mendalam akan keagungan Yang Maha Memberi. Persiapan satu jam menuju waktu untuk segera ke pelabuhan dan berangkat ke Namlea. Selepas mampir membeli handuk, perjalanan menuju Pelabuhan kecil bernama Waeame sangat lancar dan segera menyewa sebuah sampan bermotor (disana dikenal dengan nama Speed Boat). Kurang dari sepuluh menit, speed boat sudah mencapai pintu sisi kanan KMP Elizabeth II, langsung menuju ke lantai III kamar 20, kamar yang sudah dipesan oleh Pastor Oche sebelumnya. Kondisi kamar yang ber-AC dan rasa kantuk yang masih menggantung segera membawa ke alam mimpi setelah selesai membayar administrasi kapal dan kamar. Alarm sudah disetel tepat pukul 03.00 dengan harapan ada waktu untuk mempersiapkan diri sebelum sandar. Ternyata ada satu hal yang keliru, alarm disetel pada hp dengan waktu menunjukkan Waktu Indonesia Bagian Barat sehingga tidak ada alarm berbunyi, melainkan sebuah panggilan yang ternyata dari Iron (Heronimus Reyaan –driver Paroki Maria Bintang Laut) pada pukul 04.00 WIT, dengan bertatih-tatih gorden kamar tersibak dan terhampar lautan, “masih belum sampai Ron, nanti kalau sudah sandar saya kabari”, demikian isi telephon-ku padanya. Kubuka pintu kamar dan bergegas menuju toilet, weits .... ternyata aku sudah sampai dan kapal sudah sandar, mungkin sudah setengah jam lalu, bergegas ku telephon kembali Iron dan menyampaikan bahwa aku sudah sandar. Bertatih kujinjing tas pakaian, tas obat-obatan ternak dan kardus rumput serta kugendong ransel setelah laptop dan ubo rampenya dimasukkan kedalam ransel. Sambil menunggu Iron, aku duduk di buritan atas sambil melihat turunnya penumpang lain dan sepeda motor. Setelah Iron sampai, perjalanan menuju Kepastoran Namlea adalah destinasi berikutnya. Selepas shubuh, menanti sambil menonton televisi dan tentunya mereguk kopi adalah aktifitas pengisi Minggu pagi sampai Bruder Petrus bangun dan bersiap memimpin kebaktian sore itu. Diskusi kecil tentang kondisi terakhir di Metar, dataran Waelo, kecamatan Waeapo memberi informasi yang mencengangkan, membangkitkan rasa keprihatinan dan menjadi tantangan dengan nilai peluang luar biasa.

Kebanyakan masyarakat Waelo saat ini, khususnya laki-laki sedang demam menambang emas. Banyak aktifitas yang ditinggalkan untuk pergi mendulang emas. Sebuah keprihatinan, karena efek sosial yang negatif sangat mungkin terjadi dan ‘pemanfaatan’ masyarakat oleh pendatang akan sangat mungkin terjadi, mengingat keterbatasan informasi tentang hal baru tersebut. Memang benar adanya, emas bagaikan gula yang menarik semut-semut untuk berdatangan, tak ayal berita tentang emas menjadi sengatan magnit yang sangat dahsyat, ribuan orang berduyun mendatangi gunung emas dan mengadu nasib mendulang emas, dari Pulau Buru sendiri, dari Sulawesi, dari Jawa semuanya bedatangan ke Dusun Wansait, Anhoni dan Sampeno . Emas yang bentuknya seperti vetsin itu menjadi incaran banyak penambang. Dengan karcis masuk sebesar Rp 100.000 per orang per hari, ditambah dengan bekal makan , mereka mentargetkan harus mendapat minimal 1 gram emas per dua hari sehingga dengan perhitungan satu gram yang dihargai Rp 350.000 (sebelumnya sempat Rp 450.000 per gram, lalu turun kerena ada usaha konspirasi ‘menterpaksakan masyarakat’), dikurangi biaya ‘parkir diri’ sebesar Rp 200.000, dikurangi lagi dengan biaya makan dan rokok sekitar Rp 75.000 – 100.000, maka masih ada Rp 50.000 sebagai upah kerja. Rata-rata mereka mendapat 1,5 – 2 gram emas. Hampir setiap sudut pembicaraan warga selalu berkisar tentang emas, emas dan emas. Beberapa titik sumber emaspun terkuak, ada di Dusun Metar, Desa Wabsalit dan Desa Weflan. Pemerintah Daerah berencana mengambil alih lokasi pada awal Februari nanti, dengan alasan keamanan dan pengelolaan yang lebih baik.

"Blusukan" - Jakarta dan Eksekusi Kebijakan

Pak Joko Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta sudah menunjukkan talentanya sebagai pemimpin dan benar"memberikan sumbangsih dalam memimpin sebuah wilayah. Gelar tiga besar walikota sedunia seakan mengukuhkan betapa sosok Jokowi -demikian dia biasa dipanggil, sebagai sebuah salah satu ikon pemimpin ideal negara ini. Selama memimpin kota Solo, Jokowi mempersembahkan sebuah kota yang berbudaya, bernilai dan memanjakan warganya. Saat ini kegiatan Jokowi telah dilaksanakan dengan pembagian tugas yang apik dengan Ahok sebagai Wakil Gubernur. Kegiatan 'bulusukan' yang merupakan strategi untuk mendapatkan informasi langsung dilapangan dan mengambil tindakan untuk menyelesaikan masalah cukup efektif menyelesaikan masalah jakarta. Tanggapan positif dan mirin diterima Jokowi dengan senang hati dan kegiatan 'blusukan'nya malah semakin populer dan membuat Presiden SBY melakukan hal serupa. Kegiatan 'blusukan' yang sedang dilaksanakan oleh Jokowi tentunya akan lebih efektif dan bernilai serta membuat eksekusi menjadi lebih terarah bila Jokowi juga mempersiapkan TEAM BLUSUKAN yang bertugas menjadi spionase sehingga Jokowi akan lebih mudah dalam mengambil keputusan dan eksekusi kebijakan. Jokowi juga akan memiliki masa untuk berdiskusi tentang aktifitas internal dengan Wagub serta membuat kelancaran dalam melahirkan konsep-konsep baru untuk kemajuan Jakarta kami cinta Pak Jokowi dan kami ingin Bapak lebih manstaf dalam menata Ibukota

08 Januari, 2013

#tanamsatupohon

siang ini aku mendapat mention di akun twitterku @ekabees dari @sobatbumi_ID tentang sertifikat penanaman pohon di Taman Nasional Masigit Kareumbi sebagai Wali Pohon rasa senang karena mampu berbuat untuk negeri ini, terutama untuk kelestarian alam. budayakan untuk #tanamsatupohon hanya satu saja pohon dan hijaulah persada mari melanjutkan menanam dan lakukan saja penanaman itu tapi jangan pernah berfikir untuk memanen kartini sobat bumi ‏@sobatbumi_ID @ekabees terimakasih sdh berpartisipasi di Kartini Sobat Bumi. Lihat sertifikat pohonmu di http://bit.ly/RD6wuv ID:022001 PASS:ees

01 Januari, 2013

tulisan pertama

pagi bangunkanku dari tidur malam yang luar biasa. kusadar ada janji yang harus kutepati, banyak keinginan yang harus kurealisasi dan banyak nilai yang ingin kugoreskan di prasasti kehidupanku. kugerakkan diriku pada selembar kain tebal, kuendapkan jiwa dalam kepasrahan hati dan kupanjatkan pengagungan lebih dari yang biasa pagi ini sama seperti pagi-pagi yang telah lewat, kurang lebihnya sama saja, tetapi aku selalu ingin ambil moment dalam setiap goresan hikmah kehidupan, ya .... tahun baru coy, saat aku merasa seperti terlahir kembali aku gak begitu peduli tentang cerita-cerita seputaran 1 Januari, ada yang bilang bahwa ini gak sesuai dengan syariat, ada yang bilang bahwa ini adalah moment penghambaan pada Dewa Janus melalui pengorbanan atau cerita- cerita yang menyatakan miring. buat aku, jalani saja dengan hati nurani, kendalikan dengan akal sehat dan lakukan dengan tahapan penuh makna. selama kita berjalan pada koridor, selama itu kita berada pada sebuah pengendalian diri yang manstaf. banyak yang bilang bahwa pergantian tahun banyak diisi hal-hal maksiat dll dll, menurut aku bukan masalah perayaannya, tapi perbaikan kultur budaya sejak dasar. masalah pelaksanaan perayaan itu teknis, kulitnya saja, karena yang paling esensi adalah pemaknaan diri dalam kondisi diatas. kalau kita dalam kondisi manstaf, maka setiap pagi adalah kelahiran jiwa baru, kelahiran hati yang manstaf dan luar biasa. ambil saja moment itu dan lakukan yang terbaik untuk orang lalin dan diri sendiri gak usah pikirin hal-hal negatif dan ritualisme ajaran lain, kita khan punya pembeda yang membuat kita adalah umat yang manstaf, yang penting istiqomah dalam menjalankan dan konsisten dalam melakukan oke, guys ... selamat mengejawantahkan #resolusi2013

Mengenai Saya

Foto saya
keberadaan saya didunia ... bagi saya adalah keberkahan yang sangat besar .. anugerah tiada tara .. dunia peternakan menjadi salah satu tempat terindah yang saat ini saya selami ... sedikit yang saya dapat berikan saat ini ... sedikit yang dapat saya abdikan saat ini ...

COWMANIA

COWMANIA